>Hubungan yang tidak semestinya<

1034 Words
Dilla menarik badan Leon ke kamar miliknya. Leon merasa heran, bagaimana bisa gadis yang baru pertama kali memasuki rumahnya tahu di mana letak kamarnya. Dia tidak menyangka, tapi demi menuntaskan rasa penasarannya, Leon menurutinya. "Uh ... cepat sedikit, Sayang ... aku sudah tidak sabar," racau Dilla sambil bergelayut manja di lehernya. "Bersabarlah, aku tidak akan lari kemana-mana." Jawab Leon, karna tidak sabar, dia langsung meraih wanita itu dalam gendongannya. "Oh ... pelan-pelan, Sayang. Kebiasaanmu tidak pernah hilang." "Kebiasaan yang mana?" "Selalu mengangkat badan istri kesayanganmu jika tidak sabar. Aku kesayanganmu, kan?" Jawab Dilla semakin membuat Leon penasaran. "Astaga! darimana dia tahu kalau aku sering menggendong Naomi saat tidak sabar? Apakah benar gadis ini dirasuki arwah Naomi? Tapi tidak mungkin! Ini sudah zaman modern, cerita macam itu sudah jadi masa lalu, mungkin dia hanyalah wanita yang ingin meraih gelar Nyonya Leon Nasution saja." Batin Leon, sambil mengeleng-gelengkan kepalanya. "Kenapa kau seperti kebingungan, Sayang?" manja Dilla yang sejatinya adalah Naomi, sambil meletakkan kepalanya di leher suaminya. "Aku tanya sekali lagi, kau siapa?" "Kau tanya itu lagi! Aku istrimu, Sayang ... Naomi." Jelasnya tidak sabar. "Tidak mungkin! Naomiku sudah meninggal. Lagipula wajahmu dan wajah Naomi sangat berbeda. Katakan saja, siapa kau sebenarnya?" "Huft ... Leon ... kau punya tanda lahir di paha kirimu. Aku punya tanda lahir di bawah perutku sebelah kanan. Katakan, apa menurutmu aku orang lain?" Tanya Dilla membuat Leon kaget dan terus menatapnya. "Apa yang kau inginkan?" "Aku ingin bercinta denganmu, Sayang ... dan satu lagi, jangan dekati Naina. Aku tidak suka. Dia terlihat baik di wajahnya tapi hatinya sangat busuk. Aku celaka gara-gara dirinya." Jelasnya, geram melihat wanita lain mendekati suaminya. "Kau sedang tidak sadar." "Aku sangat sadar, Sayang. Aku Naomi." "Baiklah, mari kita bercinta. Kau yang memaksa, maka sudah jadi tugasku untuk menurutinya. Mari, Sayang," ucap Leon dan langsung membaringkan badan Dilla di ranjang. Leon membuka pakaian Dilla, dan setelah selesai, dia membuka pakaiannya sendiri dan langsung mencumbunya. Dilla mendesah nikmat di bawah tindihanannya. "Oh ... Leon ... " ******* Dilla terbangun saat mendengar suara ribut-ribut di luar kamarnya. Dia kaget setengah mati saat tahu bahwa tubuhnya tidak mengenakan apa-apa. "Astaga!! Apa ini?! Kenapa aku tidak berpakaian?!" Seru Dilla melebarkan kedua matanya tidak percaya. "Ini dimana? Astaga! Naomi?! Apakah hantu wanita itu memakai ragaku buat bercinta dengan suaminya?! Keterlaluan!! Naomi ... " desis Dilla sambil meneteskan airmata. Sebercak darah membekas di ranjang orang yang sama sekali tidak Dilla ketahui wajah dan rupanya. Hatinya semakin sakit saat rasa nyeri terasa di area sensitifnya. Dengan gerakan perlahan-lahan, Dilla bangkit dari ranjang dan ingin keluar dari rumah yang tak ubahnya sama seperti lembah duka ini. "Kenapa kau tidur bersamanya, Leon?! Aku kira kau mengusirnya setelah gadis jelek itu sadar!! Tapi kenapa kau malah memasukkannya ke dalam kamar! Serendah itukah seleramu! Aku masih jauh lebih baik jika dibandingkan dengan dirinya!! Kurang ajar!!" Seru Naina membuat Dilla yang tadinya ingin membersihkan dirinya di kamar mandi menghentikam niatnya. Dia menguping pembicaraan mereka dari balik pintu kamar. "Jaga bicaramu, Naina!! Seumur hidup, tidak ada seorangpun yang berani bicara keras kepadaku!! Lagipula siapa dirimu?! Aku membiarkanmu tinggal disini hanya karna kau sepupu dari istriku. Tapi sekarang, tidak lagi!! Keluar dari rumahku atau aku akan mengusirmu! Aku tidak Sudi melihat wajahmu!! Soal mencari jasad Naomi!! Aku bisa mencarinya sendiri!! Paham?!" Bentak Leon membuat Naina gemetar. Dia baru sadar telah membuat kesalahan. Dengan susah payah Naina memasuki rumah Leon dengan dalih ingin membantu mencari jasad Naomi. Tapi bukan itu niat sebenarnya, Naina ingin merayu suami sepupunya, Naomi, dan merebut posisinya sebagai istri. Tapi gagal, pria berhati batu itu susah sekali buat ditaklukkan. Dia diperbolehkan tinggal dirumahnya hanya karna ingin membantu pencarian jasad saudara sepupunya saja. Tidak lebih. "Em ... maaf Leon, aku tidak bermaksud membentakmu, aku hanya tidak suka melihat gadis itu memasuki kamarmu. Lagipula ... kau tidak akan mungkin jatuh cinta pada si udik dan jelek itu, bukan? Kau hanya memakainya sesaat saja, dan setelah itu, gadis itu pasti akan kau campakkan!" Ucap Naina semakin membuat Leon geram. "Mau aku jatuh cinta! Mau aku memakainya sesaat saja! Itu bukan urusanmu, Naina. Cepat pergi dari rumahku karna aku sama sekali tidak sudi melihat wajahmu! Dan ya! Kalau kau tidak pergi saat ini juga. Maka aku akan memecatmu dari pekerjaan. Apa kau paham?!" Ulang Leon membuat Naina ketakutan. Naina sebenarnya adalah putri dari orang kaya. Hanya saja, perusahaan ayahnya hampir bangkrut, Naina mendekati Leon karna ada maksudnya, selain merebut hatinya, Naina menginginkan hartanya. "Ba-baik, Leon. Aku akan keluar. Tapi aku mohon ... jangan memecatku dari pekerjaan." Ucap Naina sambil menatap sendu mata tajamnya. "Baiklah. Tapi ingat! Aku memaafkanmu hanya karna kau adalah sepupunya Naomi. Kalau kau orang lain! Jangankan memberikan kesempatan, memandang wajahmu tanpa sengaja saja sudah membuatku murka!!" Tekan Leon dan langsung meninggalkan dirinya. Leon berjalan dan ingin memasuki kamar yang saat ini ada Dilla di dalamnya. Dengan cepat Dilla langsung kembali ketempat tidur dan pura-pura belum bangun. Ceklek ... "Astaga! Sudah jam tujuh pagi dan gadis ini masih belum bangun juga, apa dia tidak lapar?" Heran Leon setelah membuka pintu kamarnya dan tak lama kemudian menutup serta mengunci pintunya dari dalam. Klik Leon mendekat kearahnya, Dilla semakin berdebar-debar tidak tenang saat pria itu sudah menghembuskan nafas tepat di wajah mungilnya. "Apa kau lelah?" Gumam Leon sambil sesekali menciumi bibirnya. "Kau pasti kelelahan ya? Mana mungkin gadis perawan sepertimu tidak kelelahan setelah bercinta denganku? Aku maniak seks, Sayang. Hanya orang seperti Naomi yang mampu melayaniku. Dan kau! Kau sama seperti Naomi. Mmmpphhh ... tidurlah Sayang. Aku akan bekerja. Setelah bangun, jangan lupa isi perutmu, hari ini aku tidak akan lama. Aku akan segera pulang dan kembali bercinta denganmu. Naomi ... " desah Leon membuat Dilla mengepalkan kedua tangannya tidak terima. "Dasar pria tidak waras!! Kau dan Naomi sama saja. Gila!" Geram Dilla dalam hatinya. Setelah Leon meninggalkan kamarnya, Dilla membuka mata, hatinya gelisah karna kesuciannya telah tiada. Dan itu semua karna hantu bernama Naomi. "Sial!! Jika tahu seperti ini aku akan menolak permintaannya, setan selamanya tetap setan! Tidak bisa dipegang omongannya. Aaaarrgggghhh!! Nenek!! Apa yang harus Dilla lakukan?! Jadi gila hanya karna satu setan!! Keterlaluan. Awas kau, Naomi," geram Dilla, meremasi kain sprei di tempat yang saat ini ditidurinya. *** JUDUL : I'm Not Her PENULIS : Dilla 909 ******* Follow yaaaaa
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD