6. Perempuan murahan

1053 Words
"Kau bilang tidak percaya dengan ucapan kami. Maka kau bisa melihat di dalam isi kaset yang aku berikan pada dirimu," Teriak rico sambil melempar sebuah kaset tepat di wajah rohit, tanpa mau menatap sosok Rohit sebagai mertua dari arvin selaku atasannya sendiri," Kau tahu, kelakuan putrimu itu sungguh sangat memalukan." Bentak rico sambil melangkah pergi. Rico segera membukakan pintu mobil untuk majikannya diikuti arvin yang langsung memasuki mobil mewah miliknya. Arvin dan rico meninggalkan kediaman Dirgantara. Rohit yg seakan tidak percaya segera melangkah masuk untuk melihat isi kaset yg diberikan rico padanya tadi. Rohit tersentak kaget dengan apa yg baru saja ia lihat saat ini, saat melihat kelakuan putri semata wayangnya sendiri. "Kenapa kau melakukan ini nak? Kenapa kau sampai melakukan hal ini. Vania? Kau bukannya menyelamatkan kehidupan pernikahanmu, justru kau berselingkuh dan membuat pernikahanmu kini di abad kehancuran," Tangisan rohit pecah seketika, pria paru baya itu terduduk dibawah lantai meratapi nasib buruknya. Sungguh hatinya sakit saat tahu kelakuan putri semata wayangnya itu. **** Mansion Vania tengah mondar mandir sambil menunggu kedatangan arvin. Sungguh arvin sudah berani membuat dirinya malu, membuat vania ingin membalas rasa malunya itu. Tentunya vania ingin memaki habis sosok arvin yang merupakan suaminya sendiri. "Berani - beraninya dia melakukan hal ini padaku. Membuat aku harus menahan malu di depan banyak orang," Batin vania sambil menunggu kedatangan arvin. Wuuusszz Suara deru mobil membuat vania tersenyum miring, dirinya sudah berencana ingin memaki habis sosok arvin. Arvin memasuki mansionnya dengan keadaan sedikit mabuk tidak seperti biasanya, kini sosok arvin sudah berubah 180 derajat. Arvin tanpa mau menatap vania sedikitpun, dirinya lebih memilih melangkah dan menghempaskan tubuhnya ke sisi sofa panjang, membuat vania mengepalkan kedua tangannya karna sudah lama menahan amarahnya sendiri. "Arvin. Aku butuh penjelasanmu, apa benar kau yg telah memblokir kartu credit dan ATM ku?" Tanya vania dengan nada angkuhnya. "Kalau ia kenapa? Siapa kau? Yang berani - beraninya bertanya hal ini padaku?" Tanya arvin dengan senyuman miring yang tercetak begitu jelas. "Kau tahu. Gara - gara kau aku harus menahan malu di depan banyak orang. Dasar kau pria b******k yang hanya bisa menggunakan kekuasaanmu saja," Maki vania sambil menarik kerah baju arvin. "Kau bilang aku b******k? Lalu kau apa, Hah. Kau adalah seorang perempuan murahan. Begitu?" Teriak arvin tepat di depan wajah vania." Seharusnya perempuan murahan seperti dirimu itu hidup di dalam rumah bordir bukannya di sini," Kata arvin dengan ucapan kasarnya kali ini. Plakk Suara tamparan vania mengembang di seluruh mansion, membuat para pelayan dan pengawal tersentak kaget. Saat melihat majikan mereka di tampar secara terang - terangan di depan mereka. Arvin yang mendapatkan tamparan dari sosok vania langsung menatap tajam wanita itu. "Jaga ucapanmu itu. Kau kira kau siapa? Berani sekali kau berkata buruk padaku," Kata vania tanpa menyadari sosok arvin yg sudah berubah 180 derajat dari sebelumya," Aku siapa? Ternyata kau belum sadar vania. Sadarlah, jika selama ini kau hidup dari hasil jeri payahku sendiri. Apa kau tahu hidupmu selama 2 tahun ini akulah yg membiayai keuangan ayahmu dan juga kau," Bentak arvin berapi - api. "Apa? Hahaha, kau mengaku dirimu yang membiayai hidupku dan ayahku. Hahaha lucu sekali, sadarlah tuan Arvin Yuan Arentino kau itu siapa? Aku ini siapa? Aku Vania Keisya tidak mungkin hidup dari rasa kasihan dari orang seperti dirimu," Bentak vania sambil mendorong tubuh arvin hingga terduduk di sofa kembali, Arvin menatap tajam sosok vania, dirinya merasa sangat terhina saat ini. Arvin bangun dan berdiri di hadapan vania dengan kedua mata menatap tajam sosok vania. "Kau perempuan yang tidak tahu di untung. Wajahmu saja yang cantik tapi hati dan tubuhmu itu kotor seperti w************n pada umumnya," Maki arvin sambil menatap sinis sosok vania. "KAU?" Vania yang berniat menampar arvin kembali tapi sayangnya pergelangan tangannya terlebih dahulu di tahan oleh arvin dengan cepat. "Jangan berani - beraninya kau menampar diriku lagi atau kau akan menyesal," Ancaman arvin dengan tatapan pembunuhnya. "Kau kira aku takut dengan kau yg memiliki reputasi lebih tinggi dariku dan aku harus takut pada dirimu. Begitu? Coba kau berkaca terlebih dahulu siapa dirimu," Ledek vania sambil menatap sinis pada sosok arvin. Plaak "Untuk pertama kalinya aku mengangkat tangan pada seorang wanita," Suara tamparan arvin mengembang di seisi mansion. Vania menatap tajam pada sosok arvin sambil menyentuh wajahnya yang bekas tamparan dari arvin pada dirinya. Sungguh tak terasa air mata vania menetes karna merasa sangat sakit karna tamparan dari arvin pada dirinya. "Kau menampar ku?" Tanya vania tidak percaya dengan apa yg baru saja ia lihat saat ini. "Kalau ia kenapa? Kau kira aku takut padamu. Hari ini aku akan memberimu sebuah pelajaran yang sesungguhnya, agar kau bisa mengingat setiap kesalahan - kesalahanmu setiap harinya," Kata arvin sambil mencengkeram kedua bahu vania dengan begitu kasar. "Lepas. Lepaskan aku, kau berani - beraninya melakukan hal ini padaku. Lepaskan aku," Teriak vania saat pinggangnya ditarik kuat oleh arvin tanpa rasa lembut sedikit pun." Lepaskan aku. Ap...Apa yg kau lakukan. Arvin, lepas jan...gan. Arvin aarrgghh. Srett," Teriak vania yang mencoba untuk memberontak saat bagian dressnya secara tidak langsung di robek paksa oleh arvin hingga bagian atas lututnya robek. Vania menatap arvin dengan wajah pucat pasinya, sungguh saat ini vania mulai takut pada sosok arvin. "Ka...Kau, apa yg kau lakukan padaku? Kau berani merobek pakaianku? Apa kau sudah gila, LEPASKAN aku. Sialan," Teriak vania dirinya ingin melepas diri tapi terlebih dahulu dirinya di peluk erat oleh arvin. Seakan arvin memeluk dirinya begitu kuat hingga dirinya tidak dapat bergerak sedikitpun. "Malam ini. Akan aku buat kau menyesal dan mengingat setiap kesalahan - kesalahanmu ini, Ayo ikut aku," Gerutu arvin ngeram sambil menarik kuat pergelangan tangan vania dan menyeret vania agar menaiki anak tangga bersama dirinya. "Tidak. Aku tidak mau. LEPASKAN aku Arvin, aku tidak mau ikut denganmu arvin. Kau gila. Kau gila Arvin. Lepaskan aku. Lepaskan," Teriak vania mulai merasakan rasa takut saat melihat perlakuan kasar arvin pada dirinya," Lepaskan aku Arvin. Aarrgghhh. Brukkk," Arvin semakin gelap mata saat melihat perlawanan vania pada dirinya. Dengan kekuatan yg arvin miliki, dirinya segera menggendong vania sambil melangkah dengan langkah lebarnya. Menuju ke kamar mewah miliknya. Tubuh vania di hempaskan ke atas ranjang besar itu. Pintu kamarnya segera dikunci oleh arvin dan kuncinya arvin masukkan kedalam saku celananya. Arvin mulai melepas semua pakaiannya dan hanya menyisakan celana pendeknya saja yg masih melekat di tubuh berototnya itu. Sambil melangkah mendekati sosok Vania yang mulai ketakutan, yang arvin tahu tentunya. Tbc,
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD