Aula Spesial

1537 Words
Pertarungan Gemini dan The Great Faster dilanjutkan, kini posisi Rio nampak sedikit terhambat. Rupanya Gemini bukanlah lawan yang mudah dikalahkan, sesuatu yang diluar dugaan terjadi di sana. Rio mengira Gemini memiliki satu skill saja, ternyata lebih dari itu membuat Rio sedikit kesulitan. "Bagaimana? apa kau sudah menyerah?" ucap Gemini yang baru saja menghajar Rio dengan skill pertama miliknya. "Bagaimana bisa? aku sudah sangat cepat mendekati dirinya, tapi orang ini masih bisa membaca gerakan ku," ucap Rio keheranan. Aura yang dikeluarkan Gemini cukup membuat Rio sedikit terprovokasi dan mulai kebingungan bagaimana cara melancarkan serangan balasan, apalagi saat ini HP Rio tinggal lima puluh persen dan HP Gemini masih sembilan puluh persen, hal ini membuat Rio harus sedikit berpikir lebih banyak lagi agar bisa menghindari serangan Gemini agar HP nya tidak lagi berkurang. "Bagaimana caranya para player guild Blackforest itu melewati Gemini? pasti ada celah di mana aku bisa menyerangnya," ucap Rio berpikir. Sebelumnya Rio menggunakan skill pertama dan keduanya tanpa menggunakan skill ultimate karena ia menunggu momentum ketika HP Gemini tercicil habis namun, kenyataannya itu sangat sulit dan nampaknya Rio memang harus menggunakan skill ultimate untuk mengalahkan Gemini. "Bangun dan coba serang aku," ucap Gemini berdiri tegak menyamping sembari mengarahkan pedangnya. "Tidak ada pilihan, mungkin aku memang harus mengeluarkan skill ultimate sekarang," ucap Rio mengeluarkan energinya. Rio memulai kembali dengan gertakan skill satu yang kemudian dilanjutkan dengan skill dua yang ia lancarkan. Rio sedikit memutar tubuhnya untuk mendapatkan damage yang lebih besar tetapi, lagi-lagi serangan Rio tak membuahkan hasil dan berakhir dengan melesetnya skill pertama itu, kemudian Rio melancarkan skill kedua dengan cara melompat dan memutar tubuhnya tiga ratus enam puluh derajat sebelum menebaskan pedangnya ke arah kepala. Skill ini cukup efektif karena Gemini nampaknya menghindari serangan itu dengan cukup terkejut. "Ada apa? apa titik butanya ada di atas kepala?" ucap Rio saat ia gagal menyarangkan serangan skill duanya itu. Semenjak pertarungan berlangsung, Gemini memang selalu menjaga jarak dari serangan yang datangnya dari arah kepala, seakan ia tak bisa menerima damage dari atas kepalanya itu. Gemini juga mengeluarkan ekspresi yang berbeda ketika ia mendapatkan serangan dari arah kepala yang membuat ia cukup panik dari raut wajahnya. "Kita coba sekali lagi, jika benar titik yang ada di atas kepalanya adalah titik terlemah, seharusnya dengan skill ultimate yang masih aku simpan, dia akan terkena damage yang aku berikan," ucap Rio nampak serius. Waktu terus berjalan dan keadaan masih tetap sama, Rio harus mendapatkan damege lebih besar kedepannya untuk mengalahkan Gemini, di tambah waktu yang ia miliki untuk mengalahkan Gemini sudah semakin menipis. Sekali lagi Rio akan melakukan serangan dengan teknik yang sama seperti sebelumnya yaitu dengan melancarkan skill pertama sebagai pancingan, lalu ia akan melompat dan melancarkan skill dua dan kemudian melancarkan skill ultimate sebagai penutup serangan. "Baiklah, aku akan mencoba sekali lagi," ucap Rio berlari melancarkan skill pertamanya. Satu serangan berhasil Rio lancarkan tetapi, lagi-lagi dengan mudah skill itu tertangkis dan hal itu sama seperti harapannya. Rio melompat dan melancarkan skill dua yang membuat Gemini harus melompat ke arah belakang, dari sana Rio melancarkan skill ultimate. . "Aku mulai dengan skill pertama, Slasher!" Ucap Rio mendekat lalu mengayun senjatanya dengan membentuk motif huruf x dari kedua pedangnya. "Kau pikir serangan lemah seperti itu bisa membuat aku kalah?" ucap Gemini menangis dengan pedangnya. "Aku tak peduli karena itulah yang aku inginkan, selanjutnya Moon s***h!" ucap Rio melancarkan skill selanjutnya. Gemini memberikan ekspresi yang sama seperti saat Rio melakukan serangan yang sama. "Tornado s***h!" ucap Rio mengeluarkan skill ultimate yang ia miliki. Sebuah pusaran angin menghempaskan Gemini hingga membentur singgasana perunggu miliknya. Serangan itu cukup efektif karena dapat menghabiskan setidaknya empat puluh persen HP yang ia miliki saat ini. "Berhasil, selanjutnya serangan bertubi-tubi," ucap Rio kembali berlari mendekati Gemini untuk selanjutnya melakukan serangan tambahan. Serangan bertubi-tubi adalah salah satu teknik skill yang dipadukan dengan bakat alami sama seperti skill ultimate yang sebelumnya ia lancarkan. Skill ini pernah Rio pakai ketika mengalahkan Ninja di gunung selatan. "Rampage!" ucap Rio di hadapan Gemini yang hendak berdiri kembali itu. Lagi-lagi serangan Rio berhasil melukai Gemini dan menembus pertahanan yang ia miliki. Hp Gemini saat ini tersisa sekitar dua puluh persen, dan ini adalah sebuah keuntungan yang bagus untuk Rio. Sekali lagi Rio tak ingin menyia-nyiakan kesempatan ini dan akhirnya dia memberikan perlawanan menggunakan basic skillnya tanpa menggunakan skill yang lain yaitu tebasan beruntun biasa. "Untuk mengakhiri pertarungan ini, aku akan menyelesaikannya dengan tebasan biasa," ucap Rio melancarkan serangannya. Tebasan yang ia lakukan dengan indah itu seketika membuat Gemini kehilangan seluruh HPnya dan saat itu pula akhirnya Rio berhasil mengalahkan Gemini dan melanjutkan ke babak berikutnya. "Akhirnya, aku bisa mengalahkannya walaupun HPku tersisa empat puluh persen," ucap Rio. Ada yang aneh ketika Rio hendak melangkah ke jenjang selanjutnya. Jasad yang seharusnya pudar menjadi berkas cahaya itu tak pernah terjadi pada tubuh Gemini, ia malah seperti sebuah pasir yang di tiup angin dan hilang begitu saja. "Eh? apa dia Raja yang spesial? sampai tubuhnya tidak bercahaya?" ucap Rio yang sedikit keheranan. Tak ingin menunggu lebih lama akhirnya Rio pun melanjutkan langkahnya hingga akhirnya saat ia semakin dekat dengan akses tangga menuju lantai sebelumnya, seseorang menendangnya dengan cukup kuat sehingga Rio terlempar cukup jauh dari tempatnya. Rio terhenti saat tubuhnya berguling di lantai dan menahan dengan salah satu kakinya. Rio cukup terkejut dengan serangan itu yang seharusnya tidak pernah ada, tetapi, sepertinya Rio telah salah menduga karena sosok yang menghadangnya itu adalah Gemini. "Apa? tidak mungkin, bagaimana bisa? aku sudah mengalahkan dirimu," ucap Rio dengan ekspresi wajah keheranan. Gemini melangkah, menuruni anakan tangga yang hanya lima undakan itu. Zirah emas yang ia kenakan membuat Rio semakin keheranan, mungkinkah dia bertranformasi menjadi bentuk yang lebih kuat. "Kau hanya mengalahkan bayanganku saja," ucap Gemini mengejutkan. "Apa maksudmu?" tanya Rio tak mengerti. "Aku adalah raja kepribadian dan seorang petarung yang memiliki kemampuan membelah diri, saat bayanganku kau kalahkan maka lawan selanjutnya adalah aku," ucap Gemini tersenyum dan berdiri di atas lantai marmer setelah selesai menuruni anakan tangga. "Apa? jadi Gemini yang aku lawan hanya bayangan mu saja?" ucap Rio terkejut. "Banyak yang mengira jika kemampuan yang aku miliki hanya sebatas cermin Twins, padahal cermin itu adalah sebuah s*****a yang aku miliki dan bukan kemampuan yang aku miliki sebenarnya," ucap Gemini menjelaskan. "Jadi aku masih harus melawan mu, ya?" tanya Rio mulai mencoba bangkit dan menarik kembali kedua pedangnya. Dengan cepat Gemini sudah ada di hadapan Rio dan meletakkan lengannya di leher Rio yang membuat Rio terkejut. "Apa kau siap mati?" tanya Gemini tersenyum. Rio hanya tertegun karena ia tak mungkin menang dengan sisa HP yang terisi empat puluh persen itu. "Hahaha, kau pikir aku akan melawan mu? tidak mungkin aku melawan seseorang yang telah berjuang keras, aku justru ingin memberikan mu sebuah s*****a," ucap Gemini tersenyum lebar. "Eh? apa maksudmu?" tanya Rio heran. "Semua penantang yang telah melewati aula tempat aku berada, aku akan memberikan mereka hadiah agar bisa melewati lantai selanjutnya dengan mudah, karena tantangan di level selanjutnya jauh lebih sulit jika hanya mengandalkan kemampuan yang kau miliki saat ini," ucap Gemini. Setelah mengatakan hal itu kemudian Gemini memberikan tiga pilihan kotak yang telah ia keluarkan. Di dalam kotak itu berisi potion yang dapat meningkatkan seluruh statistik player. Kotak pertama berisi potion damage di mana potion itu bisa meningkatkan dua puluh persen statistik karakter. Kedua yaitu, potion defense di mana potion ini akan meningkatkan statistik bertahan yang juga sebesar dua puluh persen dan yang terakhir adalah potion speed yang bisa meningkatkan kecepatan player sebesar dua puluh persen. "Jadi aku hanya boleh memilih salah satu dari tiga kotak ini, ya?" ucap Rio. Rio sedikit bingung tetapi, ia lebih memilih kotak damage karena mungkin musuh yang akan dihadapinya memiliki pertahanan yang kuat, sehingga untuk mengcounter penjaga dengan defensif yang tinggi, ia membutuhkan damage yang tinggi untuk dapat membuat luka pada penjaga tersebut. "Aku pilih yang pertama," ucap Rio mengambil kotak itu. "Gunakan potion itu Sekarang dan minumlah," ucap Gemini nampak ramah. Rio meminum potion itu dan statistik nya meningkat dua puluh persen, Rio juga menggunakan healing potion untuk memulihkan HP nya yang hilang. "Jadi kesimpulannya aula ketiga ini adalah Aula spesial yang dapat memberikan kotak hadiah untuk orang yang berhasil melewatinya," ucap Rio tersenyum. "Lanjutkan perjuanganmu, tunjukkan jika kau bisa menjadi pemimpin menara PK," ucap Gemini tersenyum. Rio pun melanjutkan perjalanannya menaiki tangga menuju aula berikutnya. Rio telah berada di depan pintu gerbang aula selanjutnya. Dibandingkan aula Gemini, aula ini memiliki pintu yang lebih kecil dan mengeluarkan energi yang cukup kuat. "Aula bulan, sang Raja bulan Saint Cancer, Raja yang cukup sombong dan sulit di dekati tetapi, memiliki intuisi cukup kuat tanpa melihat fakta hingga selesai. Saint Cancer si angkuh yang terkesan menakutkan," ucap Rio lalu membuka pintu aula jenjang ke empat itu. Berbeda dengan aula sebelumnya, aula ini nampak seperti ruangan tanpa atap seng langit-langit yang gemerlap menutupi atapnya. Nampak bentuk bulan yang terang menerangi di kegelapan itu dan terlihat cukup indah. "Aku seperti berada diluar angkasa, ini sama seperti aku sedang masuk ke sebuah museum planetarium tetapi, ini sangat nyata," ucap Rio menyaksikan keindahan langit malam yang gemerlap di dalam aula itu. Suara langkah kaki perlahan mendekati Rio, pantulan cahaya dari armor emas membuat pemandangan di sana terlihat semakin indah. Saint Cancer yang angkuh telah berada di hadapannya. "Langsung mulai saja pertarungannya," ucap Cancer menatap dingin ke arah Rio.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD