Otak s**********n

1382 Words
Otak Selangkangan -5 HARI KEMUDIAN- Sorak penyemangat para antusiasme meng━elukan Biji Ganda Saat Berada di panggung Besar mengikuti event undangan para Guest Star.. " Apalah Daya seorang Badut Panggung Sepertiku yang hanya menerima Bayaran di tiap Event nya, Nama biji Ganda sangat familiar di telinga Para penonton dan pendengar. Ha ha ha...! tawa kami yang memang Sangat Asik sambil berjalan, Selesai turun panggung mereka semua para penonton bersorak Ria, seakan mereka belum puas dengan penampilan kami. Setelah selesai, kami Biji Ganda sudah berada di tenda panggung, yang memang tenda itu untuk para Guest star, dengan Alat-alat kami yang sebelumnya kami bawa, perlahan kami sama-sama masukkan ke dalam mobil, ketika itu aku belum mengenal Ocha, Ocha yang kukenal adalah Ocha yang tiba-tiba datang berada di belakangku. “Hai”... “suara wanita terdengar lembut di belakang, aku terkejut sedang memasukkan gitar di mobil, pikirku hem, Kehangatan datang. kemudian Aku menoleh dan melihat dirinya, dia berdua dengan temannya, sedikit canggung dan diam aku memperhatikannya. Kenalin.. kata Ocha sambil tersenyum menyodorkan tangannya, aku lalu cepat menangkap tangannya. Tap.. ! Genggaman tangan. “Gue Ocha”, lu yang nyanyi ya? nama lu siapa? kata Ocha sambil meremas-remas tanganku, aku pun balas meremas, seakan-akan di antara kami ada sebuah ketertarikan, di Tersenyum sangat manis, aku pun tertegun memandangnya, aku berpikir, “Cantik sekali dia” sedikit telat Aku menjawab. Gue Ben, salam kenal ya, sangat berwibawa aku berucap, seakan-akan benar-benar seorang idealis, genggaman tangannya aku lepaskan. Bisa kita ngobrol sebentar Ben? Ucap Ocha yang membuat gue tambah Deg deg ser di hati gue. Ben ! ajak ke sana Ben, biar kita orang yang masukin alat. Ucap Andrew masih membereskan alat-alat di dalam mobil Avanza silver miliknya. uhuy... ! Beni.. ! Cuwiwit.. ! Ledek mereka. Apa sih lo orang. ! “He he he”... candaku balas ke mereka. Lalu aku segera mengajaknya di sudut pagar panggung bercat hitam, aku sandarkan punggungku, masih teramat lelah, keringat pun masih berada di wajahku, perlahan Aku mengambil tisu di kantong belakang, lalu mengelap wajahku dan masih terdiam, Ocha melihatku, aku pun melihatnya sambil mengelap keringat di wajah dan Aku hanya tersenyum-senyum bodoh. Dan obrolan pun berlangsung dengan aku menyapanya duluan. Oh iya.. Ocha tinggal di mana? kata ku senyum menunjukkan kegantengan depannya. gue tinggal nggak jauh dari sini, gue kost Ben, lu tinggal dimana? jawab Ocha dengan frekuensi suara yang sama. Oh gitu, kapan gue lu ajak main ke kosan lu tuh? he he he Candaku dan itu adalah suatu modus yang biasa digunakan. “He he he…! boleh, kapan aja bisa lo ke kosan gue, gue tinggal sama si Rara, Oh iya, kenalin temen gue Rara, kan belum kenalan. he he he ! Jawab Ocha dan itu adalah suatu kode keras buat gue. Rara terlihat cantik, Bibirnya Sexy, kulit putih, mataku membelalak sedikit, dan aku langsung menyodorkan tanganku, Rara pun menyodorkannya dan berkata. Rara... katanya sambil menggoyang goyangkan tangan. Ben... lalu saling melepaskan. Lo ada nomor telepon Ben? atau pin BB? tanya Ocha sambil tersenyum di depanku. Ada gua nomor, ada juga gua pin BBM, invite ya pin gue. Jawabku sangat senang baru kali ini ada cewek terang-terangan minta kontak ku. Ocha lalu mulai menggenggam serius Blackberry miliknya. Pin Ben... ucapnya tersenyum, aku segera memberitahu pin Blackberry ia menyimaknya sambil tersenyum. Setelah menginvite, lalu bertukar nomor, Ocha miscall untuk memastikan nomorku dan nomor Ocha benar. Namun sekilas pandanganku melihat ke arah teman-temanku, aku berpikir sungguh tidak mungkin aku harus mengobrol lama dengan Ocha dan Rara, maka aku segera memutuskan untuk menyudahi obrolanku dengannya. Em.. Cha, Ra. gue di tungguin tuh sama kawan gue, nanti BBM-an aja kita ya, oke Cha, Rara, kataku dan cepat aku ingin segera pergi menyusul temanku yang sudah berada di dalam, lalu mereka tersenyum dan menjawab. Ya udah, pulanglah, di tungguin tuh sama Bini-bini lo. he he canda Ocha aku pun tersenyum. Hehe bisa aja lo ini Cha, Oke Ocha, Rara, gue Cabut dulu ya, nanti kita pasti bakal ketemu lagi. He he he. ! Sok misterius aku berkata, segera Aku berjalan ke arah mobil dan melambaikan tangan kepada para bidadari yang melambaikan tangan, aku masuk ke dalam mobil dengan teramat lelah, obrolan pun terjadi. Woi... ! selangkangan... ! Dapet lagi ya lu? Canda Feron tertawa-tawa. “Ha ha ha... ! Bangkek.. ! tahu aja lu, kan lumayan buat koleksi, mana wanita lu? ha ha ha ! Canda gue sambil menghidupkan rokok mild yang mantap terasa. Wanita gue mah banyak, mau nambah ya tambah pusing gue, tapi cewek tadi cantik juga, mau juga gue. ha ha ha. ! Jawab Feron Berharap. Ha ha ha. ! Ngayal lu, Oles aja pake Balsem, Ha ha ha ! Canda gue Feron pun tertawa. Ha ha ha “kampret”. Ucapnya. “Tak berapa lama obrolan kami berlangsung lama, dan kami segera sampai di rumah Andrew yang memang motorku aku titipkan di sana, segera dengan cepat kami memasukkan Alat band ke dalam rumah. Untuk melepas lelah kami semua minum air putih, dan yang pasti membahas tentang perform selanjutnya. Sekiranya sudah cukup larut malam pada jam 01:30 aku dan teman-temanku segera pulang. sampai aku di rumah, dan seperti biasa aku menuliskan sesuatu pengalaman di setiap harinya, dan sangat membuatku berimajinasi untuk membuat 1 buku tentang diriku dan semua ceritaku, aku kumpulkan dari hari ke hari yang akan menjadi sesuatu buku yang sangat hebat pada nantinya, dan aku yakin. Di pagi hari aku terbangun, karena aku memang sudah berhasil menjadi seorang pengangguran, aku biasakan tetap bangun pagi meski begadang, yah banyak yang aku lakukan meski hanya mengerjakan pekerjaan rumah, seperti menyapu mengepel dan aku suka melakukannya, karena secara pribadi aku memang risih dengan adanya sesuatu yang berantakan. Setelah selesai aku merapikan hampir di seluruh ruang dan halaman, aku kembali masuk ke dalam membuat kopi dan duduk di kamarku, seperti biasa aku mendengarkan lagu-lagu metal meski band yang aku geluti sekarang beraliran Rock n roll. aku duduk di depan komputer mengotak atik mempelajari tentang bagaimana caranya record lagu melalui software fruity loop yang sedang aku pelajari. Yah cukup lelah aku mempelajari dan yang pasti aku sudah 50% menguasai dalam kurun waktu satu bulan. Sekilas aku melihat beberapa notifikasi tanpa suara di Blackberry yang aku letakkan di meja, aku segera meraih dan membaca satu persatu chat para bidadari koleksiku. Dan beberapa temanku yang tergolong orang-orang yang masuk ke dunia hitam. Aku membaca chat milik Dela, Dela adalah pacarku, namun kami masih beberapa hari jadian, beberapa kali ia mengajakku bertemu, namun aku menolak, Aku berfikir bertemu Dela pasti tidak sedikit aku membawa uang untuk dapat mentraktirnya ketika bertemu, namun keuanganku ketika itu menipis jadi aku mengurungkan untuk bertemu dengannya. Dela dalam chatnya seperti memaksa untuk bertemu denganku, aku mencoba menenangkan dirinya dengan menawarkannya bermain di rumahku saja. Tapi dia seperti mau dan tidak, dan aku membiarkannya saja tanpa jawaban. Chat Ocha baru saja aku baca, dan seperti basa, salam senyum di pagi hari menyapaku, aku pun mulai membalas, dia cepat merespon chat diriku yang tidak terlalu fokus terhadap nya. Seperti biasa obrolan chat ketika pertama kali pasti bertanya menjurus ke pembahasan kepribadian masing-masing, Ocha memang seorang mahasiswi, dan aku jujur mengatakan kalau aku tidak berkuliah, tapi semua itu tidak menjadi tembok untuk aku dan Ocha berkomunikasi. Namun salah satu chat dari Gawir tentu itu nama panggilannya, ia mengirimkan foto seorang wanita, aku membuka foto itu dan memperbesarnya, sontak mataku membelalak kaget, ternyata foto yang dikirim kepadaku adalah foto Ocha, aku menjadi berpikir keras. Lalu aku mulai chat dengan si Gawir. Aku : Siapa cewek ini? Gawir : Mau gak lo? Aku : iya mau.. Siapa? Gawir : Cewek mantap bisa lo ajak mantap-mantapan. Aku : Emang pernah lo ngajak dia mantap-mantap? Gawir : pernah, tapi gak dapet “Ha ha ha…! Aku : Ha ha ha, jurus elo masih kelas bawah. Dapet dari mana itu cewek? Gawir : Dari temen gue, katanya sih ayam kampus. Aku : Buh... beneran? Gawir : iya lo chat aja dia siapa tahu mau sama lo. Aku : Ha ha ha.. ! Ok. Aku mengakhiri chat dengan dia, aku berfikir dan berasumsi, kalau Gawir hanya mencari gratisan tubuh wanita saja, dan dia memang selalu begitu jika tidak mendapatkannya pasti memberikan kontak wanita kepadaku, aku mulai berfikir apakah aku memang seorang lelaki penampung wanita nakal? Aku mengabaikannya, dan berlanjut aku mengoperasikan kembali komputerku.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD