Roland Clint Fredico

1313 Words
Lucas mengabari Vallerie kalau Roland baru saja sampai di Indonesia. Untung saja Lucas bersama dengan Vallerie jika tidak bisa bahaya. Maka itu Lucas segera membawa Vallerie ke mansion indah milik Roland. Pria itu sudah menunggu disana, baru saja selesai makan siang dan kini sedang membaca berkas yang diberikan asistennya. “Tuan,” Panggil Vallerie ketika melihat Roland sibuk dengan berkasnya. Roland mengangkat kepalanya menemukan wanita yang sangat di rinukannya. Roland menutup berkasnya dan memberikan kepada asitennya. “Pergilah, aku tidak mau diganggu saat ini.” Perintahnya tegas, asisten Roland segera pergi meninggalkan Vallerie dan Lucas. Pengawal pribadinya itu segera membawa barang Vallerie ke dalam kamar. Sedangkan Vallerie segera menghampiri Roland. Dengan nakal Vallerie langsung duduk di atas meja yang berada di depan Roland dan menarik pria itu untuk diciumnya. Roland sangat suka dengan kenakalan Vallerie, ia menerima ciuman nakal yang diberikan Vallerie. Roland tak mau kalah ia melumat bibir Vallerie dengan penuh nafsu. Vallerie tahu saat ini tuannya itu sedang menginginkannya. Dengan nakal tangan Roland sudah mulai melepaskan pakaian Vallerie dan sebentar saja gadis itu sudah telanjang di atas meja makan. Vallerie sengaja berpose dengan begitu nakal, kedua kakinya di angkat ke atas meja mengangkang lebar hingga miliknya terlihat begitu jelas oleh Roland.  “Nakal, Kau memang sangat nakal b***h!” Ucap Roland tersenyum m***m. Berbarengan dengan kembalinya Lucas dari kamar. Pria itu bisa melihat bagaimana nakalnya Vallerie saat ini. Lucas diam saja dan ikut memperhatikan seperti sebelumnya. Vallerie mengedipkan matanya untuk menggoda Lucas tetap saja pria itu diam. Jari Roland sudah mulai mengelus-elus milik Vallerie yang ternyata sudah basah. Roland kemudian menarik b****g Vallerie agar lebih ketepian meja. Di bukanya lebih lebar paha gadis itu dan kepalanya menyeruak masuk ke milik Vallerie. Vallerie bisa merasakan nikmat ketika lidah Roland mulai nakal menjilati bibir miliknya.  Disatu sisi Vallerie menikmatinya karena siapa yang tidak menyukai seks? Apa lagi fantasi liarnya disalurkan, tetapi hanya sebatas seks tidak lebih. Vallerie tidak melibatkan perasaan di dalamnya. Jilatan lidah Roland disapukan ke atas dan ke bawah sambil jemari pria itu masuk ke dalam lubang milik Vallerie memberi absen. "Aaakhhh, Tuannn.” Desah Vallerie. Jemari tangan Roland lebih cepat keluar masuk ke dalam lubang milik Vallerie bahkan sudah tiga jari yg masuk ke milik gadis itu.  Sedangkan bibir Roland menuju bagian yang terkecil di dalam milik Vallerie hingga membuat cairan gadis itu semakin banyak keluar. Vallerie tidak tahan lagi, kenikmatan mengalir dengan cepat hingga ia melakukan pelepasannya.  Tubuh gadis itu melenting ke atas.  "Aaakhhh, Tuannn." Desah Vallerie.  Tangan gadis itu menekan kepala Roland lebih mendekat ke miliknya.  Suara isapan dan cecapan terdengar begitu erotis. Roland kemudian menarik jemarinya yang masih berada di dalam milik Vallerie.  Terlihat begitu basah dan mengkilat jemari pria itu. Dengan nafsu Roland yang menjilati satu persatu jemarinya yang basah kena cairan cinta Vallerie sampai bersih.  Sedangkan Vallerie yang melihat apa yang dilakukan oleh Roland menjadi terangsang kembali.  "Tuan," Regek Vallerie kepada Roland tetapi mata Vallerie segera melirik Lucas dan mata keduanya bertemu. Lalu Vallerie mengalihkan pandangannya kembali menatap Roland. Gadis itu sudah tidak sabar ingin merasakan kepunyaan Roland. Roland yang melihat apa yang di inginkan oleh Vallerie segera meloloskan pakaiannya. Sebentar saja pria itu berdiri telanjang di hadapan Vallerie. Lucas kembali menyaksikan Bossnya itu bercinta dengan wanita simpanannya. Hal yang sudah sering dilihatnya. Roland dengan nakal mengelus-elus sendiri kepunyaannya yang telah membesar. Vallerie yang masih terbaring dengan cara yang menyangga tubuhnya melihat apa yang dilakukan oleh Roland dengan pandangan sayu penuh gairah.  "Turun dari atas meja puaskan aku sekarang!" Perintah Roland yang masih mengelus kepunyaannya. “Tapi Tuan,” Protes Vallerie. “Jangan membantah lakukanlah!” Perintah Roland lagi. Kini Vallerie merangkak menuruti perintah Roland. Gadis itu turun dari atas meja dan merangkak menuju Roland. Sesampainya di depan Roland, Vallerie bersimpuh.  Roland melepaskan genggaman tangan dari kepunyaannya. "Lakukanlah! Nikmati kesukaanmu, puaskan aku sekarang!" Perintah Roland lagi. Vallerie langsung melakukannya. Gadis itu mengelus-elus kepunyaan Roland dengan lambat sementara lidahnya telah sibuk menjilati kepala kepunyaan Roland. Lidah Vallerie terus turun menjilati kepunyaan Roland ke atas dan ke bawah. "Isap b***h!" Dengan sigap Vallerie memasukkan kepunyaan Roland ke dalam mulutnya dan langsung menyedotnya dengan kuat hingga membuat Roland langsung terlonjak.  "Aaakhhh," Erang Roland.  Pria itu menggenggam rambut Vallerie mengikuti gerakan Vallerie yang sedang memaju mundurkan kepalanya. Roland akhirnya tidak tahan lagi. Kedua tangan Roland memegang kepala Vallerie dan mulai ikut bekerja. Membantu Vallerie yang sedang bekerja dengan mulutnya. Vallerie hanya bisa pasrah bahkan gadis itu harus membuka mulutnya lebih lebar lagi supaya bisa menerima pompaan kepunyaan Roland di dalam mulutnya.  Beberapa kali Vallerie tersedak ketika kepala kepunyaan Roland menghantam tenggorokannya.  Air liur bahkan berceceran di samping mulut Vallerie. Roland seperti kesetanan dengan ganasnya pria yang menekan dalam batang kepunyaan di mulut Vallerie dan menyemprotkan cairannya langsung ke tenggorokan gadis itu. Terdengar suara tersedak. Pria itu terus-menerus menyemprotkan cairan cintanya ke dalam mulut Vallerie dan gadis itu sebisa mungkin menerima cairan itu tetapi karena banyak yang membuat Vallerie tak sanggup semuanya jadi Sebagian cairan tersebut keluar dari mulut Vallerie yang bercampur dengan air liurnya.  Setelah pelepasannya sempurna baru Roland menarik batang kepunyaanya keluar dari dalam mulut Vallerie. Gadis itu langsung menarik napas mencari udara.  Cairan cinta Roland dan salivanya berlepotan di mulut Vallerie. Tangan Roland memegang dagu Vallerie dan menengadahkan wajahnya gadis itu ke atas melihatnya.  Roland tersenyum puas melihat keadaan Vallerie.  "Bersihkan sisanya b***h!" Perintah Roland kepada Vallerie yang langsung di lakukan oleh Vallerie.  Gadis itu kepunyaan Roland, membersihkan sisa-sisa cairan pria itu sampai tak tersisa lagi.  Vallerie terduduk lemas di lantai dapur setelah kelakuan Roland tadi.  Sedangkan Roland masih berdiri di hadapan Vallerie.  "Saat aku datang lagi, gunakanlah lingerie yang sudah ku siapkan. Kalau perlu pergi belilah yang lebih sexy yang bisa membuatku lebih b*******h. Aku akan meminta Lucas menemanimu.” Perintah Roland tiba-tiba.  "Tapi Tuan.” Protes Vallerie “Jangan membantah, aku tidak suka dibantah!” Kata Roland tegas. Vallerie hanya bisa diam dan pasrah. Roland segera bangkit berdiri memakai kembali celananya dan pergi begitu saja. Vallerie terkulai lemas, tidak bisa bangkit. Vallerie menolah pada Lucas yang melihatnya. “Tolong aku tidak sanggup berdiri.” Pinta Vallerie dengan pelan. Lucas segera menggendong Vallerie menuju kamarnya. “Aku ingin mandi terlebih dahulu, antarkan aku ke kamar mandi.” Lucas membawa Vallerie ke dalam kamar mandi dan mendudukkan di atas kloset. “Apa kau mau berendam?” Tanya Lucas, Vallerie menganggukkan kepalanya. Vallerie segera mengisi air di bath up. “Berapa lama Tuan Roland disini?” “Nanti malam juga sudah pulang.” “Kalau begitu besok aku udah bisa kembali ke apartementkan?” Lucas tidak menjawab menandakan bahwa perkataan Vallerie benar. Setelah selesai Lucas kembali mengangkat Vallerie dan memasukkannya ke dalam bath up. “Apa kau butuh sesuatu lagi?” Tanya Lucas. “Bisakah kau membawaku makanan? Aku sangat lapar.” “Baiklah.” Lucas pergi meninggalkan Vallerie. Vallerie menatap kepergian pria blasteran yang jelas-jelas tidak tertarik padanya itu. Lucas memang mempunyai darah blasteran sama seperti dirinya. Vallerie bisa melihat bagaimana wajah Lucas Sembilan puluh persen berdarah bule. Tapi ia tidak tahu mengenai keluarga Lucas karena pria itu tidak pernah bercerita. Sedangkan Vallerie Daddynya berdarah Jerman dan Mommynya berdarah Jepang-Indonesia. Nenek dari Mommynya orang Indonesia mengapa ia bisa berada di Indonesia. Vallerie dibesarkan oleh Neneknya dulu, tapi semenjak meninggal Vallerie menjalani hidupnya seorang diri. Vallerie mulai berpikir sudah lelah jikalau harus menjalani hidup yang menurutnya sangat sulit itu. Vallerie mulai berpikir sampai berapa lama hidupnya mulai seperti ini. Ia sudah mulai jenuh dengan semua yang dialaminya dan akan memikirkan cara lain agar hidupnya bisa berubah mungkin? “Kau melamun?” Vallerie terkejut melihat Lucas kini berada di hadapannya. “Kenapa?” Lucas memberikan handphone milik Vallerie. “Your Mom Calling.” Vallerie mendesah malas. “Biarkan saja, aku sedang tidak ingin diganggu. Bangunkan aku lima belas menit lagi.” Kata Vallerie bersandar dan memejamkan matanya. Lucas berlalu meninggalkan Vallerie. Apa lagi yang diinginkan Mommynya kalau tidak uang. Bukannya selama ini Mommynya menghubunginya ketika sedang membutuhkan uang saja?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD