Chapter... 2 : Benua Tian Zou

1025 Words
Hari berganti dan Zhou Fan masih berdiam dalam ruangan bersama Wei Guanlin. "Apakah itu benar?" Zhou Fan menautkan kedua alis sambil memandang Wei Guanlin. Dia tak mengerti dengan maksud pertanyaan yang diajukan kepadanya. Wei Guanlin pun mendengus, "Bukankah kau berniat pergi bersama dengan adik kedua? Hanya berdua?" Zhou Fan mengangguk tanpa berpikir panjang. "Ya, aku akan membawanya untuk bertemu dengan Xia'er. Jika kau ingin ikut itu bukan masalah." "Bukan seperti itu, aku sudah lama tak bertemu dengan ayah dan kakak. Aku ingin membawa Ya'er pergi ke Benua Tian Lei bertemu dengan kakek serta pamannya," ungkap Wei Guanlin. Zhou Fan manggut-manggut, kemudian tatapan matanya mengarah ke pintu ruangan. "Masuklah." Dengan hanya mengedarkan indra spiritual Zhou Fan dapat dengan mudah mengetahui jika ada yang mendekat ke ruangannya. Pintu terbuka, menampakkan dua wanita sebaya. Mereka tak lain adalah Qing Yuwei dan Leng Shui. "Suami, adik ketiga ingin tetap berada di sini. Jadi apa hanya kita berdua yang pergi?" tanya Qing Yuwei tepat setelah masuk ke dalam ruangan. Zhou Fan melirik Wei Guanlin, kemudian menghembuskan nafas pelan. "Kakakmu juga tak akan ikut, dia akan kembali ke Benua Tian Lei. Jadi memang hanya kita berdua." Qing Yuwei kemudian meninggalkan ruangan Zhou Fan untuk menyiapkan apa yang harus ada di dalam cincin penyimpanannya. Sedang Wei Guanlin kembali ke ruangannya dan bersiap pergi bersama Zhou Ya. Sekarang hanya ada Zhou Fan dan juga Leng Shui. Zhou Fan mendekat, menarik tangan Leng Shui dan membawanya ke tempat tidur. "Aku akan pergi, apa tidak memberiku salam perpisahan?" Dia mengatakannya sambil menaikkan sebelah alisnya, seolah ingin menggoda. Sejenak Leng Shui masih diam, tapi gerakan tangan Zhou Fan yang semakin liar membuat tubuh tanpa sadar menegang. Zhou Fan tersenyum tipis, mendekatkan wajah dan berbisik. "Puluhan tahun lalu kau memiliki niat balas dendam kepadaku, apa itu sudah hilang?" "Sebenarnya aku sangat ingin membalasnya, tapi aku tak mau menjadi janda. Salahkan saja aku karena memiliki hati yang terlalu baik. Seharusnya aku biarkan saja kau terkena racun hati beast." Leng Shui memalingkan wajahnya sedikit kesal. Zhou Fan terkekeh, "Baiklah, kebaikanmu saat itu hari ini aku akan membalasnya. Aku akan berusaha." ... Setelah pagi yang panjang, Zhou Fan keluar dari ruangan dengan pakaian berbeda. Tak berselang lama Leng Shui keluar dengan wajah berseri. "Tidakkah kalian mengetahui waktu, bahkan melakukannya di pagi hari?!" Qing Yuwei berdiri di depan ruangan dengan melipat tangan. Ekspresi wajah yang serius membuat Leng Shui tak berani memandang. Tidak hanya Qing Yuwei, tapi juga Leng Xu yang berada tepat di sebelahnya. "Di mana Lin'er?" Zhou Fan dengan sengaja mengalihkan topik, memutar kepala tapi tak menemukan keberadaan Wei Guanlin. "Kakak pertama telah pergi bersama Ya'er, dia telah menunggu terlalu lama dan akhirnya memutuskan pergi tanpa pamit terlebih dahulu." Mendengar ini Zhou Fan tersenyum kecut, sementara Leng Shui merasakan wajahnya semakin panas. "Baiklah jika seperti itu kita juga harus segera berangkat." Zhou Fan kemudian merangkul mesra Leng Shui, memberinya sedikit salam perpisahan. "Aku pergi, kau jaga diri di sini." Zhou Fan beralih kepada Leng Xu, putra termudanya. "Kau jaga ibumu, jika sesuatu terjadi ada token penghubung yang dapat digunakan untuk berkomunikasi. Aku juga membawa satu." Tangan kanan terangkat menunjukkan sebuah token berbentuk segi lima dengan ukiran mulut di tengahnya. "Baik, aku mengetahuinya!" jawab Leng Xu. Zhou Fan tersenyum bangga. Ia tak mengira putranya telah tumbuh dewasa bahkan memiliki kekuatan tak jauh darinya. Sekarang dia berada di tingkat petarung dewa surga bintang sembilan, sedang Leng Xu saat ini berada di tingkat petarung dewa surga bintang lima. Tingkat kultivasi sendiri ada 12 tingkatan dan tingkat petarung dewa surga merupakan tingkat tertinggi setelah tingkat petarung dewa abadi. Namun, tingkat petarung dewa abadi hanya sebuah legenda yang tak pernah diketahui kebenarannya. Bahkan Zhou Fan telah tertahan di tingkat petarung dewa surga sejak sepuluh tahun lalu, dia mencoba untuk menerobos tapi semua sia-sia dan hanya terpaku pada tingkat kultivasinya saat ini. "Wei'er, ayo kita pergi." Zhou Fan menciptakan sebuah portal, itu adalah teknik ruang yang merupakan salah satu kemampuannya. Qing Yuwei mengangguk, berdiri di samping sang suami. Tepat setelah itu tubuh mereka lenyap dan portal pun menghilang. Perjalanan begitu singkat, sekejap mata mereka telah berada di sebuah tempat tandus dengan alas pasir putih kekuningan. "Sudah lama rasanya tidak datang kemari. Meski kepekatan energi di sini tak lebih baik dibandingkan dengan Dunia Dimensi, masih tetap berada di atas Benua Tian Lei." Qing Yuwei mengulurkan tangan merasakan energi alam di sekitarnya. "Itu karena Dunia Dimensi berada di wilayah tertutup. Seolah itu berada di dalam bola raksasa dan membuat energi alam di sana sangat melimpah." Zhou Fan mengedarkan pandangan, tak sengaja mata menangkap sebuah gerbang kota. "Itu adalah gerbang Kota Yun, tempat Klan Lin berada." Mendengar ucapan Zhou Fan, Qing Yuwei memandang ke arah yang sama. "Suami, bagaimana jika kita mampir terlebih dahulu ke kediaman Klan Lin. Sudah beberapa tahun aku tak bertemu dengan senior Lin Fei. Dia telah menyembuhkan tubuh matahari milik Xia'er, aku tak akan pernah melupakan kebaikannya." Zhou Fan mengangguk, dia juga sama seperti Qing Yuwei. Jika bukan karena kemampuan pengobatan Lin Fei, mungkin Zhou Xia sampai sekarang tak bisa berkultivasi karena memiliki tubuh matahari. Tubuh matahari sendiri merupakan anugrah bagi pria, tapi hal itu akan menjadi petaka bagi seorang wanita. Aura dasar perempuan adalah 'yin', sedang tubuh matahari adalah 'yang'. Sifat yang berlawanan ini menekan titik meridian dan menghalangi fungsi dentian sehingga tak bisa mengolah tenaga dalam. Kota Yun, kediaman Klan Lin. Seorang pria tua berusia satu abad tengah duduk sambil mengurusi kertas-kertas di mejanya. Dia begitu sibuk dan nampak serius. "Tetua agung, di depan gerbang kediaman klan ada dua orang tamu yang ingin bertemu. Suara di balik pintu itu seketika menghentikan pria tua dari kesibukannya. Dia menengadah wajah, bangkit dan berjalan menuju pintu. "Siapa?" tanyanya ketika membuka dahan pintu. "Penjaga ini tidak tahu, tapi dari aura yang begitu kuat mereka bukan orang biasa." Lin Fei--pria tua itu--mengerutkan kening. Dia kemudian berjalan keluar hendak mencari tahu dua tamu yang datang mencarinya. Mendengar dari penjaga bahwa dua tamu ini memiliki aura yang kuat, entah mengapa dia merasa bahwa ada tamu yang luar biasa. "Ah- ini ...." Mata Lin Fei melebar, indra spiritualnya menangkap keberadaan yang tak bisa dibayangkan. Dia sangat mengenal aura ini, begitu kuat dan dominan. "Tidak salah lagi! Ini adalah aura miliknya."
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD