25 Minggat

1997 Words

Malam ini aku mencoba memejamkan mata di kamar yang kutempati sejak kecil. Bilik ini juga menjadi saksi malam pertamaku dengan Mas Wildan. Awal masa pernikahan semua terasa indah. Apalagi kami tidak berpacaran sebelumnya. Sehingga getar di d**a begitu terasa meski berjarak semeter darinya. Namun kondisinya sekarang begitu berbeda. Ternyata waktu tujuh tahun tak cukup membuat kami saling memahami. Aku kepikiran bagaimana cara Mas Wildan menidurkan anak-anak malam ini. Biasanya itu menjadi tugasku. Ah … akhirnya mereka secara perlahan terdampak juga. Apa yang telah Mas Wildan katakan kepada Rohim dan Rheza saat aku tak pulang? Semoga anak-anak tetap terlelap, meski aku tak mendekap. Bunyi notifikasi pesan membuyarkan rasa bersalahku. [Dik, pulanglah. Anak-anak mencarimu. Mereka nangis gak

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD