“ sayang, kami dengarkan mama! Mama sudah sakit sakitan, mama juga ingin melihay kamu menikah dan punya anak!” tutur mama kepada hani
Seketika hani terdiam, ucapan mamanya bagaikan bomerang baginya karena ucapan yang susah untuk di bantahnya
“ Aku akan meminta hans menikahiku, ma!” jawab hani dengan memelas
“ sayang, mama dan mama calon suami kamu itu sahabatan, bahkan dia yang selalu memberikan waktunya untuk menemani mama ketika papa dan kamu sibuk mengurus perusahaan, dan mama sudah banyak berutang budi kepadanya!” ungkap mama dengan lembut
“ tapi ma! Aku ngak mungkin menikah dengan pria yang aku tidak kenal” jawab hani
“ Besok malam kamu juga akan kenal sayang, lagian kamu dan dia itu dulunya sahabat dekat sebelum kita pindah kesini dan mereka juga waktu itu pindah ke bandung jadi kamu dan dia tidak pernah berjumpa lagi!” jelas mama yang masih bicara dengan lembut kepada hani
Hani pun terdiam, begitu sulit mengambil keputusan yang sama sama membuatnya rugi, di satu sisi ada hans pria yang begitu di cintainya dan satu lagi ada mama wanita yang sudah dengan melhirkan dan membesarkannya dengan kasih sayang bahkan sampai hari ini mamanya selalu berlaku lembut kepada hani.
“ besok malam luangkan waktu kamu untuk menemui calon suami dan orang tuanya!” titah papa kepada hani
Hani masih terus diam membisu, dia tidak menjawab sedikitpun ucapan dari papanya, pikirannya melayang jauh memikirkan bagaimana hubungannya dengan hans, mana mungkin dia memutuskan secara sepihak dan hans yang selama ini telah banyak membantunya bagaimana mungkin dia menghancurkan hati pria itu.
“ Bagaimana dengan hans, pa?” lirih hani dengan wajah cemasnya
“ Akhiri saja hubungan kalian!” Jawab pap dengan santai
Hani pun menatap dalam ke kedua bola mata papanya “ ngak semudah itu pa, pasti dia akan hancur pa!” jawabku “ seandainya saja aku yang ada di posisi itu pasti papa juga akan terluka kan!” ungkap hani
“ sayang, kalau semuanya di bilang baik baik tidak akan ada yang terluka, kamu bisa menjelaskan kepadanya dengan baik, mama yakin kamu pasti bisa menyelesaikan dengan hans secara baik baik!” jelas mama yang menarih rasa percaya tinggi kepada hani
“ ntah lah aku sendiri ngak yakin” ucap hani dengan wajah yang sudah di penuhi rasa cemas “ aku kemar dulu ma pa, capek mau istirahat” pamit hani
Hani pun berdiri dari tempat duduknya
“ kamu ngak makan dulu, sayang?” Tanya mama ketika melihat hani yang sudah berdiri dari duduknya
Hami memggeleng “ aku sudah makan tadi di kantor ma,bareng bela dan cinthya! Aku ke kamar dulu ya ma!” hani pun segera beranjank pergi meninggalkan papa dan mamanya.
“ perjodohan, aku membencinya!” ucap hadi dan hani secara bersamaan namun di rumah dan kamar yang berbeda.
Bulan dan bintang dengan cepat meninggalkan malam berganti dengan matahari yang sudah memunculkan wajahnya.
Hadi mengerjap kan matanya “ kenapa aku tidak ingin hari ini datang” hadi pun kembali menutup matanya kembali menuju ke alam bawah sadarnya.
Hingga beberapa jam berlalu setelah hadi kembali menuju ke alam mimpi, sayup sayup suara seorang wanita terdengar membangunkannya
“ sayang bangun kamu ngak berangkat ke kantor” suara mama terdengar merdu di telinga hadi.
Hadi pun membuka ke dua matanya “ kenapa ma bangunin aku pagi pagi begini” protes hadi yang masih mengantuk
“ Sudah siang bukan pagi lagi!” ucap mama dengan lantangnya.
Mama pun mengambil jam kecil dari nakasnhadi dan menunjukkan ke arahnya “ lihat ini sudah jam berapa?”
Hadi pun membuka matanya di lihatnya jambitu sudah menunjukkan pukul 11:00 siang , hadi pun dengan cepat bangkit dari tidurnya dan berlari dengan kencang menuju kamar mandi
“ Kenapa mama ngak bangunin aku dari tadi sih, kalau begini kan aku hisa di pecat dari perusahaan sialan itu” teriak hadi dari dalam kamar mandi.
Mamanya pun hanya menggelengkan kepala melihat aksi konyol putra satu satunya itu, iya putra satu satunya yang sampai hari ini masih bersifat kekanak kanakan di usianya yang sudah menginjak 30 tahun, walaupun sudah 30 tahun hadi masih terlihat begitu muda karena gaya hidupnya yang sehat di tambah lagi mamanya yang selalu cerewet kalau tau dia minum dan merokok sebagaimana pria pada umumnya.
Setelah selesai dengan pakaian lengkap, dan tatanan rambut rapi yang membuat hadi terlihat tampan dia pun segera turun menuju ke dapur untuk mengisi perutnya yang kosong
“ ma, aku sarapan di mobil saja” ucap hadi ketika melihat mamanya di dapur.
“ Bukan sarapan lagi sayang, tapi sudah waktunya makan siang” seru mama “ coba lihat jam tangan kamu?” Perintah mama
Raja pun melihat ke arah jam tangannya “ hahaha, sudah jam 12 saja, bisa kena semprot aku dengan atasan b******k itu” ketus raja
Mama yang mendengar penuturan hadi pun segera menatap ke arah anaknya “ siapa atasan b******k itu?” tanya mama, karena yang mamanya tau selama ini anaknya memegang perusahaan cabang milik suaminya dan menjabat sebagai ceo disana.
“ Nanti aku cerita, aku cabut dulu ya ma!” hadi pun segera berjalan dengan cepat menuju ke tempat mobilnya terparkir.
Dengan mengendarai mobil sedan hitam miliknya hadi pun mengendrai mobil itu dengan cepat membelah jalanan macet karena sudah memasuki jadwal makan siang. Setelah berkendara 30 menit hadipun sampai di sebuah perusahaan besar “ Ratajasa Group” begitulah nama tulisan yang terpanpang tepat di gerbang utama perusahaan itu.
Dengan cepat kilat hadi memasuki perusahaan itu, semua mata tertuju kepadanya apalagi kaum hawa di perusahaan itu. Melihat hadi bagaikan melihat artis papan atas yang wajahnya bers liweran di tv tv. Hadi hanya mampu melebarkam senyumnya agar terlihat ramah, walaupun sebenarnya dia paling malas melihay wanita wanita yang di anggapnya ke centilan itu.
Setibanya di lantai 4, lantai khusus divisi 1 tempatnya bekerja, raja pun berjalan secara perlahan lahan, melihat kondisi divisinya.
Senyum cemerlang pun tercipta dari bibirnya “ untung saja sudah jadwal makan siang, jadi si bos gila itu sudah tidak ada!” batin hadi
Hadipun kembali berjalan dengan santai dan segera duduk di kursinya dengan tenang. Diapun segera memeriksa beberapa pekerjaannya, untung saja hadi mempunyai otak yang cerdas jadi dia bisa dengan cepat mengerjalan semua pekerjaannya dengan baik.
Hingga jam istirahat berakhir seluruh karyawan telah kembali menuju ke ruangannya untuk beraktivitas.
“ Bapak hadi rupanya sudah datang” ucap seorang pria dengan postur tinggi dan klimis yang menjadi bosnya di divisi tempatnya bekerja
Raja pun segera berdiri dan memberi hormat “ maaf bos saya telat, mobil saya mogok di jalanan jadi harus menunggu kang derek dulu” ucap hadi memberikan alasan.
Pria itu pun berjalan menuju kursinya “ selesaikan semua yang sudah saya kirimkan kenkomputer kamu!” titahnya tanpa melihat ke arah hadi
“ Sudah selesai, pak dan sudah saya kirim kembali ke email bapak!” jawab hadi yang kini talah nerubah posisinya menghadap ke hans, ya hans begitu lah panggilannya di kantor, dengan nama lengkap hansel prayoga namun biar kedengaran keren rekan kerjanya lebih senang memanggilnya dengan hans.
Hans menatap layar komputernya memeriksa semua pekerjaan yang sudah di selesaikan oleh hadi, tampak anggukan kepalanya yang menandakan kalau dia puas dengan pekerjaan hadi
“ 10 menit lagi kita ada meeting, persiapkan diri kamu karena untuk kali ini kamu yang akan mempresentasikannya” ucap pak hans sembari menunjuk ke arah hadi.
Hadipun di buat terkejut karena sudah hampir 3 bulan dia bekerja di perusahaan ini dan baru ini pertama kalinya dia diminta mempresentasikan hasil kerjanya
“ Baik pak” jawab hadi dengan menunduk.
Hadi pun belangkah ke tempat duduknya kembali dan melihat semua teman temannya memberikan jari jempolnya. Hadi pun hanya tersenyum lebar namun hambar, karena hans yang selalu memerintahnya dengan hal yang tidak wajar, buktinya hari ini tanpa sepengetahuan hadi dia dengan enak saja meminta hadi mempresentasikan hasil kerjaan di divisinya yang jelas jelas itu butuh waktu untuk mempersiapkan semuanya namun dia Cuma mengatakan 10enit lagi, berarti hadi harus mempersiapkan semuanya dalam waktu 10 menit.
“ sialan, kalau bukan untuk mencari tahu kenapa perusahaan ini bisa berkembang pesat pasti tu orang sudah aku habisi” umpat hadi dalam hati dengan tangan yang sudah menggenggam dengan erat.
Hadi pun mengatur pernafasannya “ rileks, tenangkan diri 3 bulan lagi dan semuanya akan berakhir, akan aku habisi dia ketika sudah berada di luar” gumam hadi sekaligus melirik sekilas ke arah hans yang sibuk dengan layar komputernya.
Hadi dan beberapa rekannya memasuki ruangan meeting dan tak lupa pula pak hans yang sudah sampai duluan di ruang meeting itu, dengan melangkah pasti hadi pun berjalan ke depan untuk mempresentasikan pekerjaan dari divisinya, di lihat oleh beberapa petinggi perusahaan dan terkhususnya ceo itu, hanifa ratajasa wanita yang duduk tepat di depan hadi berdiri. Wanita cantik dengan rambut panjang yang selalu di gerai dan warna kulit seputih tahu.
Hadi menatap ke arah wanita itu, begitu juga dengan hani dalam hitungan menit sorot mata mereka saling beradu, dengan bola mata hitam nan meneduhkan membuat hadi sejenak terkesima dengan hani
“ Hhhmmm!” hans berdehem dengan kuat hingga membuat hadi tersadar dari lamunannya.
Hadi memperbaiki kemejanya kemudian segera mempresentasikan hasil kerja dari devisinya, deengan keyakinan dan rasa percaya diri yang tinggi dan sifatnya yang penuh wibawa membuat hadi mampu melakukan tugasnya dengan baik bahkan mendapatkan tepukan tangan dari para petinggi perusahaan termasuk ceo perusahaannya.
Selama meeting semua berjalan dengan baik hingga meeting itu selesai dan semua peserta satu persatu bubar dari ruangan itu, yang tersisa hanya hadi, hans, dan juga hanifa, hadi membersihkan semua hasil presentasinya kemudian pamit untuk kembali ke ruangannya
“ saya duluan pqk hans dan buk hanifah” pamit hadi dengan sopqn sambil menundukkan kepalanya sedikit
“ tunggu sebentar!” pinta hans ketika hadi melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu.
Hadi pun terhenti dan membalikkan tubuhnya kembali menghadap ke arah hans. Hans mengulurkan tangannya kedepan hadi
“ Selamat kamu telah berhasil meyakinkan ceo kita tentang kerja keras tim sebulan ini!” puji pak hans dengan tangannya yang sudah menjulur ke arahnya. Hadi pun membalas jabatan tangan itu.
Pak hans yang biasanya selalu ketus dan dingin di ruangan itu melihatkan senyumannya yang membuat hadi kebingungan. Hadi pun membalas senyuman itu.
Tidak lupa pula hanifa juga mengulurkan tangannya ke hadapan hadi namun karena jarak antara hadi dan hanifa terlalu jauh membuat hadi melangkah ke arah hanifa, namun seribu sayang tanpa hadi sadari kakinya tersangkut oleh kabel yang berada tepat di depannya yang membuat hadi menabrak tubuh hanifa dan membuat mereka terjatuh bersamaan.
Kedua tubuh itu bersama sama terjatuh ke lantai dengan posisi hanifa berada di bawah hadi.
Deg
Jantung hadi berdetak dengan kencang, di lihatnya manik mata hani dalama dalam, manik mata yang membuatnya merasa nyaman dari pertama kali melihatnya.
“ Kalian ngak papa?” tanya hans
Hadi pun segera berdiri meninggalkan hanifa yang masih terduduk di lantai, hans yang melihat hanifa pun segera membantu tubuh wanita itu berdiri
“ saya minta maaf, saya tidak sengaja” ucap hadi
Hanifah pun tersenyum licik “ tidak sengaja, dan kamu mengambil kesempatan untuk mendekap tubuhku!” jawab hani dengan lantangnya.
“ maaf buk, tapi saya benar benar tidak sengaja, saya tidak melihat kabel itu disana!” ucap hadi sembari meninjuk ke arah kabel yang tidak jauh dari tempatnya berdiri
Hanifa tidak menjawab, dia berjalan ke arah hadi
Plak
Sebuah tamparan mendarat di pipi kiri hadi yang membuat pria itu meringis kesakitan, hadi mengelus pipinya dengan satu tangannya yang sudah mengepal. Dalam hidupnya ini pertama kalinya di tampar oleh wanita
“ dia ngak sengaja han!” ucap hans membela hadi “ pergi lah biar saya yang urus!” perintah pak hanz
Hadi pun berjalan keluar dari ruangan itu.