Koper dan barang-barang sudah di masukkan semua. Aku kira, aku hanya akan memasukkan beberapa saja, mengingat aku juga tidak akan lama tingga di rumah keluarga Diko. Tapi, hatiku tersentuh saat melihat ini-itu dari barang-barang yang biasa aku sentuh. Terutama para novel dan bonekaku. Itu adalah barang yang sangat wajib aku bawa. Meski aku sudah menikah nanti!. Titik!. Aku masuk ke dalam mobil, menaruh tas di kursi belakang dan memasang seatbelt. Diko masuk ke dalam mobil dan memasang seatbeltnya. Tiba-tiba, suara telepon berbunyi. Aku tahu betul bahwa itu adalah suara dari ponselku. Karena terlalu malas untuk melepas-pasang seatbelt, aku menyuruh Diko untuk mengambilkanku ponsel di dalam tas yang sudah aku taruh di kursi belakang. Aku tahu diko sudah lelah karena membantu ku membereskan

