[32] 100000: Kenapa Kamu Peduli? [*]

1525 Words

“Subuh,” celetukku pelan kala mataku mulai membuka. Tubuhku terasa sakit, dan aku jelas ingat mengapa. “Semuanya bukan mimpi,” komentarku datar seraya melihat ke arah Fatimah yang masih terlelap. Aku mengembuskan napas berat, dan pada akhirnya memutuskan untuk mematikan AC, mandi, dan berangkat ke Musholla di lantai dasar untuk subuh. Saat aku mengecek pakaian kotor yang rencananya aku kirim ke laundry, aku menyadari sesuatu namun memutuskan untuk diam. Ada hal-hal yang harus dianggap tidak pernah terjadi. Selamanya. *** Aku membuka kembali pintu kamar, dan Fatimah masih tertidur. Aku mengembuskan napas berat. Mungkin wanita ini sudah biasa dengan hal ini, terlepas dari- lupakan. “Aku tidak yakin dia bahkan sempat memikirkan hal itu, mengingat semua yang dia hadapi,” balasku datar.

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD