The Restless Heart

1274 Words

Di dalam kamarnya yang bak kamar permaisuri di kastil tua, Patricia gelisah dan tidak bisa tidur. Sudah lebih dua jam ia berusaha memejamkan matanya, namun pikirannya tidak mau berhenti dan beristirahat. Diraihnya botol putih yang berada di meja nakas samping ranjang, ia butuh obat tidur itu. Tidur nyenyak supaya esok pagi bisa berpikir lagi dengan jernih. Pikirannya kembali melayang pada ucapan Eddy Parker dan Matthew, si ipar pemabuk itu. Tapi, walau pemabuk jelas Matty berpihak padaku ketimbang Diana, gumamnya senang. Lelaki itu bisa menggunakan otaknya dengan baik, kalau dia mau. Mata Patricia bergerak melirik pada kado yang diberikan Sarah untuknya tadi. Sebuah hiasan dinding jalinan makrame sederhana. Perempuan setengah baya itu masih memancarkan aura kecantikan nan anggun, ia tela

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD