Chapter 2 ~ Bertemu Kembali

529 Words
أعوذ با لله من الشيطن الرجيم... بسم الله الرحمن الرحيم... الرحمن {١} Ar rahmaan علم القرآن {٢} 'Allamal qur'aaan خلق الإنسان {٣} Khalaqal insaan علمه البيان {٤} 'Allamahul bayaan الشمش والقمر بحسبان {٥} Asy syamsyu wal qamaru bihusbaan والنجم والشجر يشجدان {٦} Wannajmu wasy syajaru yasyjudaan والسمآء رفعها ووضع الميزان {٧} Wassamaaa a rafa'ahaa wawadha'al miizaan ألآ تطغوا في الميزان {٨) Allaaa tathghau fil miizaan وأقيموا الوزن بالقسط ولا تقسر الميزان {٩} Wa aqiimul wazna bilqisti walaa tuqsirul miizaan ....... “Dira!!! ” Suara teriakan yang menggema ke seluruh koridor sekolah itu membuat orang-orang yang berada disana tidak nyaman. Merasa namanya dipanggil, Nadira menoleh kearah suara dan melihat seorang gadis berseragam putih biru tua dengan hijab pendek berwarna putih berlari kearahnya. Kerutan dikedua alisnya menandakan bahwa dia tengah kebingungan. Dia berpikir, kenapa dia bisa ada disini? Kini, gadis tersebut berada tepat didepan Nadira. Polesan make up yang tidak terlalu tebal menempel di seluruh wajahnya. Bulu mata lentik dengan netra mata yang berwarna cokelat terang itu menambah daya tarik tersendiri bagi perempuan itu. “Bagaimana kamu bisa ada disini? Bukannya kamu ada di Turki? ” Gadis tersebut melebarkan senyumnya dengan mata yang berbinar. “Mulai sekarang, aku sama keluargaku pindah kesini. Soalnya disana aku susah bergaul sama orang baru disana..makanya papa sama mama mutusin buat pindah kesini lagi. Kan sebentar lagi kita SMA, mamaku pengen, aku satu sekolah sama kamu..biar aku punya temen...” Nadira berdiri ketika mendengar ucapan perempuan yang berada didepannya. “Ara nggak bohong kan? ” Perempuan yang bernama Zahra Faiza Aiswa itu menaikkan salah satu alisnya sembari menatap Nadira dengan penuh kebingungan. “Buat apa Ara bohong? Mama sama papa nggak pernah ajarin Ara bohong, Dira..” “Aaa Dira seneng banget ” Kedua tangan Nadira dia rekatkan di seluruh tubuh perempuan tersebut. Dirinya sungguh bahagia ketika sang sahabat kembali ke tanah air. “Ara kapan sampai disini? Kok Dira nggak dikasih tau.. ” Lengkungan senyuman terbit dikedua bibir Zahra ketika melihat ekspresi wajah dari sahabatnya. “Biar kejutan dong..” Nadira menganggukkan kepalanya ketika mendengar jawaban dari Zahra. “Tapi, Ara kok tau kalau Dira ada disini? ” “Tadi Ara ke rumah Dira, tapi kata bunda, Dira di sekolah, makanya Ara susul kesini..ouh iya, bukannya ujian Dira udah selesai? Kenapa masih disini? ” “Ini hari terakhir ujiannya, Ara..makanya Dira ada disini? ” Jawab Dira sambil melengkungkan senyumnya. Zahra mengangguk ketika mendengar jawaban dari sang sahabat. Mata cokelatnya menatap sekitar koridor sekolah. Hanya beberapa siswa yang berada ditempat tersebut. “Kok sepi? Yang lain kemana? ” “Yang lain udah pulang. Dira masih disini karena setiap mau pulang sekolah, Dira sempetin mampir kesini buat ngetes hafalan Dira..” Zahra mengangguk sembari membenarkan hijabnya yang sedikit berantakan tertiup angin. “Ara udah nambah hafalnya? ” “Alhamdulillah, udah nambah kok..” Senyuman lebar terbit dikedua bibir Nadira. Dia sungguh bersyukur memiliki sahabat seperti Zahra. Sekitar 1 tahun yang lalu, sahabatnya pamit untuk pindah ke Istanbul, Turki karena papanya ditugaskan untuk menjadi komando disana. Zahra termasuk tipikal orang yang cerewet namun susah dalam bergaul. Dia bersahabat dengannya ketika di jenjang sekolah dasar. Zahra juga termasuk orang yang semangat dalam menghafalkan Al-Qur'an. Terakhir mereka hafalan bersama 1 hari sebelum keberangkatannya. “Kapan-kapan kita hafalan bareng ya?! ” Zahra mengangguk dengan sangat antusias ketika mendengar pertanyaan dari Nadira. “Ok!! ” ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD