"Pagi, Om." Ilyasa dan pria yang sedang bersamanya menoleh ke arah sumber suara. Keduanya tampak terkejut. Tentu dengan pikiran yang berbeda. "Febi? Sedang apa kamu di sini?" tanya Ilyasa. "Mau sarapan, Om," jawab Febi. "Maaf, Pak. Saya permisi. Masih ada urusan." Febi menoleh pada pria bayaran yang tidak ia ketahui namanya tersebut. Tidak pernah bertanya karena itu tidak penting menurutnya. "Silakan," angguk Ilyasa. Pria itu bangkit dari duduknya kemudian mengangguk sopan pada Ilyasa kemudian berlalu diiringi tatapan Febi yang penuh rasa penasaran juga khawatir. "Om kenal dia?" tanya Febi, ingin menuntaskan rasa penasaran. "Iya." Ilyasa hanya menjawab singkat. Febi menelan saliva dengan susah payah. Sejak kaisnt mereka saling mengenal? Apakah setelah kejadian di rumah Zean atau

