Center

1100 Words
Di kediaman Christina nampak dirinya begitu bahagia karena telah melewati berbagai macam pengalaman baru di dalam game, walaupun apa yang ia rasakan hanya sebatas virtual reality tetapi, apa yang ia rasakan terasa nyata. Bernard yang saat ini telah berada di kamar Christina lalu menanyakan perasaannya setelah memasuki game itu. "Wah, baru kali ini aku merasakan hal semenyenangkan ini, pengalaman yang tak bisa dibayar oleh apa pun, hal itu jadi membuat aku rindu kehidupan luar," ucap Christina sembari menengok ke arah jendela kamarnya yang besar itu. "Bagaimana nona? apa kau bahagia setelah melewati hari mu yang panjang?" tanya Bernard berdiri di samping Christina yang saat ini sedang merebahkan dirinya di atas kasur berukuran besar. "Biasa saja, tidak ada yang menarik, dan terasa monoton," ucap Christina menyembunyikan perasaannya. "Saking membosankannya hingga menghabiskan waktu enam jam di dalam game?" ucap Bernard tersenyum manis mengisyaratkan jika ia sedang menyindir Christina. "Ya karena aku mencari hal menyenangkan tetapi, tak ada yang bisa aku temukan," ucap Christina lagi. "Kalau begitu mungkin alat ini sudah tidak cocok berada di sini," ucap Bernard dengan nada sedikit datar. Mendengar apa yang dikatakan Bernard membuat Christina terkejut dan merasa kebahagiaan akan terancam jika dia tak melakukan sesuatu. "Apa? tidak usah repot-repot, kau taruh saja di sini, lagi pula kan sayang benda seperti ini jika harus kau buang," ucap Christina menjaga sikap. "Jika tidak digunakan untuk apa kita simpan? lagipula aku akan memberikannya kepadaku orang yang lebih membutuhkan," ucap Bernard sedikit tersenyum. "Baiklah, baiklah aku mengaku, game ini memang menyenangkan dan aku seperti sudah menyatu dengan game ini, ya ampun," ucap Christina sangat bahagia. "Seorang putri yang tak bisa menyembunyikan kebohongan nya dari seseorang yang begitu dekat dengannya," ucap Bernard. "Iya kali ini dan untuk kesekian kalinya kau memenangkan permainan ini Bernard, kau selalu mengalahkan aku," ucap Christina yang sekarang memposisikan dirinya terduduk di atas kasur. "Sebenarnya ada hal yang lebih penting dari apa yang kau rasakan saat ini, ini tentang ayah dan keluarga anda, nona," Beberapa saat sebelumnya Bernard tak sengaja melewati ruang kerja di dalam rumah yang saat ini di tempati Richard Gere, di sana Richard terlihat sedang memarahi salah seorang terpercayanya sekaligus rekan kerjanya saat ini, entah apa yang di dengar Bernard saat itu tetapi, saat ia katakan pada Christina apa yang ia lihat dan ia dengar tiba-tiba Christina nampak terkejut, bola matanya membesar, mulutnya terbuka seakan dia terkejut. "Apa kau serius?" tanya Christina meneteskan air mata. Bernard hanya mengangguk. "Aku benar-benar tidak percaya," ucap Christina terlihat semakin meneteskan air matanya. Sementara itu ternyata Rio yang sebelumnya masih berada di dalam game, kini ia nampak sudah log out dari game itu dan mencoba mengistirahatkan durinya, ada rasa yang belum puas di hatinya karena hari ini ia bahkan belum mendapatkan item apa pun untuk di jual. "Level rendah memaksaku untuk terus berjuang, level rendah membuat ku tak mendapatkan apa pun, aku harus cepat mencapai level empat puluh lima dan farming di area kuil naga untuk mendapatkan kristal hitam," ucap Rio yang saat ini terbaring di tempat tidurnya. Malam ini ia harus tidur sendirian lagi di kamarnya, walaupun ia sangat merindukan ibunya tetapi, inilah kenyataan yang harus ia hadapi. "Ibu? seandainya kau tak melarangku, mungkin aku tidak usah sembunyi-sembunyi seperti ini tetapi, kini aku mengerti kenapa ibu melarangku," ucap Rio nampak mengeluarkan air matanya. Malam yang dingin itu Rio lewati dengan beberapa kenangan yang berputar di kepalanya, walaupun ia belum pernah melihat ayahnya sejak dulu tetapi, Rio sangat menyayangi ayahnya itu dan mungkin jika Rio tahu lebih jelas siapa ayahnya, ia akan lebih menyayangi ayahnya itu. Setelah melam itu Rio melanjutkan kembali petualangan di dalam game setelah pulang dari sekolahnya dan kali ini ia hanya sendirian karena Christina tidak nampak online di daftar pertemanan miliknya. "Hari yang melelahkan, tapi setelah bertarung melawan Golm itu akhirnya aku dapat mencapai level dua puluh dengan cepat, tidak menyesal aku menyerang berkali-kali untuk melipat gandakan XP yang aku dapat," ucap Rio nampak semangat. Rio akhirnya menemui sebuah sungai di mana sekarang ia diminta untuk membawa air sungai itu ke dalam sebuah botol karena ternyata aliran sungai itu nampak mengeluarkan aroma dan bau tak sedap. "Sebuah sungai, dan tertulis aku harus mengambil air ini tapi aku tidak memiliki sebuah wadah, mungkin air ini diminta untuk meneliti karena kandungan yang berbahaya," ucap Rio saat melihat ke arah sungai yang sekarang berwarna hitam pekat itu. Oleh karena ia tak menemukan wadah untuk menyimpan air itu mau tak mau Rio harus menyusuri sungai karena jika ia menyeberang pun tidak mungkin, karena jarak sungai yang terlalu jauh antar sisinya. Rio kemudian berjalan kembali hingga akhirnya dia menemukan sebuah jembatan yang besar dan melewati jembatan itu dan di sana ia di hadang oleh beberapa Siber Tooth yang memang di persiapkan oleh sistem. "Jadi begitu ya? inilah kenapa aku harus berjalan kemari dan melewati jembatan agar bisa menghadapi para Siber Tooth ini, mungkin saja taring-taringnya bisa aku jadikan wadah air," ucap Rio tersenyum. Jika dilihat-lihat level Siber Tooth ini sebenarnya tidak terlalu tinggi sehingga Rio sedikit tenang menghadapi Siber Tooth itu. "Ayo kita lihat sampai di mana kemampuan yang kalian miliki," ucap Rio mempersiapkan dual sword yang ia pegang. Rio tidak kesulitan sama sekali saat melawan para Siber Tooth itu dan merasa jika Siber Tooth terlalu lemah. "Ayolah, aku kira kalian kuat," ucap Rio tersenyum saat ia mulai mengoyak tubuh para Siber Tooth itu. Bukan hanya itu, Rio juga membuka skill baru yaitu skill tarian memutar, salah satu basic skill para pengguna dual sword dan skill yang cukup berguna jika digunakan untuk leveling. "Sebuah skill terbuka, walaupun XP yang kudapatkan sedikit setidaknya dengan adanya skill ini aku jadi lebih bisa leveling dengan cepat," ucap Rio. Rio sadar jika skill itu cukup berguna karena penjelasan dari skill itu sendiri adalah skill dengan efek area dan ledakan saat digunakan, skill ini juga bisa di kombinasikan dengan beberapa skill lain yang nantinya dapat membentuk sebuah pola serangan baru yang lebih kuat. "Ternyata aku benar, memang seharusnya taring Siber Tooth digunakan untuk memasukkan sampel air ini dan di bawa ke istana," ucap Rio yang saat ini sudah memegang taring-taring itu. Dua taring dengan sedikit modifikasi ia buat seperti sebuah botol. Setelah para Siber Tooth sudah kalah seluruhnya Rio juga mendapatkan sebuah item baru dengan kualitas hijau, yaitu kualitas dengan tingkat lebih baik dari tingkat sebelumnya. "Aku bisa menjual ini tetapi harus mengumpulkan sekitar satu stuck untuk mendapatkan setidaknya nol koma lima dollar, hmmm tidak buruk," ucap Rio tersenyum. Rio yang saat ini telah mengantongi sampel air yang ada di sungai itu kini melanjutkan kembali perjalanannya menuju tempat misi itu berada. "Aku penasaran apa yang akan terjadi selanjutnya?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD