01. One Night Steal

2213 Words
São Paulo, Brazil. Oktober, 2015.   Langit gelap sejak tadi pagi. Semua kesibukkan di kota besar itu sama sekali tidak ada berhentinya sekali pun cuaca sedang tak baik. Semua penduduk masih terus beraktifitas bahkan sampai pada pukul tujuh malam ini. Jalanan di sekitar pusat kota juga, selalu saja ramai.   Dari sebuah jendela kamar apartemen, seorang pria tinggi berdiri berdekatan dengan jendela kaca. Kedua mata kecilnya tak henti mengamati keadaan di luar.   Ponselnya berdering.   Pria itu tertegun memandangi layar yang berkedip - kedip. Dengan malas, dia mengangkat telpon dan terdengar suara seorang pria dari seberang telpon.   "Kiehl, sebelum ku ledakkan kepalamu, Cepat katakan di mana kau sekarang?"   Pria itu menarik napas dalam. Dia tak mengatakan apapun dan langsung mematikan ponselnya. Demi Tuhan, dia benar - benar tidak ingin siapa pun mengganggunya saat ini. Tidak pekerjaan, tidak juga orang - orang cerewet yang suka sekali mengoceh dalam hidupnya. Pokoknya tidak.    Cuaca sungguh tidak bisa di katakan baik. Hanya saja, Kiehl, pria itu memilih untuk pergi ke sebuah Bar. Mabuk - mabukkan sedikit mungkin tidak akan jadi masalah, kan? Ketimbang dia mati di bunuh rasa bosan.   Pria tinggi itu duduk di depan meja Barista. Memesan Cocktail sampai seorang Gadis datang lantas melakukan hal yang sama dengannya. Kiehl sedikit menaikkan sebelah alis ketika melihat wajah memusingkan Gadis di sampingnya. Gadis berambut panjang terurai itu terus saja terfokus pada selembar kertas di kedua tangannya lalu menghela napas jengah.    "Aku mau Wine."   Katanya pada Barista yang baru saja selesai meracik Cocktail punya Kiehl. Gadis dengan wajah oriental itu menoleh, tak selera menatap Kiehl lalu kembali pada kertas di tangannya. Kiehl dengan eskpresi canggungnya, sedikit mengintip, tapi kertas itu sudah lebih dulu di remas dan di buang ke tempat sampah begitu saja oleh Gadis di sisinya. Gadis itu lalu mengangkat sebuah telpon, entah dari siapa.    "Tidak perlu minta maaf, Cla, ini bukan salahmu."   Nada bicara Gadis berambut kecokelatan itu terdengar begitu risau. Wajahnya juga menunjukkan ekspresi yang kurang beruntung saat Barista tadi menyerahkan Wine pesanannya di atas meja.   "Aku sudah harus mencari pekerjaan lain yang lebih baik dari tempat itu mungkin."   Dia cemberut, membuat Kiehl sedikit tersenyum tipis menyadari betapa cantik wajah Gadis dengan eskpresi kurang beruntung di sisinya ini. Kulitnya putih dengan hidung yang mancung. Bibir pink tanpa perwarna, dan bahu yang kelihatan bagus untuk di peluk. Sialan, Kiehl bahkan hampir lupa jika Gadis di sampingnya sekarang ini adalah Orang Asing. Tapi dia memang sangat cantik. Lebih terkesan imut, mungkin.   Shit, Dia sangat lucu! Aku rasa ingin Memilikinya!   "Sudahlah, aku baik - baik saja. Tidak usah merasa tidak enak begitu, aku di pecat bukan karena salahmu, Cla. Bukankah sudah ku katakan?"   Gadis itu kembali menghela napas. Beberapa saat menutup sambungan telpon dan tak mengatakan apa pun lagi selain meneguk sebotol Wine tanpa menuangnya terlebih dahulu ke dalam gelas. Kiehl juga meminum Cocktail - nya dengan tenang, mencuri - curi pandang memperhatikan wajah cantik Orang Asing di sisinya yang untuk setengah jam kemudian jadi kelihatan mabuk. Apa dia memang mabuk?   Serius, dia sangat lucu! Aku rasa ingin menungganginya sampai mati!    "Ck, sialan."   Gadis kurang beruntung itu mengoceh. Meletakkan Lima Ribu Rubel di atas meja lalu pergi. Berjalan sempoyongan keluar menabrak apa pun tanpa di sengaja. Kiehl lalu mengikutinya setelah dia membayar untuk segelas Cocktail yang belum habis. Iseng mengikuti Si Gadis Mabuk yang terus saja berjalan, Mengomel sepanjang street tanpa peduli dengan orang - orang yang memandangnya begitu i***t.    "Kalian benar - benar b******k! Kau juga! Aku benci padamu, Luke! Akan ku habisi kau nanti!"   Gadis itu berteriak seperti orang gila sementara di belakang, Kiehl berjalan mengikutinya tanpa berhenti tertawa. Kenapa bahkan Gadis tak di kenalnya ini begitu sangat menggemaskan?   Oke! Kiehl harus memilikinya! Persetan dengan apa pun!   "Aku benci padamu! Luke, b******k!"   Sebuah sepeda motor melaju dari arah berlawanan. Kiehl terkejut, nyaris menabrak Gadis mabuk itu jika saja Kiehl tidak lebih dulu menyingkirkan tubuhnya ke pinggir.    "Sialan.."   Gadis itu mengumpat. Meremas pergelangan tangan Kiehl dan berusaha untuk berdiri.   "Hei.. kau mabuk berat."   Mendengar Kiehl bicara, Gadis dengan binar mata bening berlian itu menatapnya. Kiehl sedikit terpesona dengan sorot mata mabuknya yang polos itu. Entah kenapa, hatinya tiba - tiba saja teduh.   "Aku tidak mabuk, bodoh. Kau yang mabuk!"   Gadis itu menunjuk - nunjuk wajah Kiehl dengan ujung jari telunjuknya. Membuat ekspresi wajahnya menjadi terkesan begitu lucu dan Kiehl tertawa sekali lagi.    "Bagai mana bisa kau bilang begitu?"   "Aku tidak mabuk.. Ugh!"   Lagi - lagi Kiehl di buat terkejut. Gadis Asing itu muntah - muntah di pinggir jalan dan itu sedikit banyak membuat Kiehl merasa simpati lantas karena tidak ada pilihan, Kiehl membawanya pulang ke Apartemen.   "Hei, Devushka, Tubuhmu berat juga, ya?"   Kiehl menghempaskan tubuh Gadis itu di atas ranjang. Melepas jaket yang membuatnya kepanasan lalu duduk di pinggir Gadis yang menutup kedua matanya. Aroma Wine menyeruak. Dia benar - benar minum sangat banyak tadi.    "Luke, kau brengsek.. akan ku habisi.."   Kiehl tertawa sekali lagi. Entah dosa apa yang sudah di lakukan orang yang namanya Luke itu sehingga, Gadis manis ini sangat mengutuknya bahkan saat dia mabuk. Tapi Kiehl seperti tidak peduli selain bisa terus memandangi wajah cantiknya tanpa sedikit pun merasa bosan.   "Kenapa kau sangat cantik? Cantik yang imut."   Gadis mabuk itu sedikit membuka kedua matanya. Menatap wajah Kiehl untuk beberapa saat dan tersenyum urakan. Deretan giginya begitu rata dan putih bersih.  Dia jadi semakin cantik. Kiehl tak banyak mengerti bagai mana perasaannya saat itu tapi tiba - tiba saja, hasrat seksualnya muncul ke permukaan.   Sialan! Keras sudah batang tubuhnya di bawah sana!   Kiehl, Dengan Mode 'Neposlushnyy Molodoy Chelovek' - Telapak tangannya membelai wajah Gadis cantik itu sedikit menyingkirkan helaian rambut di keningnya. Setiap sentuhan telapak tangan Kiehl yang terjadi begitu menyenangkan bagi Gadis itu. Napasnya gelisah, menghirup aroma pria yang begitu kaya akan Citrus.    "Aku ingin membunuh Luke!"   Gadis itu tiba - tiba saja berteriak. Membuat Kiehl terkejut karena itu hanya berjarak tiga senti meter dengan wajahnya. Tapi dia lebih terkejut lagi ketika tiba - tiba saja Gadis Mabuk itu mencium bibirnya kilat, melepasnya hanya dalam lima detik. Dan sumpah demi apa pun, Kiehl tertegun, mengerjap - ngerjapkan kedua matanya terlebih melihat wajah Gadis yang tersenyum begitu cantik di bawah tubuhnya sekarang. Binar matanya itu kelihatan jauh lebih sendu dari pada sebelumnya.    Dan, Katakanlah jika Kiehl adalah pria b******k. Dengan tidak tahu diri, dia bahkan membuat lengan Gadis itu meremas bahunya begitu kuat di saat jarak mereka kembali terhapus dengan sebuah ciuman yang kini di mulai olehnya. Kiehl mencium bibir Gadis tak di kenal itu seperti orang gila. Mereka bergulingan ke tengah tempat tidur tanpa melewatkan setiap inci kulit bibir yang menyatu dalam lumatan - lumatan penuh gairah.   Kiehl menarik Blouse Gadis itu ke atas. Menciumi kulit perutnya sampai ke pusar lantas meniti sepanjang garis lekukan tulang rusuk sampai ke lehernya yang begitu lembab. Gadis itu mendesah kecil, meremas helaian rambut Kiehl sedikit membusungkan dadanya mengikuti irama ciuman Pria yang terfokus pada bibirnya sekali lagi.   "Eungh!"   Telapak tangan Kiehl mengusap pinggang Gadis kurus itu sampai ke pangkal paha. Melepas kancing celana dan retsletingnya lantas menyusup di balik celana yang sudah sedikit longgar.    "Hhh.."   Mereka terus berciuman. Sementara telapak tangan Kiehl mengusap lembut pusat gairah si Gadis Mabuk. Itu Basah, Lembab, meminta pertanggung jawaban untuk menghirup udara bebas.   Sialan!   "Hhhh..!"   Napas keduanya memburu, Kiehl mencium random setiap lekuk tubuh Gadis itu sampai berhenti di kedua pahanya.    Mereka sama - sama mengatur napas. Kiehl melirik wajah Gadis  yang terus saja menatapnya sendu tanpa mengatakan apa pun. Bekas liurnya meleleh di sudut bibir lucu itu sekarang.   "Hhh.."   Kiehl mencium telapak tangan Gadis itu lalu menarik lepas celananya. Dan lagi - lagi Kiehl di buat terpesona melihat kedua kaki jenjang yang begitu putih bersih, halus transparan. Gadis itu memiliki proporsi tubuh yang bagus sekali pun dia tidak terlalu kurus. Hampir tak ada lemak sama sekali bahkan tulang - tulangnya kelihatan begitu indah. Dia manis, mungil seperti seorang peri. Kiehl hampir gila melihat betapa cantiknya Gadis ini dan apakah Gadis di depannya ini benar - benar nyata? Dia seperti karakter Anime!   Telapak tangan besar Kiehl mengelus kulit pahanya. Menciumi betisnya sampai ke mata kaki. Mengulum satu persatu jari kakinya dengan irama yang lembut, membuat Gadis itu mendesah tanpa penolakan. Dia juga menikmati semuanya.   Batang Tubuh Kiehl terasa penuh. Menyembul dari balik celana dalam berwarna cokelat yang baru saja Dia singkirkan. Gadis itu menarik Kiehl, mencium bibirnya dengan raut wajah memohon lantas membimbing tangan Kiehl untuk menyentuh pusat gairahnya. Telapak tangan Pria itu terasa bergetar ketika bersentuhan dengan kulit - kulit yang sangat lembut. Gadis itu melenguh, meremas bahu Kiehl dan mendorong kepala pria itu ke bawah. Seolah mengerti maksudnya, Kiehl mengecup ujung kulit yang lembab. Menjilat itu sampai si Gadis Mabuk terperanjat. Belum sampai di sana. Kiehl sungguh belum sampai di sana. Kiehl lalu melepas seluruh pakaiannya. Sama - sama telanjang dengan Gadis itu di bawah tubuhnya sekarang. Hujan di luar membuat segala sesuatunya menjadi terasa lain.   "Oh! Hh.."   Gadis itu melengking. Memandang sendu pada Kiehl yang kini mengulum bagian bawah tubuhnya dengan sangat lembut. Tangannya meremas - remas seprai di kanan kiri tubuhnya ketika lidah Panas Pria itu menyapu bersih setiap inci kulitnya sampai ke bagian pusat yang berwarna kemerahan. Sial! Ini sulit sekali untuk di lewatkan, Kiehl sama sekali bukan Pria b******k, tapi sembah kerang ajaib di kebun tebu, Kiehl suka sekali.    "Eungh.. itu.. hhhh!"   Gadis itu menggeliatkan tubuhnya, menarik tangan Kiehl dan mereka berciuman kembali. Tangan - Tangan Kiehl masih terfokus meremas - remas kulit pahanya di bawah sana. Menciumnya lalu turun ke bagian d**a, menghisap apa pun yang dia temukan di sana, sedikit menggigitnya halus.    "Kau suka?"   Kiehl menyeringai, mencium punggung tangan Gadis yang nyaris meledak karena di perlakukan demikian. Gadis Mabuk itu meremas bahu Kiehl dan membuat dirinya telungkup di bawah pria bermata kecil itu. Kiehl tertawa kecil, menciumi lekukan lehernya dari belakang sampai ke bahu. Menjilat turun ke bawah melewati lekukan punggung sampai ke bagian pinggang. Kiehl berhenti di sana. Memandang belahan b****g Gadis yang terkesan begitu kenyal. Tak menyulitkan untuk meremas - remasnya dengan gemas.   Sialan. Ini sangat imut!   Plak.   "Ah!"   Kiehl sedikit menggodanya. Memukul pelan b****g Gadis itu dan membuatnya sedikit naik. Memandang dengan sangat teliti setiap lekuk tubuh di bawah sana, membuat Pria menyebalkan itu sekali lagi meremas - remasnya penuh kesenangan.    "Ini milikku." Katanya, Gadis itu hanya menoleh, memandang wajah Pria yang perlahan terbenam di belahan Bokongnya dengan perasaan berdebar ketika merasa lubang madunya itu di sentuh oleh sesuatu yang lunak dan hangat. Gadis itu melenguh, membenamkan wajahnya di atas permukaan bantal. Merasakan betapa liarnya Kiehl menjilati setiap inci kulitnya sampai ke pusat, membuatnya hampir sampai tapi Kiehl bahkan hanya memberinya harapan kosong ketika pria bermata tajam itu membuat tubuhnya kembali terlentang dan dengan tiba - tiba Kiehl naik di atas tubuhnya. Tidak, lebih tepatnya di atas wajahnya. Batang Tubuh Kiehl yang sama tegangnya, berdiri begitu sempurna di depan wajah Gadis itu. Entah kenapa Kiehl bahkan terkesan seperti pengecualian dalam metode seks apa pun. Dan Gadis itu sedikit cemberut, merasa jika ini sudah sangat salah. Tapi persetan dengan itu semua karena kesenangannya lebih penting kali ini. Gadis itu menggenggam batang tubuh Kiehl dan membuat batang tubuh besar itu masuk ke mulutnya. Kiehl melenguh, merasakan betapa hangat hisapan mulut merah muda Gadis yang bahkan Kiehl tidak pernah tahu namanya itu. Gadis itu mengulum batang tubuhnya dengan gerakan amatir, membuat Kiehl memejamkan kedua matanya tanpa ingin mengakhiri semua ini tapi ketika Gadis itu terbatuk, Kiehl terpaksa melepasnya dan kembali menganti itu dengan ciuman rakus.   Kiehl sedikit membuat tubuh Gadis itu miring membelakanginya, menciumi punggungnya dengan hisapan - hisapan yang lembut. Batang tubuh Kiehl sekarang, berusaha untuk masuk ke dalam tubuh Gadis itu tapi sadar jika bahkan lubangnya masih sangat - sangat sempit. Dan itu membuat Kiehl harus bekerja mati - matian melakukannya, sampai pada hitungan ketiga, batang tubuh Kiehl yang besar itu masuk tidak setengahnya pada pusat gairah si Gadis Mabuk yang berteriak menahan rasa perih.   "Tu.. Tunggu!"   Kiehl tertegun. Akal sehatnya sedikit membuat dia berpikir layaknya orang waras. Sebelah tangannya menyentuh sesuatu yang meleleh di bawah sana. Dia cukup shock melihat cairan berwarna merah membuat noda kotor di jari jemari miliknya. Kiehl menatap wajah Gadis itu dari pantulan cermin di depan mereka. Rasa sakitnya mungkin sangat - sangat sakit sehingga Gadis itu tanpa sadar menangis. Melihat itu, Demi Tuhan, Kiehl sedikit kehilangan gairahnya. Bermaksud menyudahi kegilaan ini namun Gadis itu menahan lengannya untuk terus memeluk pinggangnya dari belakang.    "Lakukan saja.."   Gadis itu setengah berbisik. Mencium pipi Kiehl yang menimbang - nimbang secara keras apa yang harus dia lakukan dan akhirnya dengan berat hati, Kiehl menghentakkan batang tubuhnya sekali pun itu tetap saja tidak lebih dari separuh.   Shit, Gadis ini benar - benar masih perawan!    Kiehl lantas menggerakkan batang tubuhnya keluar masuk. Meremas - remas buah d**a Gadis itu dan terus menghujam pusat gairahnya yang sempit. Kenikmatan mulai mendominasi segalanya, desahan - desahan mereka memenuhi seluruh penjuru kamar sampai keduanya berhasil mencapai klimaks.    ****   "Ugh..."   Itu baru jam lima pagi ketika Gadis bertubuh kurus yang semalaman mabuk berat tanpa sadar itu membuka kedua matanya. Tubuhnya sakit - sakit. Terasa sangat ngilu di s**********n dan area b****g. Sedikit mengumpulkan kesadaran, Gadis itu terkejut. Melihat lengan lain menempel di pinggangnya. Dengkuran halus Seorang Pria di belakang membuat dirinya semakin terkejut. Gadis itu refleks terbangun, beruntungnya Kiehl tidak terusik sama sekali. Gadis itu menatap shock pada Kiehl begitu pun pada dirinya yang berantakan. Mereka berada di sebuah kamar asing dengan keadaan sama - sama tidak memakain pakaian.    "Kenapa aku bisa.."   Gadis itu tak peduli, Dia bergegas turun dari ranjang. Memakai kembali pakaiannya lalu pergi melarikan diri.    Dan, Keesokkan harinya saat Kiehl terbangun, Gadis itu sudah tidak di sisinya. Kiehl terkejut, menggaruk lehernya yang dingin oleh suhu ruangan.    "Apa aku bermimpi?"   Pandangannya mengedar ke seluruh penjuru kamar yang sepi sampai pada noda kemerahan yang mengering mengotori permukaan seprai ketika dia menyingkap selimut tebalnya. Kiehl sedikit berpikir, menyentuh noda itu dan kemudian tersenyum tipis.   "Aku bahkan belum tahu siapa namamu.."   Lirihnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD