BAB 11: MBAK NOVI

1735 Words
Hari itu dihabiskan Donny dan Morin untuk memindahkan barang dari rumah Mariska ke rumah baru mereka. Mereka dibantu Jono dan Supri. Morin memaksa Jono juga ikut dengan membawa mobil sedan yang diberikan Pak Andreas untuknya, Morin mengatakan kalau saat kembali ke rumah baru, dia dan mbak Novi akan naik mobil miliknya sendiri. Dasar anak jaman sekarang, pikir Donny. Di rumah Mariska, Donny tidak bisa banyak membantu dikarenakan kakinya yang masih di gips. Jadi memang tenaga Jono dan Supri dibutuhkan untuk membantu mengangkat barang mereka ke mobil. Saat Donny sedang mengarahkan Jono dan Supri untuk menyusun barang yang akan dimasukkan ke dalam mobil, mbak Novi datang menghampirinya membawa sebuah dus besar. “Pak Donny” “Iya mbak Novi?” “Ini barang barang alm, sepertinya ini surat surat, dokumen dan perhiasan alm, apakah mau dibawa semua? Masih ada satu dus lagi di kamar. Apakah bapak mau mengeceknya dahulu? Karena saya kurang mengerti penting tidaknya surat surat ini..” Donny masih menatap dus itu seraya berpikir jikalau dia memilah satu per satu dokumen ini pasti akan memakan waktu berjam jam. Akhirnya dia memutuskan akan mengeceknya di rumah baru saja nanti. Jika memang tidak perlu, nanti diletakan di gudang saja barangnya, yang penting segera bereskan yang ada disini dulu. “Tidak apa apa mbak Novi, dibawa semua saja barang barangnya, nanti saya periksa di rumah baru, sekarang sudah jam 3 sore, lebih baik kita segera bereskan ini agar bisa segera kembali ke rumah” “Baik Pak Donny” Jono lalu membantu Novi menyusun barang alm ke dalam mobil. Ketika kembali masuk ke dalam rumah, Novi mendengar suara Donny yang sedang berbicara di ponsel. Dia membalikkan badannya menatap punggung Donny, tiba tiba pikirannya berkelana memikirkan hal yang sudah dua hari ini mengganggunya. Apakah dia masih akan dipekerjakan? Sepertinya mulai sekarang Pak Donny yang akan mengurus Morin. Dari mobil yang dibawa oleh kedua supir yang terlihat mahal, Pak Donny pasti bisa menggaji orang yang lebih kompeten daripada dirinya, apalagi jika pria itu tahu latar belakangnya. Dirinya semakin murung, selain dia juga berduka atas meninggalnya sang majikan, dia juga menyanyangi mereka. Dia sudah bekerja selama tiga tahun semenjak majikannya menempati rumah ini. Mariska telah sangat baik padanya, mau menampung dan mempekerjakan orang tidak jelas sepertinya. Pikirannya kembali ke tiga tahun lalu, saat dia kabur dari mucikari yang membawanya dari kampung yang berdalih yayasan penyalur pembantu rumah tangga di Jakarta. Saat itu benar benar masa terkelam hidupnya. Saat itu di kampung juga dia sudah tidak punya siapapun. Dia tidak pernah mengenal ayahnya dan ibunya, dia hanya tinggal dengan nenek dari pihak ibunya yang telah meninggal sebulan sebelum sang mucikari datang. Betapa kagetnya dia dan beberapa gadis lain yang dibawa mucikari itu pada saat mereka sampai di Jakarta. Mereka bukan di bawah ke tempat pelatihan pembantu tetapi malah dibawa ke club malam dan langsung dijual saat itu juga. Mereka dipukuli saat menolak melayani tamu disana. ada satu gadis yang dipukuli hingga tidak sadarkan diri. Hal itu membuat dirinya dan gadis lain ketakutan dan terpaksa melakukan apa yang disuruhkan si mucikari. Setelah tiga bulan dipaksa menjadi p*****r, dia berusaha mempelajari club malam tempat sang mucikari menjajakan dagangannya agar bisa kabur. Dia harus berhasil kabur karena jika tertangkap, dia akan dipukuli dan diperkosa* oleh para tukang pukul si mucikari di depan teman temannya sesamanya. Hal itu dilakukan untuk membuat para gadis disana tidak berani untuk mencoba kabur. Dia sudah melihat beberapa temannya yang berusaha mencoba kabur dan tertangkap, ada temannya yang jadi cacat karena kakinya dipatahkan. “Sekarang dia tidak akan bisa kabur lagi” Kata mereka sembari tertawa saat gadis itu menjerit kesakitan. Setelah menunggu dua bulan akhirnya kesempatan itu datang saat dia melayani pelanggan di sebuah kamar lantai satu sebuah club malam. Dia merayu sang pelanggan untuk mandi bersama, lalu dia mengunci si pelanggan di dalam kamar mandi. Suara teriakan dari dalam kamar mandi tidak terdengar jelas sampai keluar karena suasana club yang sedang ramai saat itu. Dengan bunyi house music yang begitu berisik, akan sulit mengenali suara apakah suara tersebut dari dalam atau luar ruangan, walaupun di luar pintu kamar selalu ada penjaga yang mengawasi supaya gadisnya tidak kabur. Dia lalu memecahkan kaca kamar menggunakan kaki kursi, dia melempar sekuat tenaga bagian kaki kursi itu ke jendela yang terkunci. PRANGGG.. Kaca jendela itu pecah dan dia mengambil selimut menutupi seluruh tubuhnya untuk melindungi dirinya dari luka tertusuk sisi tajam kaca jendela saat dia melompat keluar. Dia mencontoh dari film action yang dia tonton di televisi. Saat si pemeran utama melompat keluar gedung tinggi terus menggelantung ntah di bagian mananya gedung atau bahkan pakai tali dan masuk ke lantai di bawahnya. Tapi dia hanya melompat keluar jendela di lantai yang sama. Selimut adalah improvisasinya karena kacanya tidak hancur dengan halus seperti di film film, jadi masih banyak sisi tajam yang bisa melukainya. Suara pecahan kaca terdengar hingga keluar pintu, sehingga penjaga di luar mulai mengetuk pintu, yang semakin lama semakin kencang karena tidak ada jawaban. Tidak lama pintu digedor dan terdengar teriakan dari sang penjaga untuk mencari kunci cadangan. Saat itu Novi sudah keluar dari jendela dan berlari sejauh mungkin. Dia tidak menggunakan alas kaki agar lebih mudah lari. Dia berlari tak tentu arah secepat yang dia bisa. Sudah setengah jam dia berlari tetapi tidak terlihat tempat yang buka, kondisi malam yang larut membuat suara dari jauh lebih mudah terdengar, apalagi toko toko sudah pada tutup. Di depannya dia melihat ada minimarket 24 jam. Dia berniat kesana untuk membeli minuman saat rungunya mendengar suara di kejauhan. Dia langsung panik dan membalik badan, belum terlihat ada motor atau mobil yang mengejarnya, karena jalan di depannya sekarang satu arah jadi akan terlihat jika ada yang membawa kendaraan melawan arah. Dia langsung masuk ke minimarket 24 jam tadi, karena hanya itu tempat yang dia lihat bisa dimasuki, yang lain sudah tutup. Di dalam sana dia kebingungan harus kabur kemana lagi, bayangan dia ditangkap dan diperkosa dan dipatahkan kakinya membuat dia terisak. Tiba tiba seorang wanita menyapanya dan menanyakan apakah dia sedang sakit. Ternyata wanita itu adalah kasir mini market tersebut. “Mbak tolong saya, saya dikejar mucikari, dia mau menangkap saya lagi dan memaksa saya menjadi p*****r!!” Isak Novi, dia sudah tidak tahu lagi harus bersembunyi dimana. Rungunya mulai menangkap suara suara teriakan yang mulai mendekat, dia mulai gemetar, kakinya lemas. Wanita itu tidak berbicara apapun, dia langsung menarik Novi ke area kasir dan menyuruhnya masuk ke bawah meja kasir dan diam disana. Tidak sampai satu menit kemudian, beberapa pria berwajah sangar dan berpakaian preman masuk, mereka berkeliling mini market tersebut. Lalu salah satu dari mereka menuju meja kasir. Jantung Novi sudah mau melompat keluar saat mendengar suara salah satu tukang pukul si mucikari yang begitu dekat. “Kamu ada lihat satu wanita? Usia dua puluhan, rambut sebahu, pakai baju seksi?” “Tadi ada wanita masuk dengan ciri ciri yang bapak bilang” Jawab si kasir dengan takut. “KEMANA DIA?!!” Bentaknya “Dia.. Dia.. Tadi dia keluar lagi. Dia hanya masuk sebentar terus.. Tiba-tiba.. Langsung keluar lagi” Kata si kasir dengan terbata, dia hampir menangis karena kaget dibentak. Srekkk.. Terdengar suara dari kolong meja kasir. “APA ITU?” bentak si tukang pukul, dia curiga si kasir ini menyembunyikan Novi. Jantung Novi makin bertalu. Dia terus berdoa sembari menahan isakannya. “Tu.. tunggu dulu Pak… sebentar..” Lalu kasir itu jongkok mengangkat sesuatu dan berdiri kembali. Di pelukannya ada seorang anak kecil yang masih tertidur. “Ma.. maaf Pak. Anak saya gelisah karena mendengar suara Bapak. Tolong jangan laporkan saya karena membawa anak ke tempat kerja. Saya tidak bisa menitipkan anak saya kalau dapat shift malam seperti ini” kata si kasir dengan mata berkaca. Si tukang pukul menatap bergantian kasir dan anak dalam gendongannya tersebut yang masih bergerak gerak karena posisinya tidak nyaman. Akhirnya dia memberi kode pada kawan kawannya dan keluar dari mini market. Saat pintu tertutup, dua wanita itu menghela napas panjang. Si kasir kembali berjongkok untuk meletakan anaknya kembali ke kasur kecil yang dipakai untuk alas tidur anak itu. Dia memberi kode dengan jari di depan bibirnya pada Novi, menyuruh wanita itu tetap diam disana. Novi mengangguk menyetujui. Apapun juga asal tidak tertangkap, disini sampai satu minggu juga tidak apa, batin Novi. Sekitar setengah jam dalam keheningan, ada beberapa anak muda datang membeli camilan. Karena sekarang dini hari, memang sedikit orang yang akan belanja. Si kasir berusaha tidak melirik keluar, entah mengapa dia merasa ada yang memperhatikan dirinya dari luar. Keduanya tidak bicara sama sekali sampai pagi, yang satu karena merasa diawasi dan satunya lagi ternyata ketiduran. Sekitar jam lima pagi, kaki si kasir menyenggol kaki Novi beberapa kali sampai wanita itu terbangun. Si kasir memberikan satu kantong plastik berisi setelan baju mini market, jacket hoodie, kunci motor, helm dan sandal jepit. Juga ada 1 kertas bertuliskan kalau dia harus berganti pakaian di bawah meja sekarang juga. Mengangguk jika kamu bisa mengendarai motor. Dan Novi mengangguk sebagai jawaban. Tadi saat berpura pura keluar minimarket untuk membuang sampah, si kasir sudah memperhatikan sekeliling dan tidak melihat siapapun. Nanti jam setengah enam teman yang akan menggatikannya sudah tiba, jadi dia bisa pulang dengan membawa wanita itu. untung saja anaknya tidak terbangun, usia anaknya saja baru lima tahun, mana bisa diajak kerja sama. Setengah jam kemudian teman si kasir datang dan langsung menuju kamar mandi untuk mengganti pakaiannya menjadi pakaian kerja. Saat itu si kasir menginteruksikan Novi untuk keluar dari bawah meja dengan sudah memakai helm dan jaket. Sedangkan si kasir sedang membangunkan anaknya dan membereskan perlengkapan anaknya. Sepuluh menit kemudian, temannya sudah menggantikan dia di meja kasir. Dia ijin langsung pulang karena temannya dari minimarket lain datang untuk pulang bersama, tunjuk dia pada temannya yang sudah siap jalan dengan helm dan jaket. Setelahnya mereka pun langsung berangkat menuju rumah kontrakan si kasir. Tidak ada perbincangan selama perjalanan, si kasir hanya mengarahkan jalan ke arah rumahnya. Setelah tiba di rumah kontrakan si kasir, barulah mereka berkenalan. Si kasir bernama Mariska, dia memiliki seorang putri yang dibawanya ke minimarket semalam, namanya Morin. Mariska menangis saat mendengar cerita masa lalu Novi, bagaimana Novi ditipu sampai dipaksa menjadi p*****r*. Dia menawarkan Novi untuk bekerja padanya, membantunya mengurus Morin. Karena dia sendiri sedang melamar pekerjaan sebagai guru sekolah. Mariska bercerita kalau rumah kontrakan ini juga baru disewanya karena dia baru pindah ke daerah sini, bekerja di minimarket juga baru dua minggu ini. Dia sedang melamar pekerjaan di sekolah tempat Morin akan disekolahkan, jadi dia bisa sembari mengawasi Morin saat di sekolah. ****
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD