Prolog

152 Words
Setiap manusia terlahir polos tanpa dosa, mereka sesuci kertas putih. Kuat dengan caranya sendiri dan sangat sesitif, dia tumbuh dalam drama picisan tak berujung. Ceritanya seperti sebuah rekayasa belaka, bukan kebetulan semata. Sampai di mana dirinya mengetahui arti hidup, saat itulah awal kehidupan yang sesungguhnya dijalani. Sulit, karena sejatinya hidup adalah sebuah perjuangan di antara pilihan bagi kebanyakkan orang, termasuk dirinya.         Sampai sebuah realita hidup yang membawa pada jati diri sesungguhnya. Seseorang itu dalam posisi ambigu, mereka hidup bersama dan satu kenyataan yang ternyata sulit untuk dapat dibicarakan baik-baik. Dirinya kokoh seperti pilar beton, tidak suka membesarkan masalah sepele. Dalam dirinya tertimbun semboyan "Aku bisa dengan caraku sendiri".         Dan orang ini bukanlah tokoh antagonis maupun protagonis seperti manusia pada umumnya. Dia adalah dirinya dengan segala pemikirannya sendiri. "Aku cantik?" "Tentu saja, valid no debat." "Aku sayang Kakak," tutupnya. Kemudian membawa dirinya dalam dekapan pria bertubuh tinggi di hadapannya.  ***
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD