Rifky menatap tak percaya pada seorang wanita paruh baya yang tinggal di samping rumah Stefanny, ia benar-benar kaget saat mendengar kabar Stefanny pergi bersama seorang pria dari rumah tersebut. Menurut keterangan, Stefanny membawa koper, dan sepertinya akan pergi cukup jauh. Sejenak pria itu menahan napasnya, ia berharap jika Stefanny tidak mengambil keputusan yang salah. Sial ... sangat sial baginya karena terlambat datang dan tak bisa menghentikan pergerakan wanita itu. “Namanya juga janda, Dek. Yah begitulah ... padahal mah kamu ganteng, punya kerjaan tetap, baik lagi ama anaknya. Tapi ... yah, janda mana cukup ama satu laki aja. Masih mau cari yang lebih, nggak heran suaminya yang dulu milih cerai.” Mendengar ucapan wanita itu, membuat Rifky segera keluar dari lamunannya. Kata-kat

