Bab 2

1213 Words
Judul: My Baby Boy Author: Niwi Time link: https://m.dreame.com/novel/W0Y8xoseVUe7AmUK2HtQIA==.html _____________________________________ Hari ini adalah hari minggu, hari yang biasa digunakan untuk beristirahat agar esok bisa melanjutkan aktivitas entah itu sekolah, bekerja dan lain-lain. Nadya yang saat ini tengah bersiap mengajak Adit jalan-jalan di gendongan serta tangan satunya membawa mangkok kecil. "Sudah ganteng aja, mau kemana nih? "tanya Dea yang tiba-tiba datang membuat Adit kaget dan merengek ke Nadya. Nadya mendelik ke arah Dea," Jangan digagetin, dia masih kecil De. " " Haha iya ya, aku ikut dong. "pinta Dea pada Nadya. " Jangan buat anakku nangis. " " Iyaya santuy mahmud (mamah muda). " Dea menggendong Adit yang saat ini sudah tak merengek lagi. Sesekali anak itu tertawa, suaranya yang gemas itu membuat Dea dan Nadya bergantian menciumi Adit. Setibanya di taman, Nadya mengajak mereka di tempat biasa. Rumput hijau yang diberi warning supaya melepaskan alas kaki, Adit tertawa riang ketika di turunkan di atas rumput yang bersih lalu dirinya merangkak ke sana kemari saat ada kupu-kupu di sekitarnya apalagi terdengar suara burung berkicau begitu indah dan merdu. "Ya ampunnn lucu banget deh anakmu. " Dea yang sibuk mengawasi Adit gereget sendiri melihat Adit yang belajar berdiri walau sesekali terjatuh seketika itu pun tak membuat menangis malah semakin tertawa renyah. Nadya yang mengikuti arah kemana Adit pergi sembari menyendokkan sarapan untuk Adit. Nadya memang belum sarapan karena yang selalu dipikir utamanya adalah anak harus lebih dulu bahkan Nadya berdoa jika anaknya sakit, biar dia saja yang merasakan sakit jangan Adit. Nadya hanya memakan roti tawar untuk mengisi perut kosongnya. Dea menuntun Adit berdiri dan berjalan pelan tapi Adit merengek tak mau dipaksa dan Dea akhirnya membiarkannya bermain sendiri. Setelah selesai makan, Nadya memberikan air putih yang diisikan ke botol kecil yang biasa berisikan s**u kini berisi air mineral untuk Adit minum. Nadya berjalan di samping Dea yang menggendong Adit sesekali Dea mengajak Adit bicara. "Adit Adit. "panggil Dea pada Adit yang menyadarkan kepalanya pada dadanya. " Dit dit cu cu. "gumam Adit memasukan jempolnya ke mulutnya. " Nad kayaknya si Adit haus deh. " Dea menatap ke bawah dan mencium Adit, Adit menggeliat lalu mulai merengek ingin meminta s**u sang bunda. " Cari agak sepi aja deh, apa kita ke sana. "tawar Nadya menunjuk salah satu cafe yang masih tutup tetapi di depan cafe itu terdapat tempat duduk yang tertata rapi. " Okelah di sana. ". Nadya saat ini memangku Adit dan menutupi wajah Adit dengan selendang yang dipakai untuk menggendong, Dea sesekali menggoda Adit dengan membuka kain dan menutup kain membuat Adit terkekeh pelan lalu melanjutkan untuk menyusu. " De lo gak kencan gitu? "tanya Nadya pada Dea yang sibuk dengan ponselnya. " Ah itu aku habis putus. " " Putus lagi? "Nadya percaya temannya itu sangat suka bergonta-ganti pacar bahkan Nadya sampai lupa nama-nama mantan pacar Dea. Dea mengangguk lesu. " Alasan gak cocok pasti. " " Ya you know lah. " " Sabar, mungkin bukan jodohmu De. Kamu juga berdoa agar dapat jodoh yang semestinya bukan menjaga jodoh orang saja. " Sebenernya Nadya juga tertawa miris dihatinya mengingat rumah tangganya dulu saat Adit belum lahir. " Ah iya mestinya kubanyakin juga berdoa dan harus berusaha. " " Dan oh ya, aku juga nanya dong ke kamu. Kok bisa sih lo pisah sama suamimu? "tanya Dea penasaran. " Karena aku dikira mandul De. " " Ya ampun trus kok bisa lo hamil si Adit. " " Ceritanya panjang, ntar kalau dirumah gue cerita. "Nadya memaklumi temannya yang ingin tau tentang dirinya. ... Flashback On Berkat kartu kesehatan yang dimilikinya, wanita muda itu bisa membayar biaya saat persalinan melahirkan anak pertamanya. Wanita muda itu menangis kala saat melahirkan anaknya tidak ada yang menemani karena sang ibu baru saja meninggal dan tadi dirinya berjuang antara mati dan hidup untuk melahirkan anaknya. "Ibu maafin Nadya kalau Nadya dulu pernah nakal. "Wanita itu bernama Nadya sedang menyusui bayi yang masih berwarna merah, ia terus menggumamkan nama sang ibu karena merasakan bagaimana sang ibu melahirkan, rasa sakitnya bahkan bisa saja nyawanya melayang. " Bunda bersyukur ada kamu yang menemani kesendirian bunda. "ujar Nadya melihat si mungil sudah tertidur pulas. Sang suster datang ingin menaruh Si mungil di tempatnya dan Nadya mengangguk saja. " Selamat malam bu, selamat beristirahat. "ucap Sang suster yang membawa anaknya. Setelah beberapa hari kemudian Nadya diperbolehkan untuk pulang dan sebagai bonusnya, anaknya diberi baju bayi dari rumah sakit karena saat melahirkan sang anak memang rumah sakit ini sedang ada praktek para mahasiswa calon dokter atau suster. Nadya berjalan pelan, dia bingung harus kemana membawa anaknya pada siang hari yang terasa panas ini. Nadya berjalan menuju warung yang sedang tutup untuk duduk sejenak dan menyusui si mungil yang mulai tengah kehausan. Nadya menoleh ke kanan ketika mendengar teriakan memanggil 'maling' berulang kali lalu Nadya berdiri sembari menggendong anaknya. Memincingkan kedua matanya melihat seseorang berpakaian preman berlari ke arahnya sesekali menoleh ke belakang lalu dengan cepat Nadya menjegal kaki orang itu hingga membuatnya orang itu terjatuh. Orang itu terjatuh mengenaskan di atas aspal dan sesekali meringis. Ingin pergi tapi terlambat karena sudah di cegah oleh beberapa bapak-bapak. "Wah ini pak malingnya! "tunjuk wanita muda itu pada orang berpakaian preman yang jatuh dihadapan Nadya. Nadya hanya diam ditempat, bayinya mulai menangis dan berusaha ia menenangkannya. " Jangan main hakim sendiri pak, tolong bawa saja ke kantor polisi terdekat. "suruh wanita muda itu pada bapak-bapak yang ikut mengejar maling tersebut. Bapak-bapak menggeret paksa maling itu lalu salah satu bapak-bapak tadi menyerahkan tas milik wanita muda yang dicuri oleh maling tersebut. " Terima kasih ya mbak, haduh kalau gak ada mbak uang yang ada di tas ku ludes."ujar wanita muda menyalami Nadya dan Nadya tersenyum saja serta membalas menyalami juga. "Wah debaynya menangis yak."ucap wanita muda itu melihat anak seorang wanita didepannya. "Ah iya. "Nadya menimang anaknya agar anaknya tenang. " Oh ya, saya Dea mbak. Mbak namanya siapa dan debaynya? " " Saya Nadya dan ini anak saya Adit. " "Mbak emang tinggal disini ya?" tanya Dea melihat sekeliling kawasan itu hanya ada beberapa warung dan sawah yang luas. "Enggak mbak. " " Oh gitu, tak anterin pulang ya mbak sebagai bentuk rasa terima kasih. "ujar Dea merasa tak enak pada Nadya. " Engh saya gak punya tempat tinggal mbak. " " Lhoh suami mbak? "tanya Dea khawatir pada Nadya. Nadya tersenyum sedih membuat hati Dea tak tega. " Ya sudah gini aja mbak tinggal di rumah saya aja, yah walaupun nge kost sih hehe. Karena saya dulu nyewa rumah kost 2 tapi yang kepake 1. Buat mbak aja deh kost satunya nanti kalau buat nyicil ke saya aja gpp kok. "tawar Dea tersenyum manis. Sebab kost satunya memang digunakan untuk sanak keluarganya yang dulunya pernah ke rumahnya bahkan terbilang sering dan hampir ia kembalikan ke bu koat namun melihat Nadya tak punya tempat tinggal akhirnya kost tersebut di tempati oleh Nadya. " Benar mbak? Boleh? " " Bolehlah Mbak Nad, saya gak tega ngelihat anaknya mbak. Sebaiknya saya antar mbak ke tempat tinggal saya langsung. " " Terima kasih ya mbak De. " " Sama-sama, lagian berkat mbak Nadya, uang tabungan buat pengobatan adik saya gak jadi dicuri sama si maling tadi. " Sejak saat itu keduanya begitu akrab sekali dan seperti sudah dianggap saudara alias keluarganya sendiri antara satu dengan yang lain. Flashback off ...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD