Della Misterius

1662 Words
Dela misterius 3 hari berlalu, dan sebelumnya aku setiap hari bertemu Ocha, selama tiga hari itu aku jalan bersamanya ke tempat-tempat yang sekiranya untuk membuat Ocha senang, berbagai kisah drama di kehidupannya ia ceritakan dengan sangat detail. Ocha mengakui kalau ia tidak menginginkan menjadi seorang ayam kampus, memang dia pun seorang perantauan yang hanya bertujuan menimba ilmu dengan status sebagai mahasiswi. Ia terpaksa menjadi ayam kampus karena kisah masa lalunya memiliki pacar yang ia cintai ternyata sangat b******k meninggalkannya begitu saja, dan bahkan Ocha sempat hamil 1 bulan lelaki itu pergi meninggalkannya begitu saja. Kejadian itu membuat mental Ocha terganggu, ia bingung seorang diri, apalagi dia masih baru saja mengikuti semester satu di mata perkuliahan, Ocha menjadi depresi bingung harus dengan apa yang harus dilakukan, ia memutuskan kalau dia harus mengambil jalan pintas, sempat hampir bunuh diri namun alam bawah sadarnya mengatakan tidak. Dan ketika itu ketika Ocha hampir saja menenggak racun di dalam kamarnya, Rara datang membawa kedamaian, Rara menenangkan Ocha membelai lembut rambut Ocha yang menghadap lurus ke arah pintu sambil menangis terisak, Rara menyemangati Ocha agar jangan sampai Ocha melakukan hal bodoh yang menyusahkan orang banyak. Dengan semangat Ocha yang harus menutup semua drama kehidupan, Ocha melemah dan tidak akan melakukannya. Rara menyarankan Ocha menggugurkan kandungannya, karena masih terbilang masih muda dan rentan, Rara mengi─mbuhkan agar Ocha membeli obat penggugur kandungan, Ocha menyetujuinya, dan tanpa ragu Ocha minta diantarkan ke seorang dokter yang rara kenal untuk segera dapat menggugurkan kandungan. Rara turut senang membantu Ocha, mereka cepat bergegas pergi ke dokter spesialis kandungan yang sering membantu Rara, karena Ocha tahu kalau Rara adalah “Ayam Kampus”. Setelah Rara berhadapan dengan sang dokter, Rara hanya diberi satu Butir Obat yang khusus untuk kandungannya, jelas obat itu sangat mahal, namun apalah arti kemahalan obat tersebut, dan yang pasti yang Ocha cari adalah khasiatnya. Dengan kocek yang dokter sebutkan, Ocha tanpa ragu membelinya meski hanya satu butir, setelah mendapatkannya Ocha dan Rara kembali ke kosan, Ocha meminum pil itu dan mengistirahatkan diri, reaksinya cukup singkat, perutnya mendadak mulas hingga berjam-jam dengan waktu 4 jam Ocha menahan sakit akhirnya ia berhasil mengeluarkan segumpal darah di toilet, dan yang pasti Ocha sudah berhasil menggugurkan kandungannya. Selama 3 hari Ocha tidak dapat beraktifitas seperti biasanya, ke kampus pun tidak, Rara yang menemaninya dan sebelumnya Rara menawarkan Ocha bekerja menjadi seperti dirinya, sebelumnya Ocha ragu, namun dengan dorongan latar belakang keluarganya yang sangat pas-pasan mendorongnya berkuliah maka Ocha memutuskan mau bekerja menjadi seperti Rara. Untuk tamu Rara siap membantunya karena Rara sudah banyak cukup pelanggan yang menginginkan berhubungan. Satu minggu kemudian Ocha mendapatkan tamu, alhasil ia sekali bermain mendapatkan uang senilai satu juta rupiah, ocha tidak pandang bulu dengan tamu yang ingin menikmatinya, baik tua atau muda Ocha bersedia, dan hampir setiap hari mendapatkan tamu-tamunya hingga sampai saat sekarang. Jujur secara pribadi aku sangat kasihan dengan Ocha, namun dia sudah memutuskan mengambil jalan itu dan aku sangat memakluminya. Berlanjut ke cerita Dela. Seminggu kemudian aku dan Dela akan bertemu dan mengajaknya berjalan menyusuri tempat dimana kami bertemu di sebuah cafe. Aku memang tidak menjemputnya, namun aku langsung saja menuju ke cafe tersebut, yang memang cafe itu tidak jauh dari tempat di mana aku tinggal. Setengah jam berlalu aku sudah berada di depan pintu kaca cafe yang menurutku sangat bagus dari cafe lainnya, cafe yang cukup terkenal dengan keramahan pelayan musik dan rasa makanannya. Aku perlahan membuka pintu Cafe dan segera menuju dimana Della sudah menunggu diriku berada di sana dan memang aku sedikit telat terdapat beberapa meja yang memang beserta kursinya terbuat dari palet bekas yang dipelitur, namun tampak bagus dan indah dan sangat serasi sekali dengan tata ruang yang membuat suasana Cafe itu menjadi sangat serasi Dan Selaras. ada beberapa pengunjung yang berada di sana, diantaranya ada 5 meja yang terisi dengan para pasangannya sedang bercengkrama menikmati hidangan yang sudah tersedia diatas meja. Aku langsung saja ketika itu melihat Della dan duduk di hadapannya, sambil tersenyum della pun ikut tersenyum, dengan dia terlihat santai sambil memain-mainkan Rambutnya yang hitam dan lurus dan panjang. He he he ! maaf Dela, gue sedikit telat, tadi gue lagi ngantri bensin, nggak papa ya? ucapku menenangkannya, padahal sangat biasa, terlihat raut wajahnya sangat biasa dan masih tersenyum kepadaku, lalu Ia berkata. "Telat aja terus.. dari awal juga lo selalu telat. Mendengar kata Dela membuat ku merasa tersindir, dan yang pasti sindiran yang sangat biasa dan tidak terlalu dibesar-besarkan, memang aku semenjak pertama kali janjian bersama Dela, aku selalu telat menemuinya. Lalu aku menjawab. He he he nggak lah, besok-besok nggak akan telat lagi kok... "Oh iya, mau pesan apa? biar gue yang pesenin. Iya, lo yang pesenin, tapi gue yang bayar... Ha ha ha.. ! ucapnya Ketus, dan itu adalah suatu candaan yang biasanya Della lontarkan kepadaku, aku sedikit tersinggung dan yang pasti aku tahu diri, dan tidak mungkin aku mengelak akan hal itu. He he he bisa aja lo Della... tapi kan itu yang elo mau... jawab ku sedikit mengelak dengan suasana yang sangat tidak terlalu tegang terhadapnya, dan sangat jelas kalau itu suatu candaan baginya untukku. Namun pelayan Cafe segera datang dan memberikan nota pemesanan, berikut menu makanan dan minuman yang ia sediakan, aku dan Della menggenggam satu persatu menu tersebut, aku dan dia mulai mencari menu makanan dan minuman, seperti biasa kesukaanku yang suka dengan makanan yang mengenyangkan dalam jangka waktu yang lama, aku memesan nasi dan sepotong ayam goreng yang terdapat sambal, yang sangat lezat dan pedas, dan untuk minuman hanya air putih saja, secara pribadi aku tidak menyukai minuman bersoda. Aku menulis pesanan di nota tersebut yang terletak di atas meja kayu di hadapanku, dan setelah itu Della pun ikut menulis, aku sejenak bercanda gurau dengannya, pelayan pun datang dengan ramahnya mengambil nota dan menu makanan, pelayan itu dengan cepat bergegas pergi untuk menyiapkan makanan, aku dan Della kembali mengobrol membahas tentang sesuatu yang menyangkut dengan dirinya, yah hanya masalah sepele yang dibesar-besarkan olehnya. Della memang masih terbilang masih kuliah di semester 6, dia memang tajir dan suka musik, namun hanya sebagai penikmat saja. “Masa Dosen gue waktu itu ngajak gue main Ben… ucapnya, dan yang pasti dibuat Drama oleh Della. He he... bukannya bagus tuh kalau ada dosen yang perhatian gitu... candaku. Enak aja, ngeri gue sama dia, apalagi pernah juga teman satu kelas gue diajak main sama dia, mending main kayak gini, tapi ini beda. Jawabnya menyimpan sesuatu dan sebenarnya aku tahu maksudnya. Ha ha…! “Main apa itu Del? Tanyaku tersenyum. Yah... elo pasti pahamlah Ben... ucapnya di depanku seperti enggan ia melanjutkan pembahasan. Bukannya dosen itu membimbing ya? “yah” anggap aja itu bimbingan dari dia... tanyaku nyeleneh. Hih... udahlah... yang jelas dia suka ngajakin cewek-cewek di kelas gue ke hotel. Ucapnya, dan yang pasti aku tahu jawabannya. Ha ha.. ! No comment deh gue Del... ucapku dan segera sang pelayan menyiapkan makanan dan minuman yang kami pesan, sudah tersedia satu piring nasi yang dibentuk, dan satu piring ayam goreng berikut dihiasi sambal di pinggirannya, namun aku melihat makanan Della yang ia pesan, hanya berupa sayuran dan salad buah beserta jus jeruk dingin. Aku sudah tahu kalau Della memang seorang vegetarian, namun tanpa ragu aku meminta Della memulai menyantap makanan yang sudah tersedia di meja. Setelah beberapa menit kemudian aku sudah menghabiskan makananku, dan cukup kenyang aku menyantap makanan itu, Della pun hampir sama, hampir selesai mengunyah makanan, setelah minuman air putih aku habiskan, sedikit terdiam aku memperhatikan Della memakan makanannya, aku tersenyum di depannya, dia pun ikut tersenyum. setelah kuperhatikan, aku sangat menyukai disaat Della mengunyah makanan, della terlihat begitu cantik, dengan pergerakan raut wajahnya mengunyah makanan. tak Berapa lama ia sudah menghabiskan makanan itu dengan ending meminum jus jeruk dingin yang terdapat di meja, namun tanpa malu, spontan Della bersendawa begitu saja di depanku,aku tertawa kecil dan memperhatikan keadaan di sekitar, ternyata para pengunjung tidak mendengarnya. Oh iya... Mau kemana kita hari ini ben? ucapnya, dan aku tahu maksudnya agar ia ingin segera pergi dari tempat sekarang kami berada di dalamnya, dengan tersenyum Aku menjawab. " Terserah lo Del.. ke mana aja gue ngikut. Ha ha.. ! Kok ini kebalik ya? bukannya itu jawaban untuk seorang cewek ke cowok ? Hahaha Lucu lo ini Ben... candanya terhadapku kalau aku menjawab. Iya juga ya... kalau tadi gue yang nanya pasti gak ke balik.. ha ha.. jawabku, dan Della sedikit terdiam, dan pasti ia paham dengan kata-kataku. Em... gue bosen ben... butuh suasana baru, yah... suasana berdua begitulah... ucapnya dan aku berfikir, tadi Dela bahas tentang kelakuan dosen sekarang ngajak berdua, hem.. sungguh aneh. Kalau bosen ya... ke kosan elo aja, rebahan kan tempat yang paling nyaman tidak membosankan. Ucapku begitu saja, dan pasti Della paham. Em... gimana ya... iya juga sih ada benarnya, em... yaudah deh, berhubung gue juga males mau ke mana-mana, yaudah ayok maen aja ke kosan gue. Jawab Della terlihat raut wajahnya menyimpan sesuatu terhadapku, aku paham maksudnya. Segera Della beranjak berdiri, dan meraih bil di meja, lalu ia berjalan ke arah kasih dan menyerahkannya, aku perlahan mengikutinya dari belakang, dia sedang membayar makanan yang kami pesan sebelumnya, tak berapa lama Della membalikkan tubuh dan mengangguk mengisyaratkan kalau aku dan dia harus segera pergi, aku ikut mengangguk dan mengikutinya dari belakang hingga sampai kami menuju keluar. Aku melihat arloji di tangan kananku, waktu menunjukkan jam 2 siang, aku berpikir waktuku cukup lama bisa bersamanya. aku dan dia menaiki motor masing - masing yang kami bawa, dan segera tanpa ragu aku dan dia meluncur dengan aku berkendara tepat di belakangnya. Dan 15 menit kemudian aku dan dia sudah berada di depan kost. Tepat aku dan dia memarkirkan motor di depan kamar kost, dan Della segera merogoh kunci di tas, aku berjalan di belakangnya dan dia segera membuka pintu dan berkata. Ayo masuk Ben... ucapnya, lalu aku menjawab, iya Dell... segera aku melepaskan sepatu di depan pintu, sedangkan Della masuk ke dalam meraih remot AC dan menghidupkannya. Aku segera masuk setelah kedua sepatuku terlepas, semilir udara tiupan dari AC menerpa wajahku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD