Seharian Ara merasa dirinya sedang BAD MOOD. Ia mengambil handphone nya, ternyata banyak sekali notif masuk.
Setelah men-scrol kebawah ia samsek tidak berminat untuk membalas pesan tak berguna itu..
"Ahhhh, pengen mutilasi orang"rengek Ara didalam kamar terdengar oleh griel Daddy nya.
Griel meneguk ludah nya dengan susah payah, ia bimbang akan masuk atau tidak. Karna posisi griel saat ini berada didepan kamar Ara.
Ceklek..
"Kamu g sekolah?"tanya griel sedikit berbasa-basi.
Sebenarnya griel sudah tau jika Ara telah memukuli anak SMA sebanyak 5 orang itu. Dan ia memaklumi karna disitu bukan sepenuhnya salah Ara.
"Engga"
"Daddy boleh masuk?"
"Kalau pun Ara ga bolehin, Daddy udh masuk"jawab Ara terlewat jutek
Griel terkekeh, ia berjalan kearah kasur Ara dan duduk disamping putrinya itu.
"Maaf"
"Untuk apa?"
"Kejadian masa lalu"
"It's oke, Ara udh berusaha maafin Daddy. Tpi ingatan ara selalu muncul dimana Daniel nangis gara-gara Daddy lebih milih key disandingkan dengan Damian dari pada Daniel"jelas Ara tanpa mengalihkan pandangan nya dari layar handphone.
"Daddy menyesal"
"ga ada yang disesali, Daniel udh tenang. Ara g mau terpuruk akan masa lalu.. kalau pun Daddy merasa bersalah yaudh emang itu salah Daddy kan? Ara udh tinggal dan Nerima kenyataan sesuai perintah nyonya Agatha dan tuan griel. Jadi never, Never give up! tetep semangat jalanin hidup dad.. Daniel pasti bahagia disana walaupun Ara tau dia lagi disiksa diapi neraka"canda Ara
"kamu ya.. Daniel udh meninggal ga boleh digituin! Kita doain sama-sama semoga amal ibadah Daniel diterima sama yang maha kuasa"-ujar griel
"Daniel ga pernah beramal sama ibadah dad"-canda Ara membuat griel gemas
Ara nya yang dulu telah kembali.
"Udah-ah ga boleh gitu, kalau kamu mau lusa kita kemakam Daniel. Damian katanya mau kesini.. jadi nanti kita bareng-bareng kesana nya"ujar griel diangguki Ara
"Oke"
"Yaudh Daddy kebawah dlu, oh ya kalau mau mutilasi orang keruang bawah tanah aja. Disana ada tahanan Daddy yang belum Daddy mutilasi"jelas griel diacungi jempol oleh Ara.
Setelah kepergian griel, Ara terssenyum masam menikmati bintang dilangit-langit. Ia keluar dan duduk di sofa balkon kamarnya..
"Daniel Widyo Arga, seandainya lo masi disini gue ga tau sebahagia apa gue.. mungkin gue g bakal jadi Aralia si gadis egois, keras kepala dan lain-lain. gue cape terpuruk akan kejadian masa lalu Niel.. lo tau ingatan gue kuat banget. Saat gue liat wajah Daddy gue selalu inget lo, seakan kayak kaset rusak yang berputar di memori otak gue. Lo tau? gue ketemu temen Abstrud lo yang dulu ngaku-ngaku suka sama gue namanya Al.. Aldo. I hate Aldo Niel, gue benci saat dia bentak gue. Lo aja yang jadi Abang gue ga pernah ngebentak gue kan Niel? I Miss you Niel" Ara menitihkan air matanya saat mengatakan jika ia rindu nielnya.
Ia harus bisa kembali dan bangkit! Daniel pasti akan tertawa jika melihat Ara yang tangguh ini menangis.
"Gue kangen saat lo Iket gue dipohon rumah yang dibelakang niel.. dan gue kangen juga saat lo bodoh-bodohin gue dengan nukerin duit gue yang awal nya 10 ribu jadi seibuan dan lo cuma ngasi 3 ribu. Semoga Lo tenang disana ya.. gue mau bangkit! Jangan bikin gue gini ya Niel, gue sayang lo"
Setelah mengatakan itu Ara masuk kedalam kamarnya, ia mencuci muka agar lebih segar. Dan memutuskan untuk tidur..
"I Miss you Daniel Widyo Arga"
Mimpiku..
Aku terbangun, sekeliling ku berwarna putih.
Aku mengerutkan dahi karna melihat sosok cowo jangkung ia mirip.. Niel.
"Udah bangun Ra?"
"lo da..Daniel?ragu Ara
Daniel mengangguk, ia merentangkan tangan nya. Ara pun berlari dengan air mata yang membanjiri wajah nya!
"Kok nangis?"
"G kangen sama gue? Lo ga mau ketemu gue?"tanya Daniel dengan nada bercanda.
Ara menggeleng dipelukan daniel
"Ja..jangan pergi untuk kedua kalinya"pinta Ara
Sang empu menggeleng, ia menangkap wajah adiknya yang sudah terbanjiri air mata.
"Lo kok makin cantik?"canda Daniel
"Najis ih, btw ini dimana? Putih semua dan itu cahaya apa?"tunjuk Ara kearah cahaya yang menyorot Daniel.
"Nanti ara pasti tau, yang jelas Ara ga boleh terpuruk lagi ya? Daniel disini bahagia banget kok. Kalau Ara tau Daniel disini selalu liatin Ara, mommy, Daddy, salsa, Damian sama satu lagi sodara kita siapa Ra? Gue lupa"-canda Daniel
"Stev"
"Nah iya, Daniel selalu merhatiin kalian. Jadi jangan terlalu terpuruk ya sayang.. Ara harus bahagia! Pasti bahagia. Waktu Daniel udh abis Daniel pergi ya, salam buat semua"
"Ikuttt"
"Belum waktunya sayang"
"Ga mau pokonya ikuttt"
"Ara denger, Ara kita udh beda alam. Ara ga boleh egois ya.. Daniel sayang Ara I MISS YOU SAYANG"ucap Daniel lalu menghilang ditelan cahaya yang sedari tadi menyorot dirinya.
ARGHHHHHH
Ara terbangun dari mimpinya, mimpinya begitu nyata. Daniel nya nyata!
Ia menepuk-nepuk pipinya, ia masih merasakan kehangatan pelukan Daniel.
"Daniel masi hidup"gumam Ara.
****
"Bagaimana? Dia dlm keadaan baik?"
"Kondisinya masi sama seperti 10 tahun silam tuan, saran saya jika terus menerus seperti ini apakah tidak memperlambat kematiannya?"
Bughhh
"Jaga bicara mu! Dia tidak mati. Saya akan membuktikan jika dia tidak mati ingat itu"ujar seorang laki-laki paruh baya
"Baik tuan, saya akan ganti infusnya"
"Tidak ush. Mulai sekarang anda saya pecat, saya bisa menggantikan insfusnya sendiri. Urus surat-surat mu dan segera pergi dari sini atau saya akan bawa anda ke neraka"
"Ba..baik tuan"