Episode 1 : Prolog

311 Words
Demi menghindari perjodohan paksa orang tua, Amel dan Jemmy terpaksa pura-pura menikah. Keduanya menikah di atas kesepakatan. Namun, pernikahan tersebut kurang disetujui oleh keluarga Jemmy. Tak semata karena masa lalu Amel yang baru saja mengalami keguguran setelah hamil di luar pernikahan. Sebab kenyataan Amel yang terancam tak bisa hamil lagi, juga menjadi pertimbangan kuat orang tua Jemmy karena Jemmy merupakan anak tunggal. Ketika cinta mulai hadir, sedangkan orang tua Jemmy juga terus menuntut kehadiran anak dalam hubungan mereka, akankah Amel dan Jemmy berani mengungkapkan perasaan satu sama lain? Akan tetapi tak berselang lama setelah itu, hadirnya Tianka teman masa kecil Jemmy, justru jauh lebih membuat Jemmy bahagia. Sedangkan di sisi lain juga ada Dion yang diam-diam tulus mencintai Amel. Hadirnya Tianka sungguh mengubah segalanya hingga orang tua Jemmy meminta Jemmy menikahi Tianka secepatnya. Jemmy tidak bisa menolak karena dirinya memang mencintai Tianka, tapi di lain sisi, ada Amel yang akan terluka. Mampukah Jemmy memilih? Menggenggam Tianka, atau melepas Amel? Kedua kenyataan yang tak bisa ia lakukan meski pada akhirnya ia harus tetap memilih. **** “Kesalahan di masa lalu membuatku menjadi wanita tanpa mahkota bahkan surga. Mustahil bagiku bisa mendapatkan cinta bahkan sekadar perlakuan baik dari mertua.” (Amel) “Terbiasa bersama membuatku mencintainya, sedangkan perselisihan yang dibarengi perhatian membuatku terbiasa bergantung padanya. Namun, ketika semuanya terasa indah di tengah suasana yang tak mudah, hadirnya Tianka juga membuat hidupku terasa makin sempurna.” (Jemmy) “Mereka menganggapku sebagai orang ketiga, padahal akulah yang pertama. Kami saling mencintai, tapi karena suatu hal, kami terpaksa berpisah. Namun, Sang Pemilik Kehidupan kembali mempertemukan kami dalam perasaan yang sama tapi status berbeda. Entah sandiwara apa yang Tuhan ciptakan hingga cinta yang harusnya indah justru terasa sangat menyakitkan.” (Tianka) “Seiring bergulirnya waktu membuatku sadar, kebencianku pada Amel justru membuatku mencintainya. Aku tak bisa membiarkannya tak baik-baik saja apa lagi membiarkan Amel terluka.” (Dion)
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD