109. Tantrum Lagi

1103 Words

"Bunda! Ayah Ata mana?" Dengan wajah yang memperlihatkan kesedihan, Permata bertanya pada ibu yang sedang membereskan pakaian ke lemari. Ia benar-benar takut ayah pergi dan lama tidak kembali. Takut kembali merasakan hanya hidup berdua dengan ibu tanpa adanya seorang ayah. "Ayah udah berangkat kerja, Sayang," jawab Binar sambil menutup lemari yang ada di kamar pakaian. Permata mulai terisak. Tak lama tangis kecil mulai terdengar. Binar berjongkok di depan putrinya. "Kenapa Ata nangis." "Ayah nakal, ayah pergi gak hilang sama Ata." Anak itu menjawab di antara isak tangis. "Ata tadi masih tidur tadi." Permata tidak ingin mendengar alasan apa pun. Yang ia tahu kini ayahnya tidak ada di rumah saat ia bangun. "Udah, gak usah nangis. Ayo, telepon ayahnya aja. Mau?" Permata menggeleng. M

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD