Yeni tak menyangka jika semua akan menjadi seperti saat ini, dia bahkan masih merasakan jika lilin pernikahan berkedip-kedip di bawah telapak tangannya. Bahkan, tempat tidur serta dekorasi kamar pengantin masih terekam jelas dalam ingatan. Wanita tersebut masih tidak percaya dengan keputusan sang suami, meninggalkan dirinya demi seorang gadis asing. Semua kenangan kembali, memaksa Yeni semakin merasa menyesal atas banyak hal. Wanita itu hanya mampu mengenang, teringat pada momen saat pintu kamar pertama kali berderit. Ketika dia perlahan melenggang dengan gaun pengantin menuju posisi Deon berada. ‘Ya Tuhan, kenapa semua terasa begitu menyakitkan?’ ratapnya dengan penuh kesedihan sembari membayangkan wajah Deon, pria yang selama in menemaninya. Hanya saja, laki-laki itu tega pergi begitu

