PART 1

727 Words
Author Pov Suara kerusuhan terdengar dimana-mana, adu mulut adu bacok tak terhindarkan ditengah jalan diantara ramainya kendaraan dan orang-orang berlalu lalang. Serpihan kaca dan s*****a tajam pun berserakan di jalanan. "Rafaelll awasssss!" terdengar teriakan seseorang disana Rafael Bryantara anak pemilik sekolah Bryantara dia sedang tawuran. Terlihat seseorang akan menyerang Rafael dari belakang dengan s*****a tajam. namun, segera dibantu oleh temannya sehingga orang yang akan menyerang Rafael terkena bacokan di kepala. Terlihat darah mengalir deras di kepala nya yang membuatnya tak sadar kan diri.Tak lama suara sirine polisi pun terdengar Rafael dan gengnya pun segera pergi meninggalkan tempat itu. Semua orang baik musuh Rafael pun ikut kabur terkecuali orang yang tekena bacokan itu ia lemas tak berdaya dan mungkin saja ia telah meninggal dunia. Rafael mengendarai motornya seperti pembalap tanpa memikirkan kendaraan disekitarnya. Tak lama Rafael dan gengnya pun sampai disekolah. Mereka kesekolah dengan baju yang berantakan. Terlihat kepala sekolah sekaligus pemilik sekolah itu yang tak lain adalah papanya rafael sedang menunggu. Tatapan tajam menginterogasi terlihat dari papanya. "s**l!!! ngapain papa disitu. Pasti dia akan ngehukum gue ." batin rafael kesal "Rafael! Dan kalian kesini." ucap papa rafael membentak "Iyah pa ada apa?" Jawabnya malas "Habis darimana kamu?." tanyanya mengintrogasi "Papa ga perlu tau." "Tadi papa dapat kabar kalau kamu dan teman-teman kamu tawuran. Yang menyebabkan salah seseorang meninggal! Apa itu bener!!?." Bentaknya sekali lagi. Beberapa murid yang lewat hanya memperhatikan pertengkaran antara keduanya "Kalau iyah emang kenapa?" ucapnya menantang "Kamu ini bukannya sekolah yang bener! Malah tawuran ga jelas seperti itu. Kamu itu anak pemilik sekolah seharusnya mencontohkan yang baik! Bukan malah mencontohkan yang buruk." marahnya "Ya terserah rafael dong pa! Lagian papa lebih mementingkan pekerjaan papa. Rafael kayak gini tuh karena papa Ga pernah kasih perhatian ke Rafael dan lebih perhatian ke KARREL!!!" bentak rafael "Berani sekali kamu membentak papa RAFAEL!!! Kamu papa hukum. Sekarang kamu dan kalian hormat ke bendera ditengah lapangan." Perintahnya tanpa penolakan Rafael dan gengnya pun segera kelapangan dan menerima hukuman itu. Karena bagaimana pun sekeras apapun dia menolaknya, papanya pasti tidak akan mendengar ucapannya. Saat ditengah hukumannya Rafael merasa ada yang sedang memperhatikan kearahnya. Dan benar saja terlihat seorang wanita disana. Rafael menatapnya tajam tak suka. Bukan karena wanita itu memperhatikannya tapi karena dia memakai hijab. "Siapa dia? Berani-beraninya dia memakai hijab di sekolah ku. Awas saja kau!!!" batin rafael sambil tersenyum menyeringai senyum itu tidak terlihat manis tapi terlihat menyeramkan. ~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~•~ malam harinya dirumah, Dita sedang menyelesaikan prnya. Tiba-tiba saja ia teringat ucapan Rita. Untuk berhati-hati terhadap anak kepala sekolah yang bisa saja sewaktu-waktu akan mempermalukan atau membunuhnya. "Kenapa aku memikirkan itu semua. Apa aku harus membuka hijabku dan ke skolah tanpa menggunakan hijab." Ocehnya "Tidak tidak tidak itu tidak akan terjadi. Besok dan hari berikutnya pasti akan baik-baik saja." gerutunya menepis apa yang dipikirkannya. Setelah selesai dengan prnya Ditapun segera untuk tidur karena dia sudah lelah dengan mata dan fikiran nya. kringgg kringgg kringg Suara alarm pun terdengar jam menunjukan pukul 05.00 subuh. Dita langsung bangun dan melaksanakan kewajibannya yaitu sholat. Setelah itu ia mandi dan langsung bersiap-siap untuk pergi ke sekolah. Ia segera menghampiri mamanya untuk sarapan "Selamat pagi ma." ucapnya sambil mencium pipi Alisa "Selamat pagi sayang." balas Alisa "Ma papa kemana? Apa masih dinas diluar kota?" tanya Dita yang tidak melihat papanya "Iyah sayang karena ada suatu hal papa belum bisa pulang. Mungkin Lusa papa kamu pulang." jelas mamanya. Ia langsung menyeruput segelas s**u cokelat. "Oh mmm yaudah ma aku berangkat ke sekolah dulu yah."sambil mencium punggung telapak tangan Alisa "Rotinya dimakan dulu sayang." Ucap Alisa "Enggak ma! Nanti aku sarapan di sekolah aja. Assalamualaikum." Balas dita yang terlihat terburu-buru. "Iyah hati-hati waalaikumsalam." Dita POV Seperti biasanya aku diantar kesekolah oleh pak Diman supir pribadiku. Dan Alhamdulilah kali ini jalanan ramai lancar tidak macet seperti kemarin. Sesampainya disekolah aku langsung turun dari mobil. Dan sudah ditunggu oleh temanku Rita. "Ditaaaaa? sini!.' ucapnya sambil melambaikan tangan kearahku.Akupun langsung menghampiri nya "Hei selamat pagi." sapaku tersenyum "Selamat pagi, Ayo kita ke kelas?" ajaknya "Ayo." Kamipun berjalan menuju kelas. Namun di tengah perjalanan menuju kelas langkahku terhenti saat ada seseorang yang menghalangiku. Semua siswi berteriak histeris melihat laki-laki di depan ku. Namun menurutku mereka sangat berlebihan. Aku sekilas menatapnya lalu segera menundukkan pandanganku kembali. Menurutku dia biasa-biasa saja lebih tampan papaku. Dia menatapku tajam. Namun aku tidak memperdulikan itu. Saat akan melanjutkan langkahku dia terus saja menghalangiku. Ada apa dengan orang ini. Apa dia punya masalah denganku? "Ada apa denganmu? Kenapa kau terus saja menghalangi jalanku?" tanyaku kesal. "Ayo ikut gue!" ucapnya menarik paksa lenganku. Tanpa menjawab pertanyaan yang aku ajukan "LEPASIN!! AWW HEI LEPASIN!!!." Ucapku meringis kesakitan
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD