Jejak Keempat puluh empat

1771 Words

Eva melepaskan cecapan dengan tangan masih bergelayut manja di leher Zin. Zin membelai bibir Eva dengan ibu jarinya lembut. Keduanya terdiam namun tatapan mereka tidak bisa berdusta. Bahwa ada cinta diantara keduanya. "Zin.." Eva memanggil nama pria itu lembut. Zin membalasnya dengan mengelus pipi Eva. "Kau tau, kamulah yang pertama mencium bibirku." Eva ingin jujur pada Zin. Zin masih terus terdiam tetapi memperhatikan apa yang Eva katakan. Eva menatap Zin malu-malu. Mungkin lelaki itu sadar. Kemarin bukanlah pengalaman pertamanya. Tidak ingin dianggap sebagai perempuan binal. Eva mengungkapkan lagi. Entah mengapa Eva begitu peduli dengan tanggapan Zin. "Waktu itu..., aku sempat dilecehkan. Tetapi dia tidak pernah menciumku." Mata Eva otomatis berair. Sakit rasanya mengenang saat itu

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD