Real Problem

1688 Words

Getar telepon genggam yang bergerak konstan di atas tempat tidur itu tidak mempengaruhi Nirina. Perempuan cantik itu telah mengaktifkan mode diam beberapa saat yang lalu. Kini dia menenggelamkan diri dalam dunianya, yang penuh dengan goresan pensil dan kertas. Tangannya lincah membuat arsiran dari pola hitam putih di buku draft tanpa garis kesayangannya. Namun begitu, ujung pensilnya yang tiba-tiba patah menghentikan gerak jarinya yang lentik. Kukunya yang cantik hasil menikur dan nail art, segera mengetuk lembaran kertas. "Ah, kok patah!" keluh Mama Ami. Dia hendak mengambil rautan pensil, saat ekor matanya menangkap sorot cahaya yang berkedip dari tempat tidur. Nirina melangkah ke arah ponsel dan segra mengangkatnya setelah melihat nama yang tertera di layar. "Kenapa dia telepon," uca

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD