LAVENDER

2122 Words

Autumn masih membelalak. "Pe...penis?", tanya Autumn gugup. "Seperti yang kau dengar", ujar Liam datar. Terdengar seperti melaju di jalanan mulus yang tak berujung dan tanpa hbatan sedikitpun. Autumn masih ternganga tak percaya. Lalu di tatapnya wajah Liam.  "A...ku...ingin muntah", desis Autumn sambil beranjak turun dari tempat tidur dan berlari menuju wastafel. "Kuharap ini yang terakhir", ujar Liam kesal sambil memijit leher Autumn. Autumn masih menunduk. Bukan hanya karena udang hal ini terjadi. Tapi lebih karena jawaban Liam yang di luar perkiraannya. Autumn menyalakan kran dan mengusap mulutnya. Liam masih berdiri di belakang Autumn. Bayangan tubuh Liam terlihat pada cermin di depan mereka. Autumn terhuyung. Kepalanya pening karena rasa bersalah. Tiba-tiba saja Liam mengangkat

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD