27 Subuh Mengharu

2201 Words

Segera kuseka air mata di pipi. Aku tak mau merusak kebahagiaan Rohim yang akan bertemu ayahnya. “Hm … bunda enggak pa-pa, Sayang. Hanya capek saja makanya mata bunda sampe berair. Kita tidur saja ya. Masih lama nyampenya.” Kusunggingkan senyum kepada anakku yang duduk di dekat jendela bus itu. Lalu kuelus kepala Rohim dan Rheza bergantian, agar kantuk segera datang. Kebiasaan yang selalu kulakukan saat menemani mereka tidur. Syukurlah Rohim tidak bertanya lebih. Sehingga aku tidak perlu mengarang cerita lagi. Kini matanya sudah terpejam. Sepanjang perjalanan lebih banyak kami gunakan untuk tidur. Saat jarak telah tertempuh separuh, bus berhenti di sebuah rumah makan. Semua penumpang bus patas mengambil jatah makan. Kali ini juga menjadi kesempatan untuk melaksanakan salat. Sebab setelah

New users can unlock 2 chapters for free!
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD