SEMBILAN

1212 Words
Fitnah Gea? Ucapan ketus Gea tentang dirinya selama di kantor. Yayasan tempat dia mengajar ini merupakan milik kedua orang tuanya? Bisa dibayangkan jika Deni mau melakukan apa saja. Pasti dia bisa mengeluarkan gadis bodoh yang sudah menebarkan gosip tidak baik tentang dirinya itu dengan sangat mudah. Tidak peduli dengan kakak dari gadis bodoh itu yang sudah menjadi rekan kerjanya sangat lama. Gea, seketika mengingat nama itu senyum simpul tercipta dari bibir Deni ketika sarapan. "Kamu kenapa senyum seperti orang kesambet setan?" mamanya menoyor kepala Deni. "Setannya nggak mau keluar!" keluh mama Deni untuk kedua kalinya. Tersadar dengan ucapan sang mama. Deni menyangkal tangan mamanya ketika perempuan paruh baya itu menjitak kepalanya. "Mama apa-apaan sih?" "Kamu yang kenapa? Kamu dari tadi cengar cengir kayak orang gila tahu," Deni kemudian tersenyum kepada mamanya. "Ma, Mama beneran mau mantu, kan?" Tentu saja mamanya menginginkan menantu dan juga anak dari Deni. Pasalnya hanya anak itulah yang belum menikah dan punya anak. Kesedihan itu terlihat dari raut wajah orang tuanya begitu Deni mengatakan hal yang tak masuk akal tadi. "Apa ada yang bisa ngerawat Kelana dengan baik?" Pertanyaan itu langsung membuat Deni terdiam sejenak. Dia tahu bahwa mamanya pasti akan mengatakan bahwa perempuan yang harus menikahi Deni adalah perempuan yang bisa menerima Kelana dengan baik. Bukan karena kekayaan yang dimiliki oleh orang tua Deni. Tapi karena kasih sayang yang tulus. Apalagi Kelana itu merasa seperti orang yang tidak punya orang tua. "Den, Mama ngomong gini—" "Aku tahu, Ma." Sergah Deni dengan segera agar mamanya tenang dengan ucapannya tadi. Deni juga tahu bahwa mamanya memang sangat khawatir dengan Kelana yang tidak bisa mendapatkan kasih sayang yang baik dari istrinya nanti. Gea? Barangkali perempuan itu adalah pilihannya. Sekalipun Gea merupakan mahasiswi di kampusnya. Tetap saja jika Deni memang tertarik dengan gadis yang super berisik itu. jangan salah lagi. Bahwa dia memang tertarik dengan Gea. Bukan hanya kecantikannya saja. Tapi kadang tatapannya yang begitu hangat. Ah sudahlah, Deni sampai lupa dengan tujuannya ketika dia memang ingin membahas mengenai perempuan itu kepada mamanya. "Kamu memangnya sudah ada calonnya?" "Proses, Ma," "Udah lulus kuliah?" "Dia mahasiswi aku," Uhuk Papanya langsung terbatuk mendengarkan penjelasan Deni mengenai Gea. Apa salahnya coba untuk dekat dengan mahasiswinya. "Deni, kamu itu nggak bercanda untuk saat ini, kan?" "Memangnya kapan aku bercanda perihal peremuan, Pa? aku nggak pernah berniat bercanda untuk satu hal itu. aku benar-benar serius untuk kali ini," "Kelana?" Tentu saja anak gadis kecil yang sudah terlanjur memanggilnya dengan panggilan Ayah itu akan menjadi bebannya. Ralat! Deni tidak pernah menganggap keponakan satu-satunya yang dia miliki itu sebagai benalu. Deni sangat sayang kepada Kelana. Takut jika terjadi apa-apa dengan anak kecil itu. sehingga dia mau melakukan apa saja demi Kelana. "Nek, kemarin Ayah ketemu kakak cantiiiiiiik banget. Terus Ayah dekat banget gitu. Ayah dipanggil Bapak sama kakak cantik." Good job Kelana. Deni tersenyum ketika anak itu menceritakan mengenai Gea. Dia tidak akan mau melepaskan gadis itu. bukan karena zaman ini begitu banyak yang tidak perawan lagi. Bukan. Karena memang dia tertarik ketika dia membawa Gea ke rumah sakit mengenai apa yang dilakukan Gea kepada kakaknya mengenai Kelana. Ya, dia memang takjub dengan apa yang dilakukan oleh Gea waktu itu. dia yang tidak pernah mengenalkan Gea kepada orang tuanya. "Kalau Papa boleh tahu, perempuannya siapa?" "Namanya kak Gea, kakek," belum Deni menjelaskan kepada papanya. Anak itu sudah nyerocos terlebih dahulu. "Papa pernah dengar, siapa dia?" papanya minum lagi dan meletakkan gelas itu dengan santainya. "Gea? Papa kenal nggak nih?" "Adiknya Reno, Pa," "Reno? Oh ya ya, Papa tahu. Yang nikah sama model itu bukan? Namanya langsung merosot begitu dia menikah dengan model majalah dewasa. Beberapa koleganya hilang," "Yang benar, Pa?" "Iya, tapi untuk sekarang ini Papa sering lihat dia keluar sama cewek cantik sih," "Hmmm, kayaknya aku pernah ketemu deh," ucap Deni ketika mengingat bahwa pertemuan di bioskop dengan Gea dan juga kakak iparnya yang dibilang oleh Gea. "Pa, kalau boleh tahu, dia nikahnya berapa kali memangnya?" "Satu kali, yang model ituloh. Kamu masa nggak tahu. Cantik banget sih, benar-benar cantik," Praaaaaaang Sendok dan garpu dibanting oleh mamanya diatas piring sehingga membuat Deni serta papanya terkejut. "Mulai puji perempuan lain di depan, Mama," Deni terkejut sampai dia melirik ke arah Kelana yang sedang ikut sarapan. "Mama apa-apaan sih?" "Kalian berdua tuh ya," "Ma, ini lagi bahas istri orang. Bukan perempuan lain," jelas papanya Deni. Dia tahu bahwa mamanya memang pencemburu berat dan tidak suka jika ada nama perempuan lain di sebut di rumah ini. sangat sayang sekali jika Deni harus kelewatan menyebut nama orang jika di rumah ini. Mamanya langsung duduk lagi ketika melihat ke arah Kelana yang terkejut sampai roti yang dipegangnya tadi terjatuh ke piring. "Ma, lihat cucu Mama dong!" ujar papanya dengan lembut. Beruntunglah jika mamanya mau mendengarkan dan duduk seketika. "Ma, ini tuh lagi ngomongin istrinya Reno loh. Mama nggak tahu aja kalau dia hampir bangkrut karena istrinya itu model majalah dewasa. Mama tahu sendiri kan, mereka itu pergaulannya kayak gimana?" Mamanya menarik kursi, "Pa, kalau model majalah dewasa itu, pernah begituan ya?" "Huuusssh, Mama masih pagi lho. Ingat cucu juga dong! Mama nih ada-ada aja," Deni protes dan menutup telinga Kelana dengan kedua tangannya. "Memangnya Nenek bilang apa, Ayah?" Deni menggeleng dan meminta agar Kelana melanjutkan sarapannya begitu mamanya juga berhenti untuk menggunjingkan mengenai istrinya Reno. Ya, dia sedikit tahu mengenai perempuan liar yang sering dibawa ke pub milik Indra—sahabatnya. Jadi dia pernah memergoki perempuan itu dibawa ke sebuah kamar di pub itu—esek-esek tempat ya begitulah. Deni enggan menyebutkannya. Entahlah Deni bodoamat dengan privasi orang. Dia ke pub untuk menjemput Kevin yang mabuk berat waktu itu. Kevin menjadi seperti itu setelah calon istrinya memilih menikah dengan pria lain yang bisa dikatakan bahwa dijodohkan oleh orang tua. Pada saat Kevin hendak melamar. Dia ditolak habis-habisan karena kebiasaannya yang selalu bermain perempuan. Deni juga tidak asing pergi ke pub. Bukan untuk menikmati wanita bayaran seperti temannya. Tapi untuk menjemput makhluk bernama Kevin yang selalu saja pingsan di sana dan dia dihubungi oleh Indra untuk menjemput manusia sialan itu. Ia menghela napasnya ketika mamanya berhenti berbicara. "Den, kamu serius sama mahasiswi kamu? Apa dia nggak bakalan minta harta kamu doang?" "Ma, percaya sama aku. aku tahu kok Mama nggak bicara harta. Tapi terlebih karena Mama mikir kalau Gea itu termasuk dari kalangan istrinya Reno, aku bisa nebak dari nada bicara Mama yang gugup ketika bertanya," "Bu-bukan begitu, Deni. Tapi Mama cuman nggak mau kalau kamu salah pilih nantinya. Mama pengin kamu dapat yang terbaik, kalau untuk kandidatnya, Mama carikan ya!" "Justru Reno dijodohkan, Ma. Makanya dia dapat istri yang begitu. Reno nggak ada perasaan sama istrinya. Sama halnya dengan istrinya," "Tahu dari mana kamu?" "Karena aku pernah lihat dia sama pria lain di pub waktu jemput, Kevin. Dia mabuk dan masuk ke salah satu ruangan di sana," "Hah?" "Udah, Ma. Aku nggak mau lanjutin, biar Mama nggak mikir kalau Gea itu sama aja kayak perempuan lain. Intinya, aku mau serius sama dia, Ma. Mau beneran ngejar dia. Nggak mau kalau Mama mikirnya dia itu perempuan yang nggak baik. Coba pikirkan dengan baik, Ma. Aku tuh lagi serius cari perempuan yang mau ngerawat Kelana juga. Bukan untuk aku doang. Tapi untuk kita semua. Intinya dia bisa terima Kelana dengan baik, udah cukup! Aku nggak mau dijodohin yang konyol kayak gitu," "Ayah, nanti kita ketemu kakak cantik nggak?" Kelana tiba-tiba bertanya seperti itu menciptakan keheningan diantara mereka. Ya, Deni memang serius untuk mendekati Gea sekalipun gadis itu merupakan mahasiswi yang mungkin paling menyebalkan baginya. Dia tahu bagaimana harus mengejar dengan cara yang halus tanpa ketahuan oleh teman-temannya. Yaitu, melalui Reno.  Follow author dan tambahkan ke favorit kalian ya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD