Bertemu Cinta Lama

1058 Words
"Lepas!" tegas Syaren saat Rafael memegang pergelangan tangannya, ia melepas tangan Rafael dengan sangat kasar. Syaren putri Anichole, putri dari Darren Anichole ini datang ke sebuah perusahaan besar berniat untuk menandatangani surat kontrak kerjasama dengan sebuah perusahaan bernama Orion's Group. Siapa sangka, saat menginjakkan kaki di sebuah ruangan, ia di buat kaget saat melihat siapa orang yang duduk di kursi utama ruang meeting itu. "Dengerin aku dulu, Sya." ucap Rafael kembali meraih pergelangan tangan Rafael. "Aku bilang lepas!" ucap Syaren dengan gigi yang menggertak kesal. "Aku tidak akan melepaskan tanganmu sebelum kamu mendengarkan aku terlebih dahulu, ada banyak kata yang ingin aku ucapkan padamu," ucap Rafael. Syaren menggelengkan kepala, dadanya terasa sesak dan memanas menatap pria di hadapannya, pria yang ia cintai 5 tahun lalu, namum pergi tanpa kata dan tak menjelaskan apapun kenapa dia pergi. "Tak ada yang perlu dibicarakan lagi, aku rasa semua sudah jelas sejak saat kamu meninggalkan aku waktu itu," ucap Syaren. Rafael Devano, sahabat, kekasih, sekaligus cinta pertama Syaren, Rafael dan Syaren bersahabat sejak kecil karena orangtua mereka juga bersahabat. Mereka bahkan lahir hanya beda 1 bulan, Syaren lahir lebih dulu sebelum Rafael. "Belum, semua belum jelas, aku belum menceritakan alasan kenapa aku pergi meninggalkan kamu waktu itu, aku punya alasan Syaren! Aku mohon dengarkan aku lebih dulu, jangan pergi," ucap Rafael. "Aku sudah lama menunggu waktu untuk bisa bertemu dengan kamu, jadi aku mohon, dengarkan aku terlebih dahulu." Syaren sama sekali tidak peduli, ia melepas tangan Rafael di pergelangan tangannya dan berjalan ke arah pintu hendak keluar. Tap tap tap Grep "Apa kamu tuli? Aku bilang lepas!" ucap Syaren saat Rafael kembali memegang pergelangan tangan Syaren lagi. Rafael melepas tangan Syaren, namun ia langsung melingkarkan tangannya di pinggang Syaren dan memeluk Syaren dari arah belakang. Rafael menaruh dagunya di bahu Syaren. "Aku merindukan kamu, aku sangat merindukan kamu, aku mohon ... jangan seperti ini, kita bicara sebentar dan perbaiki semuanya oke? Lima tahun ini aku menahan rasa rinduku padamu, aku sama sekali tidak bisa tidur dengan nyenyak sejak saat aku meninggalkan kamu waktu itu, aku mohon dengarkan aku dulu, Sasya." ucap Rafael memanggil Syaren dengan panggilan Sasya sama seperti dulu saat ia memanggil Syaren. Tes Bulir bening kristal keluar dan menetes membasahi pipi Syaren, namun dengan sigap ia langsung menghapus air mata di pipi dan melepas tangan Rafael di pinggangnya, Syaren berbalik dan berdiri satu langkah di depan Rafael. "Tak taukah kamu kalau saat kepergianmu waktu itu membuatku hancur hah?" tanya Syaren. "Aku tidak mau melakukan hal apapun setelah kamu pergi, aku sendirian, aku sepi, aku tidak mau berteman dengan yang lain, aku tidak semangat menjalani hidup. Dan kamu tau? Satu tahun penuh, setiap hari aku pergi ke bandara berharap kamu pulang tapi kamu gak ada, aku mencari akun sosial mediamu, tapi juga tak berhasil kutemui hingga akhirnya aku pasrah dan menyerah!" ucap Syaren. "Aku,-" "Aku belum selesai bicara!" sela Syaren cepat. Rafael sontak langsung terdiam lagi. "Hari di mana aku menyerah mencari dan menunggumu, sejak saat itu pula aku bertekad untuk melupakan semua tentangmu, aku menghapus semua kenangan saat kita bersama walau memang jujur sulit, tapi sekuat tenaga aku lakukan! Dan sejak saat itu pula aku meyakinkan diri untuk membencimu! Aku tidak ingin bertemu denganmu lagi dan hubungan kita selesai sejak saat itu!" "Enggak! Aku gak mau hubungan kita,-" "Aku berada di titik seperti ini karenamu Rafael!" sela Syaren lagi berbicara dengan nada yang cukup tinggi. "Kamu tau jelas kalau pekerjaan ini bukan bidangku, aku punya cita-cita, tapi karenamu aku melakukan semua yang kamu benci, aku tidak nyaman tapi aku terus memaksakan diri agar kamu kesal juga padaku! Aku benci sama kamu!" ucap Syaren dengan nada gemetar ingin menangis. Rafael langsung memeluk tubuh Syaren, membiarkan Syaren bersandar di dadanya dan ia mengelus punggung Syaren menenangkan. Beberapa detik kemudian, Syaren melepas tubuh Rafael yang mendekapnya. "Aku gak mau ketemu kamu lagi, aku enggan melihat wajahmu lagi! Jadi jangan temui aku lagi! Kisah kita selesai!" ucap Syaren mendorong tubuh Rafael dan keluar dari ruangan itu. "Sya? Dengerin dulu," Rafael ikut keluar dari ruangan itu dan mengejar Syaren. Syaren berjalan cepat keluar dari ruangan itu dan berjalan ke arah lift. Tap tap tap Syaren menekan tombol di samping lift berkali-kali. Ting Pintu lift terbuka, dengan segera Syaren langsung masuk ke dalam lift dan menekan angka paling bawah, ia melihat Rafael yang tengah berjalan ke arahnya. "Cepatlah ... aku mohon tertutup!" gumam Syaren. "Sya ...." Pintu lift tertutup. "Akhirnya ...." Syaren bersandar lemah, akhirnya ia berhasil menghindar dari kejaran Rafael. Syaren menatap lurus kosong, dadanya terasa sesak saat kembali melihat pria yang menjadi sahabatnya sejak kecil, lebih tepatnya sejak ia dan Rafael di lahirkan, ia dan Rafael tumbuh besar bersama dan saat Rafael meninggalkannya tanpa alasan, ia sangat hancur. Rafael bukan hanya sekedar sahabat tapi juga cintanya, pertama kali ia merasakan cinta ya pada Rafael, Rafael bahkan bukan sekedar cinta pertamanya tapi juga kekasih pertamanya. Ting Pintu lift kembali terbuka, Syaren keluar dari lift dan berjalan ke arah pintu utama perusahaan hendak keluar. Seorang pria mengenakan jaket berwarna hitam dan celana jeans berwarna hitam juga tengah duduk di sofa lobi, pria itu bangun dari duduknya dan berjalan mendekati Syaren. "Sudah selesai?" tanyanya. "Kamu masih di sini?" Syaren balik bertanya. "Aku kan tadi udah suruh kamu langsung pulang, kenapa masih di sini?" tanya Syaren lagi. "Aku kan tadi udah bilang juga sama kamu kalau aku akan menunggu kamu sampai selesai, jadi ya aku nunggu kamu di sini." "Ethan ... kenapa kamu keras kepala? Kalau aku suruh kamu balik ya balik, berapa kali aku bilang kalau aku,–" "Aku tidak mungkin membiarkan kekasih aku naik taksi atau kendaraan lain, udahlah, Sya ... jangan mulai oke?" "Ckk!" Syaren berdecak kesal. "Sayang ...." "Syaren?" teriak Rafael dari arah belakang. Syaren dan Ethan sontak langsung menoleh ke arah belakang, terlihat Rafael yang baru saja keluar dari lift itu berjalan setengah berlari ke arah mereka. "Ckk! Dia lagi," gumam Syaren. "Siapa? Dia siapa?" tanya Ethan. Syaren menaikkan kedua bahunya tak tahu. "Yang punya perusahaan kali," jawab Syaren. "Syaa ...." "Sepertinya saya tidak bisa meneruskan kerjasama ini, Pak, maaf sudah mengganggu waktu Bapak, saya permisi," ucap Syaren pada Rafael lalu menoleh ke arah Ethan. "Ayo, Sayang ... anterin aku balik ke perusahaan," ucap Syaren pada Ethan. "Hm? Ayo ...." Ethan menggenggam tangan Syaren dan menariknya keluar dari perusahaan. Sedangkan Rafael berdiri mematung kaget. "Sayang?" gumamnya tak percaya mendengar kata itu. Bersambung
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD