Chapter 4

1051 Words
"Sial banget gue hari ini. Niatnya mau ngadem ngupi ngupi cantik eh malah ketemu si kutu kupret Farhan. Amsyooong deh nyebelin tuh makhluk satu. Gedeg gue da beneran." gerutu Abel sambil mengetuk ngetuk kemudinya. Baru saja ia berhenti karena lampu merah. Abel berteriak histeris tanpa sadar saat melihat seorang wanita berdiri di pinggir jalan seusia bundanya diserempet oleh anak SMP yang tengah melaju cukup kencang. Si ibu terjatuh ditanah dan belanjaannya berhamburan dimana mana. Si anak SMP juga terjatuh dan tertimpa sepedanya. Abel langsung berhenti di tepian jalan lalu keluar dari mobilnya, menghampiri si ibu dan si anak SMP itu. Abel sangat kesal karena ada dua orang yang menunggu di pinggir jalan hanya kaget melihat saja tanpa menolong si ibu. "Ya Allah... Kalian malah liatin doank bukan bantuin." omel Abel melihat kedua orang yang asik menonton. "Astagfirullahaladzim tante... Tante gpp? Ada yang luka ngga?" tanya Abel khawatir sambil membantu si ibu bangun. Abel menyandarkan tubuh si ibu di tembok halte bis. "Aduuh..." ringis si anak SMP. Si ibu pun meringis karena ada luka di lengan dan kakinya. "HEH!! PUNYA MATA GA SIH! Ngga liat apa ada orang segede gini maen tabrak aja.!" omel Abel kepada si anak SMP itu. "Maaf kak gue Buru Buru mau ke tempat les." jawab si anak SMP. Abel tak mau kalah. Ia terus menyalahkan si anak SMP itu meski si ibu sudah memaafkannya. Abel mengajak si ibu tadi masuk ke mobilnya. Lalu ia minta si anak SMP memunguti barang belanjaan ibu tadi dan memasukkannya ke dalam bagasi mobilnya. Lalu setelah itu Abel mengantar si ibu pulang kerumahnya meski harus putar balik dari arah rumahnya. "Tante beneran ga mau dibawa ke rumah sakit? Nanti kalo ada apa apa gimana?" tanya Abel khawatir. "Beneran cantik ga usah ke rumah sakit. Cukup di obatin aja dirumah pakai betadine. Insya allah sembuh." ucap Sarah sambil tersenyum. *** Abel pun mengantar Sarah ke rumahnya. Setibanya di depan rumah Sarah, Abel tampak termangu. Pasalnya rumah milik Sarah ini sangat mewah dan megah. Sarah tersenyum melihat keterkejutan gadis cantik di sampingnya. "Ayo masuk dulu." ajak Sarah kepada Abel. Saat Abel turun, ia kembali di kejutkan dengan beberapa maid yang datang menyambut mereka. Sarah menginstruksikan untuk membawa belanjaannya yang di simpan di bagasi mobil Abel. Lalu ia mengajak Abel masuk ke rumahnya. "Busyet dah. Ini rumah apa istananya putri Jasmine?! Gede bener ini rumah." gumam Abel dalam hati. Saking terpesonanya dengan design rumah Sarah, Abel sampai lupa menutup mulutnya. "Mau minum apa cantik?" tawar Sarah kepada Abel yang masih mangap. Abel buru buru mengkondisikan wajahnya. "Apa aja tante nanti Abel minum." ucap Abel sambil duduk di samping Sarah. "Bi buatin dua minum ya. Oiya sekalian bawain kotak P3K di kamar." ucap Sarah kepada bibi pengurus rumah. "Njeh Ndoro." ucap si bibi lalu pergi. Abel melihat beberapa Maid membawa bungkusan belanjaan milik Sarah dan menaruhnya di dapur. "Tante kok ga bawa mobil sendiri atau  di antar supir barangkali." tanya Abel kepo. Ia keceplosan. Abel memukul mulutnya yang lemes banget. Sarah tertawa. "Tante yang ingin berangkat sendiri. Biasanya kalo ada anak tante, anak tante yang nemenin mamanya belanja bulanan. Tapi akhir akhir ini dia sibuk latihan karena mau tanding." "Ooh begitu ya. Anak tante cuma satu?" "Anak tante ada dua cewek dan cowok. Yang cewek tinggal di Amerika karena nikah sama orang Amerika. Pulang ke Indonesia setahun sekali. Tante juga sudah punya cucu bule 2. Tapi sayang jauh nyamperinnya kalo kangen. Nah satu lagi yang cowok tinggal disini. Masih SMA juga. Tapi ya gitu ninggalin mamanya terus. Kalo suami tante sibuk kerja. Makanya tante bete sendirian. Tante sih ngarepnya anak tante yang cowok punya pacar biar bisa temenin tante ngobrol kayak gini." ucap Sarah berharap. Abel tersenyum. Ia melihat kedatangan si bibi pengurus rumah membawa dua gelas minuman berwarna, kotak P3K dan sebaskom air hangat serta handuk. Dengan telaten Abel membersihkan luka di kedua tangan dan kaki Sarah perlahan dengan air hangat. Sarah menikmati perlakuan manis gadis yang tengah mengobatinya. Sarah terus menggumam untuk menanyakan nama gadis itu tapi ia selalu lupa. Ngobrol dengan Abel membuatnya lupa waktu. Seolah tak canggung lagi, Abel dan Sarah menikmati obrolan sore mereka. Begitu juga dengan Abel. Ia hampir lupa untuk segera pulang. "Astagfirullah tante. Maaf Abel harus cepet pulang. Keasikan nih ngobrol sama tante sampe lupa waktu.  Bunda pasti nyariin deh." seru Abel sambil menepuk jidatnya. "Makan dulu ya. Kita makan malam bareng baru pulang." ucap Sarah yang melihat Abel sudah berdiri. Abel menyambar tangannya untuk Salim. Sarah kaget pasalnya putranya jarang salim padanya. Kalo pergi ya pergi aja. Kalo pun pamit putranya pasti mengirimkan pesan. "Aduh tante bukannya menolak rejeki tapi Abel beneran ga bisa. Lain kali pasti Abel ga kan nolak. Kasian bunda pasti nyariin Abel. Biasanya jam segini Abel udah dirumah sambut ayah sama bunda pulang dari rumah sakit." ucap Abel sambil berjalan keluar dari rumah Sarah. "Oh ayah dan bundanya kerja dirumah sakit? Rumah sakit mana? Siapa tahu kenalannya adik tante." "Ngga tante. Ayah sama bunda bukan kerja di rumah sakit. Ayah cuma pekerja kantoran di salah satu perusahaan BUMN kalo bunda sih ibu rumah tangga biasa." "Loh terus ngapain ke rumah sakit sayang?" "Ayah anter bunda cuci darah tante. Bunda sakit. Sudah dua tahun ini rutin cuci darah seminggu dua kali." ucap Abel sedih. Matanya memanas mengingat perjuangan bundanya untuk sembuh tak mudah. Abel tahu penyakit gagal ginjal persenan hidupnya sangat tipis. Meski udah dapat cangkok ginjal belum tentu masalah terselesaikan. Si penderita atau pun pendonor belum tentu bebas dari kematian. Maka dari itu Abel selalu menyemangati bundanya jika sang bunda sudah merasa lelah. "Ya allah... Maaf tante ngga tahu sayang. Ya udah kamu cepetan pulang. Kasian bunda kamu nanti khawatir anak gadisnya belum pulang. Mana kamu pulang ke rumah lumayan jauh lagi." ucap Sarah menyesal. "Gpp tante. Nanti Abel jelasin ke bunda alesan Abel telat pulang. Yaudah Abel pamit dulu ya tante. Assalamualaikum." "Waalaikumsalam nak. Hati hati dijalan. Jangan kebut kebutan." ucap Sarah dan ditanggapai senyum manis Abel dari jauh. Abel masuk ke dalam mobilnya dan melambaikan tangan sebelum ia pergi meninggalkan kediaman Sarah. "Nah loh tadi siapa ya namanya lupa?" ucap Sarah baru inget lupa menanyakan nama gadis cantik yang menyita perhatiannya beberapa jam ini. "Tadi dia manggil dirinya siapa ya? Duh gusti pohoan teh kabina bina." ucap Sarah kesal. (Ya Tuhan lupanya kebangetan). Tak lama putranya pun pulang kerumah. *** TBC...
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD