Di tengah perjalanan aku menelpon Oma kalau aku telah menemukan Diko. Dia terdengar sangat senang sekali, dan juga sempat mengobrol dengan cucu kesayangannya ini. Karena si pria kekanakan ini mengaku belum makan sama sekali, aku menyuruhnya untuk berhenti di salah satu rumah makan. Sebenarnya bukan hanya dia saja yang lapar, aku juga merasakannya karena belum makan sama sekali. Sama sepertinya. Kita memutuskan untuk makan di rumah makan sederhana. Dulu, saat SMA, Diko sering mengajakku ke rumah makan sederhana setelah pulang dari rapat OSIS. Kini terulang lagi, dengan keadaan yang cukup berbeda. Bahkan tempat yang kami datangi pun tidak banyak berubah. "Kamu pesan apa?" Tanya Diko. Aku melihat menu dan memesan beberapa menu makanan. Biasanya kalau Diko sudah menyuruh untuk memilih menu

