Chapter 2

747 Words
"Baiklah Anna, yang harus kau lakukan hanya mengurus seluruh jadwal tuan Daniel, dan kau harus tau kalau tuan Daniel sangat tidak suka kelalaian. Kau bisa memperlajari tugasmu dari buku ini," jelas Kayla sambil memberikan sebuah buku berwarna hitam. "Baiklah kayla, terima kasih. Mulai kapan aku bisa bekerja?" Tanya Anna. "Aku mulai cuti besok, dan sepertinya besok kau sudah bisa bekerja disini" balas Kayla. "Oh baiklah. Aku permisi dulu," Anna pun pergi berlalu dari Kayla. Anna kemudian berlalu meninggalkan perusahaan yang besar itu. Kini perasaannya sudah mulai lega "sebentar lagi Anna. Tak lama lagi dendammu akan terbalaskan pada pria tampan berhati iblis itu" batin Anna. ***   "Haiii wanita cerdik. Kau sudah pulang? Bagaimana?" Tanya Valerie lalu menyeruput minuman sodanya. "Dia sudah menerimaku, dan besok aku sudah bisa bekerja disana," balas Anna santai lalu mengambil posisi duduk disamping Valerie. "Baguslah, tapi ada sesuatu hal yang aku ragukan," kata Valerie membuat Anna menatapnya tajam. "Apa?" Tanyannya dingin. "Apa kau benar-benar mengerti caranya menjadi sekretaris. Ayolah Anna, bukakah kau seorang pengacara?" Kata-kata Valerie itu terdengar meremehkan di telinga Anna dan membuat Anna tersenyum kecut. "Karena ketidak bisaan ku sebagai seorang sekretaris aku berani mengambil resiko untuk mengerjakan hal payah ini. Kau lupa? Tujuanku untuk menghancurkannya bukan membantunya," balas Anna. "Ya Libra! Kau sangat pintar dan licik. Semoga kecantikan dan keseksianmu bisa memikatnya," kata Valerie dengan nada menggoda membuat Anna tersenyum kecil. Ia yakin bisa dengan mudah menaklukkan iblis tampan itu. Tidak akan butuh lama, pria itu akan berada dibawah kendalinya. ***   "Permisi." "Silahkan masuk." "Saya ingin memberitahu anda kalau pukul 3 sore nanti anda akan ada meeting dengan perusahaan ZO company Tuan," ucap Anna pada CEO muda didepannya yang tengah fokus berkutat dengan laptopnya. "Baik. Persiapkan segala keperluan rapat nanti," balas Daniel sama sekali tak melirik kearahnya membuat Anna memutar bola matanya malas. "Baik Tuan," Annapun memutuskan untuk keluar ruangannya. Dasar payah, Anna benar-benar menggerutu dalam hati. Bagaimana bisa ia memikat pria itu,kalau dia benar-benar jarang melirik orang lain. Dasar pria maniak dengan pekerjaan. Bahkan baju kemeja ketat berwarna hitam serta rok hitam yang sangat mini ini saja tidak bisa memikatnya. Padahal pria diluar sana sudah menatap Anna kelaparan seolah ia akan ditelan dalam kenikmatan. Anna merasa adiknya benar-benar bodoh pernah mencintai orang seperti Daniel. ***   Anna cukup senang, karena ternyata dia bisa segala hal, bahkan ia bisa juga menjadi sekretaris handal. Buktinya meeting Daniel lancar karna bantuannya. Oke Anna, mungkin untuk awal kau bisa bertindak seperti seorang sekretaris biasa. Namun kau bisa mulai menghancurkannya secara perlahan nantinya. Kini tepat pukul 10 malam, semua pekerjaannya untuk hari ini sudah selesai. Kantorpun sudah terlihat cukup sepi. Anna melangkahkan kakinya menuju lift di lantai ruangannya. Baru ia akan masuk,tiba-tiba ada seseorang yang sudah terlebih dahulu masuk kedalam lift. Oh tidak! Bagaimana bisa CEO itu ada disini? Kau akan satu lift dengannya Anna! berusahalah untuk setenang mungkin. Anna ikut memasuki lift berusaha biasa saja. Di lift ini hanya ada dia dan Daniel. Sesekali Anna melirik Daniel yang sibuk dengan ponselnya. Lift ini benar-benar penuh oleh aroma tubuh Daniel yang sangat khas..dan jujur! Ini adalah aroma yang sangat wangi dan menggoda bagi Anna. Tak bisa dipungkiri kalau Daniel sangat tampan. Dengan setelan jas rapi yang membungkus tubuh tinggi tegapnya itu ia terlihat sangat menawan. Apalagi kalau jasnya dibuka lalu beberapa kancing kemejanya dibuka pula, ah pasti sangat menggiurkan. Anna menarik nafasnya dalam-dalam karena sempat memikirkan yang tidak-tidak tentang Daniel. Tapi,heii tunggu dulu Anna! Ini kesempatanmu untuk mencari perhatiannya. Kalian hanya berdua bukan. Lakukan sekarang juga Anna! Anna sedikit mendekatkan dirinya pada Daniel, langkahnya sangat kecil agar Daniel tak mengetahuinya. Tiba-tiba saja Anna menjatuhkan dirinya tepat kearah Daniel yang membuat Daniel dengan refleks langsung menangkap Anna dalam pelukannya. Manik-manik mata mereka sama sama bertemu. Tatapan mereka terlihat begitu intens. Jarak wajah mereka juga tak jauh. Oh Tuhan! Bibir Daniel yang tak tertutup sempurna itu akan dipastikan mampu membuat wanita manapun yang menatapnya akan melahapnya habis. Tersadar dari lamunanya, Anna langsung bangkit dari pelukan Daniel. "Maaf Tuan. Saya sedikit pusing," kata Anna sembari menunduk memijat pelipisnya. Ia sebenarnya sangat penasaran dengan ekspresi Daniel kini, namun ia harus menjaga sikap untuk terlihat sopan sebagai bawahan dihadapan Daniel. "Kau sakit?"tanya Daniel namun tetap dengan nada yang dingin. "Mungkin aku hanya kelelahan. Aku belum terbiasa bekerja terlalu lama seperti ini," balas Anna. Daniel hanya mengangguk paham hingga terdengar bunyi pertanda bahwa mereka sudah sampai ke lantai dasar. Tanpa berbicara apa-apa Daniel langsung berlalu begitu saja dari hadapan Anna. "Kau sangat membuatku merasa tertantang Mr. Daniel," batin Anna sambil tersenyum sinis
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD