2. Merasa bersalah

1007 Words
Arum terbangun dari tidurnya saat merasakan hawa hangat yang menerpa ke sekujur tubuhnya,rupanya hari telah pagi. Ia membuka mata dan melihat ke sekeliling kamar, dahinya mulai mengernyit saat menyadari jika ini bukanlah kamarnya. "Dimana ini?" tanyanya dengan lirih.Kemudian ia hendak duduk, tapi tiba-tiba saja ia merasakan sebuah sengatan yang berasal dari area intinya. "Auwwwwww, apa ini kenapa rasanya sangat sakit dan perih?" tanya nya. Kemudian, matanya membulat saat menyadari keadaan dirinya yang saat ini tidak memakai sehelai benangpun, kecuali selimut yang menutupi sebagian tubuhnya. "Ya Tuhan, apa yang terjadi?" tanya Arumi lagi. Ia berusaha mengingat semua peristiwa yang di alami sebelumnya, yaitu saat Ryo datang dan mengajaknya untuk merayakan ulang tahun, lalu sang kekasih membawanya ke club malam dan memberinya minuman aneh. Arum juga berusaha mengingat kejadian disaat Ryo memaksa dirinya, tapi setelah itu BLANK, tak ada lagi yang ia ingat. Dan... sekarang ia berada di sebuah kamar yang sama sekali ia tidak tahu,entah kamar siapa.Arumi panik luar biasa saat melihat keadaan tubuhnya yang penuh dengan bercak merah serta kain speri yang sudah terdapat noda, ia sangat yakin jika dirinya sudah melakukan perbuatan yang terlarang. * Arum menangis tersedu-sedu di bawah guyuran sower, meratapi nasibnya yang kini sudah tak lagi perawan, entah siapa yang merenggutnya ia tidak ingat sama sekali. Ia hanya melihat sekelebat bayangan lelaki kekar yang menggendongnya semalam dan membawanya pergi dari Ryo. ** Seminggu kemudian, Arum berlarian menuju lift yang hampir saja menutup itu, tapi sebuah tangan tiba-tiba saja mencoba menahan pintu lift tersebut. "Eh pak Arga selamat pagi." sapa Arum, ketika yang menahan itu adalah atasanya sendiri. Sedangkan pria itu hanya mengangguk lirih,hingga beberapa menit kemudian, "Kamu mau tetap berdiri disana atau masuk?" tanya Arga sedikit dingin. "Eh, iya pak." Arumi buru-buru masuk kedalam ruangan yang tidak terlalu luas itu, kemudian berdiri di belakang Arga. "Apa jadwal saya hari ini?" tanya Arga, sambil melihat nomor digital diatas pintu lift. "hari ini jam 10 pagi, ada rapat dewan direksi, lalu jam satu siang ada pertemuan dengan pak Natan dari PT.ANUGERAH." balas Arum, sambil melihat ipad yang berisi agenda Arga. Ya pria itu adalah Argantara, bosnya di kantor, dan Arum sudah dua minggu ini menjabat sebagai sekretarisnya , menggantikan Dea sekretaris lamanya. "Baiklah , kamu siapain semua bahan yang saya perlukan untuk rapat nanti, jangan sampai ada yang ketinggalan!" "Baik, pak." Begitu lift berhenti di lantai yang mereka tuju, keduanya langsung masuk kedalam ruanga masing-masing. Arga meletakan tas dan jas kerjanya di tempat yang sudah tersedia di ruangan,kemudian ia langsung duduk bersandar di kursi kebesarannya. Segera ia mengangkat gagang telepon dan menekan tombol angka satu. "Halo, ke ruangan saya sebentar!" ucapnya. [Baik, pa] HIngga tak lama kemudian, orang yang ia panggil itupun terdengar mengetuk pintu, kemudian masuk setelah di persilakan oleh Arga. "Ya pak, ada yang bisa saya kerjakan?''tanya Arum ketika dirinnya sudah berada di ruangan sang atasan. Pria itu menatap kearah Arum tanpa kedip, merasa sedikit aneh, "Kamu tidak apa-apa Arum?" tanya Arga. "Maksud anda? oh saya baik-baik saja pak." jawabnya. Arga sedikit mengernyitkan dahi, dalam hati bertanya tanya benarkah gadis itu baik-baik saja, setelah peristiwa yang terjadi beberapa waktu lalu. "Saya minta maaf saat itu saya..." "Maaf? maaf untuk apa pak? saya tidak mengerti?' tanya Arum lagi, dirinya seperti orang yang kebingungan mendapat permintaan maaf dari bosnya itu. "Saya merasa sangat bersalah padamu, saat itu saya terburu-buru harus ke luar negeri dan tidak...' "TIdak apa-apa pak, saya mengerti, lagipula saya sudah mulai terbiasa dengan pekerjaan saya, semua tugas dari pak Arga sudah saya selesaikan dengan baik, selama bapak ada di Singapura kemarin." jawab Arum. Arga kembali mengernyitkan dahi, " kenapa jawabnnya seperti itu?" tanya Arga dalam hati. "Pak,maaf.Meeting akan segera di mulai.Semua orang sudah menunggu di ruangan." sela Arum, karena melihat sang bos yang sedang termenung. "Oh iya baiklah kita kesana sekarang." "Baik pak." Sepanjang jalan meeting, Arga tidak bisa berkonsentarasi sama sekali, memikirkan Arumi yang sepertinya biasa saja, setelah peristiwa malam itu. Ia ingat betul malam dimana dirinya membawa Arumi, niat hati ingin mengantar gadis itu pulang, tapi melihat kondisi Arumi yang terpengaruh alkohol dan obat yang Arga pasti sudah langsung menduga itu apa. Pada akhirnya pria itu membawa Arum ke apartement pribadinya yang letaknya tidak jauh dari tempat ia menemukan gadis itu. HIngga mereka telah sampai di unit miliknya,Arum terus menciumi dan mencumbu dirinya.Obat yang di berikan Ryo rupanya sudah mulai beraksi saat mereka di dalam mobil tadi. "Arum hentikan, ini tidak benar!' kata Arga, sambil menahan wajah gadis itu yang hendak menciuminya kembali. "Ayo sayang, aku menginginkan ini, please bantu aku." ucap Arum dengan wajah yang sangat sayu. Gadis itu mulai membuka pakaianya sendiri satu persatu, meskipun sudah di hentikan oleh Arga, tapi tak berhasil.HIngga pada akhirnya pria itu menyerah, apalagi saat melihat tubuh ARum yang sudah tidak memakai apapun. Arga langsung membeku di tempat, melihat keindahan tubuh yang ramping putih dan mulus itu. "Luar biasa, ternyata kamu adalah berlian yang bersembunyi di balik penampilan cupumu.' Arga terkekeh. "Tolong bantu aku." Bisik Arum lirih sangat pas di telinga Arga, hingga membangkitkan sesuatu di balik celananya.Bagaiamanpun dia hanya manusia biasa yang masih belum bisa tahan dengan godaan surgawi. "Kau yang mulai,Arum.Jangan salahkan aku jika nanti kamu menyesal." "Tidak." Balas Arum dengan lirih. Pada akhirnya, kini giliran Arga mencumbu Arumi, ia merasakan bibir gadis itu sangat manis, jauh berbeda dengan bibir wanita yang pernah ia cumbu. "Bibirmu membuatku ketagihan sayang." Bisik Arga lirih. "Kalau begitu nikmatilah aku, tuan!" Arga menuruti apa yang gadis itu itu, ia mulai memberikan sentuhan pada gadis itu dari ujung kepala dan berakhir di area inti, ia terus melakukanya hingga membuat Arumi mengeluarkan suara-suara yang sangat merdu. Entah karena pengaruh obat, alkohol atau sesuatu yang merasuki gadis itu hingga tanpa sadar dirinya memberikan sesuatu yang ia jaga mati-matian dari Ryo,sang kekasih dan memberikanya secara cuma-cuma pada bosnya sendiri. "Arumi, kau???" Arga tersentak kaget, saat ia mencoba masuk, tapi ia merasakan kesulitan. Ada sesutu yang sangat sempit menghalangi jalannya, dan ketika ia berhasil jeritan melengking dari mulut Arumi membuatnya sangat yakin, jika dirinya telah merenggut keperawanan gadis itu. "Sittt, maafkan aku, Arum. Aku tidak bisa berhenti kau terlalu nikmat."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD