Part 3

2176 Words
"Dokter Khanza bisa minta tolong periksakan ruang aster 7b? Saya harus rapat." Entah dari mana asalnya dokter Bunga tiba tiba saja sudah berdiri di depan Kayra. Menghentikkan langkahnya yang tadi ingin menemui Sarah Kayra tersenyum dan mengangguk sopan "Baik dok nanti biar saya yang urus." "Terima kasih banyak ya Dokter Khanza maaf merepotkan." "Tidak apa dok saya mah orangnya suka di repotin." Terutama sama Ibu hamil yang suka ngerepotin. Ikhlas! Lahir batin "Ada ada saja kamu." Kayra memutar balik langkahnya. Kembali ke ruangan mengambil alat alat kedokteran dan menuju ruang Pasien, untuk di cek kesehatannya Sepanjang perjalanan menuju ruangan, Kayra tersenyum ramah membalas sapaan orang orang yang menyapanya. Langkahnya baru terhenti ketika kamar inap dengan pintu coklat itu membawanya masuk. Seulas senyum lemah namun lembut yang di tunjukkan ibu paruh baya itu seolah menyambut Kayra dengan begitu ramah juga semangat, hal seperti itu menjadi pemandangan paling Kayra sukai setiap kali jadwal visit nya tiba "Selamat malam, apa kabar Ibu?" Kayra menyapa ramah sambil memeriksa keadaannya "Malam, sudah lebih baik dok." "Ada yang sakit?" "Masih agak sedikit nyeri sih dok." "Nggak papa wajar saja bu, nanti kalau jahitan ibu sudah kering nggak sakit lagi. ini saya berikan obat pereda sakitnya ya bu." "Terima kasih dokter." "Iyaa...makanan nya mohon di makan ya bu, setelah ini suster akan datang mengganti infus ibu. Kalau ada perlu apa apa tekan tombol yang ini ya bu ya. Saya permisi dulu cepat sembuh ya Ibu." "Iya dokter cantik." Kayra tersenyum mendengar pujian sang Ibu Dulu sekali. Jujur Kayra kesal jika di panggil seperti itu terlebih lagi jika ada Pasien menggodanya. Bukannya apa. Kayra sering ge'er sendiri di panggil seperti itu atau terkadang ia merasa orang itu menghinanya pada saat memanggil cantik begitu. Tapi bukan ia merasa sok cantik. Rasanya risih. Lagian Bunda sudah susah payah memberikan nama sebagus mungkin untuk di panggil Kayra. Bukannya si cantik apalagi si manis jembatan ancol. Maksudnya biar jangan sembarangan mengubah nama panggilan orang. Emang di kata dia mau motongin kambing apa. Ah tapi sudahlah ambil senangnya saja di puji begitu. Terkadang tidak semua pasien akan memperlakukan Dokter dengan sopan walau Kayra tahu mereka hanya ingin bersikap akrab Kayra berjalan di sepanjang koridor Rumah Sakit sambil tersenyum balik menyapa setiap Pasien yang memanggil namanya "Ayra!" Tubuh Kayra berbalik. Namanya di sebut oleh orang yang berlari di belakang nya dengan wajah jelek menyamakan muka Jafar di kartun Aladdin ralat--bahkan mengalahkan "Ladika! Ihh! Lo tu kemana aja nggak pernah nemuin gue sama Sarah lagi," Kayra berpura pura menekuk wajah kesal. Pria yang berjalan di sampingnya itu adalah sahabatnya selain si ursula Sarah. Dika juga dokter bedah sama seperti Kayra. Hanya saja itu orang gaya sok sibuknya melebihi pejabat baru naik jabatan "Jijik banget gue liat muka lo--dan jangan panggil gue 'Dika' do.ang panggil 'Mas Dika'...nggak sopan Kayra lo tuh anak kecil," "Lah suka suka gue lah mulut mulut gue kok. Ngapain lo kesini?!" "Mau ngasih tahu doang kita ada pelatihan selama 3 hari ke Bandung, nginep nya di hotel ay katanya. Gue yakin lo belum tahu info itu," Mendengarnya kening Kayra mengerut mengingat apakah ia ada ketinggalan informasi hari ini, seingat Kayra tidak ada, dari pagi sampai malam seperti sekarang Kayra sama sekali belum meninggalkan rumah sakit "Kok mendadak sih?" Dika berdecak gemas. Menekan ujung telunjuknya pada kening Kayra berharap otak tidak seberapa temannya itu mau barang bekerja sejenak "Lo nya aja yang tuli sama informasi." Kayra ikut berdecak "Eh! gue nggak tuli ya. Emang Lo pikir Pak Andre ngasih tahu info teriak teriak pakai toa mesjid apa?! Gue mah mana mau baca grub yang isinya 'Dokter Arfan cakep banget ya' 'Dokter Arfan senyum sama gue gila' iihh najis!" Kayra kesal Pak Andre selaku wakil direktur di Rumah Sakit itu telah membuat grup khusus untuk mengumumkan semua informasi penting. Tetapi entah sejak kapan Dokter dan Perawat ganjen di grup malah berubah menjadi pujian beruntun tentang betapa tampan Arfan. Kerennya Arfan. Ingin rasanya Kayra berteriak 'heyy jangan ganjen sama mantan gue' tapi sayang ia cuma mantan bukan manten. Mengaku sebagai mantan Arfan saja Kayra tidak berani. Takut dikira mimpi padahal kan harusnya Arfan yang bersyukur dapat mantan secantik kendall Jenner itu "Bawel lo! gitu gitu dia mantan lo juga." Plak "Aw.." "Kapan berangkat?" "Besok pagi katanya sekitar jam 7 an gitu kita kan naik bus." "Kalau gue bawa mobil sendiri boleh nggak?" "Nggak usah sok sok an deh lo. Ntar kalo lo kecapean nyetir lo ngerengek ke gue sambil bilang 'Dikaa ayra cape..'  ketebak ay." Kayra tertawa melihat gaya Dika menirukan suara dan gayanya jika sedang merengek pada pria itu "Lebay lo! Gue bawa mobil sendiri aja udah fix." "Yee dasar sok kuat lo!" Dika mengacak gemas rambut Kayra Bug "Aw! Hobi banget sih nabok ay!" Dika meringis merasakan tabokkan Kayra pada bahunya usai menyentuh kepala wanita itu. Lagi pula sudah pernah Kayra ia tidak suka di sentuh sentuh. Kalau mantan yang ngelus ngelus sih beda urusan. Di peluk setiap hari juga Kayra jabanin "Jangan pegang pegang gue! udah ah gue mau nyari sarah." Kayra kembali melanjutkan langkahnya yang tadi sempat terhenti karena ulah dika "Nyari yang ada aja kenapa ay." Dika berteriak. Sedikit berlari mengikuti langkah Kayra di depannya "Siapa lo?" Kayra memeletkan lidahnya pada Dika "Pengen gue telen rasanya lo." "Mentang mentang gue pendek seenak jidat lo." *** Saat itu Kayra masih berada di kantin tempatnya bekerja. Padahal jam kerjanya sudah habis dari jam 21.00 alias jam 9 yang lalu, sekarang sudah jam 12 lewat. Salahkan saja Kayra yang dari tadi kerjaanya hanya berleha leha goda sana goda sini Dokter Dokter cakep yang nganggur, alhasil materinya untuk pelatihan besok kelupaan. Berakibat sekarang ia terdampar di kantin dengan laptop lengkap buku buku tebalnya Padahal besok Kayra harus berangkat pagi menuju tempat pelatihan di Bandung. Bisa di bayangkan bagaimana lelahnya Kayra nanti harus menyetir selama 2 jam dengan mata mirip zombie besok pagi Tabahkan iman Kayra ya tuhan "Dokter Khanza pulang duluan ya." Kayra menoleh dan tersenyum pada Suster yang menyapanya barusan "Eh iya, hati hati ya sus kalau ada begal kasih liat foto saya aja." "Wah langsung kabur ya?" "Enggak! Langsung buta." Kayra menghela nafas berat. Kembali menyesap kopi kedua yang telah setia menemaninya mengerjakan tugas sejak tadi Nafasnya tercekat melihat seberapa tebal tumpukan buku di samping laptopnya saat itu. Bergidik ngeri membayangkan bahwa itu tidak akan selesai cepat malam itu juga. Meski bukan Kayra yang menjadi pembicara materi mana tahu nanti disana ia di tunjuk menjawab pertanyaan. Bisa mati bediri Kayra apalagi kalau tidak bisa menjawab. Mau di taruh dimana muka cantiknya yang tidak seberapa ini Salahkan lagi saja Kayra yang tidak tahu pengumuman. Ia terlalu malas membaca atau membuka grup informasi itu. Rasanya mau bakar hidup hidup aja cewek ganjen yang muji muji mantan terindah di grup Ah! Gara - gara ketemu mantan sekelibat, rusak move on selama ini *** Arfan membuka ruangannya. Melangkah keluar untuk pulang. Tak sengaja matanya terhenti ketika menangkap sosok Kayra--tertidur di depan laptopnya yang masih menyala Arfan mendekat. Duduk di hadapan Kayra yang tertidur di lipatan tangannya sendiri. Matanya menatap wajah Kayra saat sedang tertidur dengan begitu tenang seakan cuaca dingin sekitarnya tidak mengganggunya sama sekali Tanpa sadar Arfan tersenyum. Sungguh, ingin rasanya dia mengelus rambut itu dan menjatuhkan kepala itu ke bahu nya demi menempatkan kepala Kayra sebagai tempat ternyaman untuk tidur Arfan tahu Kayra kelelahan. Hari ini Kayra sama sekali tidak terlihat makan sejak pagi tadi. Dia bukan mengikuti wanita itu. Tapi memang selama seharian ini asistennya bilang bahwa Dokter Khanza sama sekali tidak keluar atau menerima Pasien di ruangannya. Artinya Kayra sama sekali tidak makan apalagi memesan makan dari luar. Bukan, dia bukan menyuruh asistennya memata matai Kayra. Hanya saja asistennya itu yang sedikit ember memberi tahunya tentang apapun yang Kayra lakukan sejak mengetahui kalau wanita cantik itu mantannya Arfan menghela nafas berat ketika melihat dua gelas berisi kopi telah tandas berada di samping kiri Kayra Entah kenapa Arfan kembali gusar. Pertanyaan sejak kapan Kayra meminum kopi hinggap di kepalanya. Kayra seorang Dokter. Harusnya Kayra paham bagaimana bahayanya kopi bagi kesehatan wanita itu Arfan ingat bagaimana dulu Kayra melarangnya minum kopi. Mengatakan pada Arfan dengan lembut jika kopi itu bisa membuatnya sakit perut atau lekas lelah kalau keseringan. Tapi sekarang justru malah Kayra sendiri yang meminum larangannya Jika melihat Kayra tertidur seperti itu justru malah membuat Arfan khawatir pada Kayra. Wanita itu terkadang selalu pulang larut malam. Bergadang, minum kopi melebihi batas wajar. Mungkin itu hanya sebagian kebiasaan buruk yang baru saja Arfan ketahui. Arfan tidak tahu seberapa banyak lagi kebiasaan buruk Kayra Tanpa sadar Arfan sudah menatap Kayra terlalu lama sampai tidak sadar jika udara di sekitarnya semakin dingin. Kayra tidak bisa terus tertidur disana. Cuacanya sangat dingin dan tidak mungkin Arfan membiarkan Kayra terus terusan tertidur dengan udara seperti itu. Tapi Arfan tidak tega jika harus membangunkan Kayra. Mungkin saja Kayra baru tertidur setelah seharian ini Besok Dokter Dokter yang lain termasuk Kayra akan ada pelatihan di Bandung. Kayra harus pulang sekarang kalau tidak mau terlambat lagi. Jangan lupakan fakta jika Kayra adalah orang yang sangat ceroboh "Dokter Khanza." Aneh rasanya jika harus menyebut nama Kayra menjadi sosok lain di kehidupannya sekarang Kening Kayra mengernyit dalam, mengangkat kepalanya sambil mengusap ngusap matanya lucu--kebiasaan yang dulu Arfan sering lihat ketika wanita itu bangun tidur di kelasnya sewaktu jaman kuliah. Dulu, hal itu terlihat sangat lucu di mata Arfan, pun sampai sekarang meski status mereka sudah berubah Dulu, ketika melihat Kayra melakukan gerakan itu Arfan akan mencubit kedua pipi Kayra dengan gemas. Sekarang mereka bukan seperti dulu lagi, mereka hanya sebatas atasan dan bawahan. Arfan sadar diri Kemudian seakan tersadar Kayra membulatkan matanya. Duduk dengan tegak melihat siapa yang ada di hadapannya sekarang. Menggemaskan sekali! Arfan bahkan sampai mati matian menahan agar tangannya tidak lepas kendali mengikuti kata hatinya yang ingin sekali mengacak rambut wanita itu "Ma-af dok." Tiba tiba Kayra berdiri, wanita itu menunduk sopan di depan Arfan "Pulang sekarang!" Kayra melirik Arfan yang berdiri dengan ucapan pria itu yang terdengar dingin, seolah sulit sekali di jangkau oleh Kayra. Arfan sudah benar benar terlalu jauh keluar dari hidupnya "Baik dok." "Eh, dok?" Sebelum Arfan benar benar pergi Kayra memanggilnya tanpa sadar. Padahal baik Kayra maupun Arfan tahu persis 'saling menyapa' adalah kecanggungan paling terasa nyata jika bertemu "Ada apa?" Arfan menatap Kayra yang tampak ragu terlihat dengan mulutnya yang terbuka lalu di urungkannya lagi "Dokter besok ikut pelatihan?" Tanyanya pelan dan ragu "Dimana?" Arfan memilih berpura pura tidak tahu. Ingin memperlambat waktu yang kali ini membuat mereka berdua menyapa sedikit lebih lama "Bandung dok, 3 hari. Yakali aja kan Dokter ikut ntar biar saya kasih kupon makan gratis." Kayra menatap Arfan dengan mata berbinar "Lebih baik kamu pulang." Mendengarnya Kayra menghela nafas berat. Hanya sekedar berbasi basi dengan Arfan pun tidak bisa. Kayra pun sadar bahwa sekarang hubungannya dan Arfan saat itu benar benar sudah begitu jauh. Bahkan untuk dikatakan teman satu kampus "Baik dok." Tanpa Kayra sadar, Arfan masih memperhatikan wanita itu ketika sedang membereskan barang barang dan memasukkan semuanya ke dalam tas untuk pulang Kadang Kayra bertanya tanya. Kenapa hubungan ia dan Arfan harus seprofesional itu. Kenapa jadinya harus seperti sekarang. Bukankah Kayra dan Arfan dulunya tidak sejauh itu, lalu kenapa sekarang harus seprofesional itu untuk sepasang mantan pacar Oke Kayra, Arfan itu cuma mantan bukan pahlawan! Ngapain di kenang mulu "Ini sudah malam, biar saya Antar." s**t! Arfan sungguh tidak bisa menahan keinginan hatinya yang ingin sekali memastikan Kayra sampai dengan selamat dirumah Kayra mendongak, terkejut menatap Arfan yang saat itu menatapnya datar "Eh?" Sialnya Kayra malah merasakan jantungnya berdebar "Apa dok?" Ulang Kayra tidak yakin, barangkali tadi Kayra benar salah mendengar "Saya hanya tidak mau bertanggung jawab jika nanti mendengar bawahan saya kenapa napa." Edan! Kayra harus sadar jika Arfan sudah punya kekasih yang mungkin saja sebentar lagi mereka akan menikah. Ingat! sadar akan posisi seharusnya berada Kayra "Maaf dok, saya tidak mau Ibu Alya tiba tiba melabrak saya karna salah paham, walaupun saya akan melayaninya dengan baik tapi tidak makasih, jadi lebih baik saya pulang sendiri. Terima kasih banyak atas tawarannya. Saya permisi, oh iya jangan lupa mikirin saya ya dok di jalan, biar perjalanannya selamat sentausa menghantarkan rakyat--" Mata Arfan semakin menajam menatap Kayra. Membuat Kayra saat itu juga menghentikan ucapan yang akan mulai meracau kemana mana "Hehe pulang kok ini dok." Kayra membalikkan tubuhnya, meninggalkan Arfan saat mata tajam itu masih terus menatap Kayra seakan ingin menggiling ususnya hidup hidup. Oke Kayra ngawur Bodoh! Kenapa juga Kayra menolak di tawari pulang sama mantan. Tapi ada baiknya juga. Kayra tidak mau lagi berharap pada harapan yang ia bangun sendiri karena terlanjur ge'er hanya karena sebuah tawaran pulang apalagi sampai satu mobil berdua saja. Arfan hanya atasannya yang tidak ingin bertanggung jawab jika bawahannya kenapa-napa bukan perduli pada Kayra. Kayra harus ingat! Arfan sudah menjadi milik Alya bukan miliknya lagi Ah! Setan di otak Kayra memang kadang suka baper Keadaan mereka berbeda sekarang. Lebih baik mulai sekarang Kayra bersikap layaknya atasan dan bawahan saja. Itu adalah cara terbaik untuk menguatkan hatinya yang tiba tiba menjadi sesak Kayra harus bisa mencari dan menemukkan kebahagiaan nya sendiri jangan hanya berdiam terus menerus di masa lalu saja 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD