"Kepalaku pusing!" Kalix menggeliat. "Tanganku kenapa berat?" Kalix berusaha membuka matanya. Ia mengucek-ngucek mata dengan kasar. Kalix menoleh ke sebelah kanan dan sungguh ia terkejut mendapati kepala Airin yang sedang tertidur menimpa tangan kanannya. "A-airin? kenapa ada Airin di ranjangku?" Airin yang mulai terusik pun mulai menggerakkan tubuhnya, kebiasaan tidur Airin yang cukup lasak membuat Kalix semakin tak bisa bergerak, sekarang malah kaki Airin sudah berada di atas junior Kalix. "Argh... sial!" ucap Kalix menutup wajahnya dengan tangan. Pagi begini, tak di senggol pun miliknya sudah mengeras dan tegang, apalagi kalau kaki seorang gadis berada di atasnya. "A-aku harus membangunkan Airin, bisa gaw-" Tiba-tiba mata Airin terbuka lebar. "Airin," sapa Kalix tersenyu

