Part 2

1490 Words
Aku meringis saat merasakan sesuatu yang besar yang dikeluarkan dari dalam milikku. "Eunghhhhhh~" kugigit bibirku dan membuka kedua mataku perlahan, dengan samar kulihat seorang pria naked yang sedang mengeluarkan miliknya dari dalam milikku. "Bangunlah baby, ini sudah pagi. Dan kita harus kekantor" katanya yang telah berhasil mengeluarkan miliknya itu. "Memangnya ini jam berapa?" kataku sembari mengernyitkan keningku. "Jam setengah 6 pagi" ia melirik kearah jarum jam yang berada diatas nakas. "Dingin~" rengekku sembari menarik tubuhnya sehingga membuatnya terjatuh tepat di atasku dan membuat kulit kami saling bersentuhan. "Mandi air hangat saja, biar aku yang memasaknya" katanya yang menatapku dengan jarak yang begitu dekat. Kugelengkan kepalaku dan mengerucutkan bibirku, "Tidak mau, tetap saja dingin", rengekku. Ia menghela nafasnya sedikit frustasi dan mengusap kepalaku, "Lalu bagaimana biar tidak dingin?", tanyanya yang menatapku dengan lembut. Tatapan lembut itulah yang selalu membuatku hampir jatuh cinta padanya. Namun aku selalu ingat pada tujuan utamaku, yaitu aku tidak boleh jatuh cinta dengannya atau siapapun. "Mandi bersama," kataku yang terdengar ringan namun mampu membuatnya langsung mengernyitkan keningnya. "Baiklah jika itu mau mu" katanya yang menghela nafasnya dengan pasrah. Sebuah senyuman penuh kemenangan pun terukir di wajahku, karena sepagi ini aku akan merasakan sentuhan dari Jung Woo. "Kalau begitu aku akan memasak air hangat dulu, biar tidak terlalu dingin" katanya yang hendak bangkit, namun dengan cepat aku segera menarik tangannya. "Tidak usah, pakai air dingin saja" "Lho, tadi katanya dingin" katanya yang terheran. "Jika mandinya bersama denganmu maka tidak akan dingin" kataku yang menatapnya dan melingkarkan kedua tanganku pada lehernya. "Baiklah, kalau begitu ayo kita mandi" ia mengganggukkan kepalanya dan melepaskan kedua tanganku dari lehernya. Dengan cepat kugelengkan kepalaku dan mengerucutkan bibirku kembali, "Gendong~", rengekku. Lagi-lagi ia menghela nafasnya, "Kau ini sama seperti anak kecil saja", ucapnya. "Ayo gendong aku, dan bawa kekamar mandi" "Ya ya Veera, selain pandai menggoda ternyata kau memang sangat manja juga ya" katanya yang bangkit dari posisinya dan segera mengangkat tubuhku. Kukalungkan kedua tanganku pada lehernya dan menatapnya, "Anggap saja aku adalah anak kecilmu", kataku yang kemudian terkekeh dan mengecup bibirnya sekilas. Ia pun hanya terdiam dan berjalan menuju kamar mandi yang berada didalam kamarnya ini. Oh iya, aku dan Jung Woo memang tinggal bersama dan hanya tinggal berdua saja, karena ia hanya tinggal sendiri disini jadi ia mengajakku untuk tinggal bersama dengannya dirumahnya yang begitu besar ini. Saat sampai dikamar mandi, ia menaruh tubuhku didalam bathup dengan perlahan. "Sebentar," katanya yang mulai menyalakan shower. Tetesan air shower yang dingin pun langsung jatuh di tubuhku sehingga membuatku sedikit terkejut karena rasanya yang begitu dingin. "Dingin Jung Woo~" rengekku yang langsung memeluk tubuhku, dan dapat kurasakan kedua ni*pleku yang menegang karena kedinginan. "Tadi katanya mau mandi dengan air dingin saja" cibirnya yang mulai naik kedalam bathup dan duduk di depanku. "Iya, kukira airnya tidak terlalu dingin, ternyata sedingin ini" rengekku kembali. "Sebentar. . ." katanya yang sedikit menjauhkan tubuhku darinya dan memperhatikan tubuhku. "Ada apa?" tanyaku yang terheran dan menatapnya. "Kenapa ini jadi menegang?" katanya sembari menyentuh salah satu ni*pleku dan menariknya perlahan sehingga membuatku langsung menggigit bibirku. "Emmmmmm Jung Woo~ Itu karena terkena air shower yang dingin" kataku. "Pantas saja, ya sudah kau menghadap belakang dulu biar aku mandikan dirimu" katanya yang melepaskan tangannya dari ni*pleku. Aku hanya menggangguk dan menurut saja padanya, lalu segera kubalikkan tubuhku dan membelakanginya. Perlahan ia mulai membasahi tubuhku dengan air yang mulai memenuhi bathup ini. Kurasakan jemarinya yang menyentuh setiap inchi tubuh belakangku. "Depannya juga" renggekku yang melirik kearahnya. "Iya sabar Veera" katanya yang terus membasahi tubuhku dengan jemarinya. Jika boleh jujur, sebenarnya bagian sensitifku sudah tidak sabar ingin disentuh olehnya, namun aku tidak ingin mengatakannya. Tanpa kusadari kini kedua tangannya sudah berada di kedua gundukkan milikku, dapat kurasakan jemarinya yang mulai bermain disana sehingga membuatku memejamkan mataku dan menggigit bibirku. "Masih tegang saja" katanya yang dengan sengaja menyentuh kedua ni*pleku dan menariknya. "Jangan kau buat semakin tegang Jung Woo" kataku. "Iya, tidak akan" katanya yang meraih sabun cair yang berada dipinggir bathup. Lalu ia mulai menuangkan sabun cair ditangannya dan mengusapkannya pada punggungku secara perlahan. Terus ia sabuni punggungku dan perlaham mulai turun hingga sampai di bokongku, namun ia hanya mengacuhkannya dan menyabuninya saja. Lalu ia kembali menuangkan sabun cair ditangannya dan mulai menyabuni tubuh depanku, kembali kurasakan jemarinya yang bergesekkan dengan kedua gundukkanku sehingga kuyakin membuatnya semakin menegang. "Sudah" katanya sehingga membuatku langsung membalikkan tubuhku dan menghadapnya. Kutatap ia sejenak dan mulai membasahi tubuhnya dengan tanganku. "Tidak usah sambil bermain ya, nanti kita bisa telat" katanya yang menatapku. Err, mendengar hal tersebut tentu membuatku menjadi geram. Bagaimana tidak, karena niat awalku mandi bersama dengannya akan sirna begitu saja. Namun aku tidak akan membiarkannya, segera kuturunkan tanganku hingga sampai dibawah perutnya. Kembali kutatap ia dan mulai menyentuh miliknya yang cukup besar itu. Kubasahi miliknya itu dengan air, dan sebuah ide nakal pun melintas didalam pikiranku. Perlahan aku mulai menggenggamnya dan mengocoknya perlahan dengan tanganku sehingga membuat ia begitu terkejut. "Veera, jangan dibangunkan!" katanya yang berusaha menyingkirkan tanganku dari miliknya itu. Dengan cepat kutepis kedua tangannya dan kembali melanjutkan aktifitasku sehingga membuat miliknya mulai menegang dibawah sana. "Diamlah Jung Woo, bermain-main sebentar saja tidak akan membuat kita terlambat bukan?" kataku yang menatapnya dengan lekat dan semakin mempercepat gerakan tanganku pada miliknya itu. Ia hanya terdiam dan memejamkan kedua matanya, namun kedua tangannya kembali berusaha menyingkirkan tanganku, dan tentu saja dengan cepat aku segera menepisnya dan menjauhkan kedua tangannya. Kini aku semakin mempercepat gerakan tanganku yang berada dibawah sana, dan dapat kurasakan miliknya Jung Woo yang sudah semakin membesar seakan bersiap menyemprotkan sesuatu. "Veeraaaaaaa si*lan kau" erangnya dengan kedua matanya yang terpejam. "Maafkan aku sayang" kataku yang mengusap wajahnya dengan tanganku yang lain. Sementara tanganku yang satunya semakin aktif mengocok miliknya. "Veeraaaaaa aku akan sampaiiiiii" erangnya kembali yang mencengkram kedua sisi bathup. "Iya keluarkan saja" kataku yang menghentikan aktifitasku sehingga membuatnya langsung membuka kedua matanya. "Kenapa dihentikan?" tanyanya yang mengernyitkan keningnya. Aku hanya tersenyum miring dan memposisikan kepalaku tepat didepan miliknya. Lalu aku mulai memasukkan miliknya Jung Woo kedalam mulutku dan mulai memaju mundurkan kepalaku. "Oh sh*ttttttt, kau tahu yang kusuka sayang" umpatnya yang merapihkan rambutku dengan kedua tangannya dan mulai membantu akfititasku. Aku hanya terdiam tanpa menjawab satu patah katapun, karena kini mulutku dipenuhi oleh miliknya. Terus kumaju mundurkan kepalaku dengan gerakan yang jauh lebih cepat dari sebelumnya. "Yesss baby, i love it" katanya yang terus membantu aktifitasku. Lagi-lagi aku hanya terdiam dan semakin mempercepat gerakanku. Sebuah cairan putih kental keluar dari dalam miliknya dan memenuhi mulutku. Segera kukeluarkan miliknya dari dalam mulutku, dan menelan semua cairannya tersebut. Lalu kujilati sisa cairan yang berada disekitar kepala miliknya Jung Woo dengan menggunakan lidahku sehingga membuat si pemiliknya bergelinjang diatas sana. "Good girl" katanya. Aku hanya mengacuhkan ucapannya dan terus menjilati miliknya dengan lidahku, dan tak lupa juga sesekali aku menyedotnya untuk menghabiskan sisa-sisa cairannya. Setelah selesai, kuangkat kepalaku dan menatapnya. "Kurasa kau tahu apa yang sekarang harus kau lakukan Jung Woo" kataku sembari menyandarkan tubuhku pada bathup dan menaruh kedua kakiku diatas pahanya Jung Woo. "Tentu saja sayang" katanya yang melebarkan kedua kakiku. Melihat hal tersebut membuatku tersenyum penuh dengan kemenangan karena rupanya ia paham juga dengan apa yang kumaksud. Lalu kulihat ia yang mulai mengusap milikku, "Kau siap?", tanyanya yang menatapku. "Selalu" kataku singkat. Ia hanya tersenyum dan menggangguk, lalu ia mulai memasukkan kedua jarinya kedalam milikku sehingga membuatku langsung berteriak dan menahan sakit. "Awwwwwwwww" "Maaf sayang, karena aku tidak pelan-pelan" katanya yang kembali menatapku. "Tidak apa-apa" aku menggeleng pelan dan tersenyum tipis. "Ingin perlahan atau cepat?" tanyanya yang menaikkan satu alisnya. "Cepat saja, karena nanti kita bisa telat" kataku. Ia pun menggangguk dan kemudian memutar kedua jarinya yang berada didalam milikku dengan begitu cepat sehingga membuatku kewalahan. "Ahhhhhhhhh yessssssss Jung Wooooo" desahan mulai lolos dari kedua bibirku. Mendengar desahanku membuatnya semakin bersemangat mengocok milikku. "Ouhhhhhhh ahhhhhhh fasterrrrrrr" desahku kembali. Kini rasa nikmat mulai menyelimuti tubuhku meskipun hanya dengan jari-jarinya saja, namun rasanya sudah senikmat ini. Jung Woo pun terus mempercepat gerakan jarinya dibawah sana tanpa berhenti sekalipun. "Kau akan sampai sayang, milikmu mulai berkedut" katanya yang tanpa menghentikan aktifitasnya. Aku hanya menggangguk dan menatapnya, dan memang kurasakan kalau milikku mulai berkedut dan bersiap mengeluarkan sesuatu. "Lebih cepat lagi sayang" pintaku dengan tatapan memohon. Segera ia semakin mempercepat gerakannya sehingga membuatku semakin tidak bisa diam. "Ahhhhhhhh yesssssss, akuuuuu ahhhhhh sam-paiiiiiiii ouhhhhhh" lenguhku cukup panjang saat akhirnya aku sampai pada or*asmeku yang pertama. Kuatur nafasku yang terengah-engah, dan kurasakan Jung Woo yang mengeluarka kedua jarinya dari dalam milikku. "Ingin coba?" tanyanya yang menyodorkanku kedua jarinya yang dipenuhi oleh cairanku. Aku menggangguk pelan dan membuka mulutku, lalu ia memasukkan kedua jarinya kedalam mulutku, dan aku pun mulai mengulumnya bak sebuah permen. Jung Woo yang melihat hal tersebut hanya tersenyum. Dan setelah kurasa sudah bersih, aku pun mengeluarkan kedua jarinya dari dalam mulutku. "Sebaiknya sekarang kita lanjutkan mandinya" kataku seraya tersenyum padanya. "Tentu" katanya yang disertai dengan anggukkan. Lalu kami mulai membersihkan diri kami masing-masing tanpa melanjutkan permainan kami, karena kami harus segera pergi kekantor. To be continue. . .
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD