Part 5

957 คำ
"Ehm, tolong menjauh dariku." cicit Raisya kemudian. Alvi menuruti Raisya. "Aku mau ke kamar Dila." Hening sejenak. "Oke. Aku antar." Alvi menggendong tubuh Raisya ke kamar Dilon. Raisya pun tak membantah karena masih linglung. Setibanya di depan kamar Dilon, Alvi menurunkan Raisya dengan hati-hati. Tok tok tok~ Raisya mengetok pintu terlebih dahulu. "Masuk aja." teriak Dilon dari dalam. Raisya masuk ke dalam kamar Dilon dan meninggalkan Alvi di belakangnya. "Dil, keluar yuk!" ajaknya langsung ke sahabatnya. "Yuk, gue bosan banget di sini." "Tidak boleh!" Raisya menatap Alvi dengan tatapan kesal. "Loh, kenapa?" tanya Dila heran. "Nanti Raisya kabur." Kabur? Ide bagus... Bodoh! Kenapa gue gak kepikiran ke situ ya tadi?! "Bagaimana sih lo? Kami aja nggak tau ini dimana. Gimana mau kabur?" jengah Dila. Alvi membenarkan dalam hati. Berjalan mendekati Raisya, lalu, "Baiklah. Tapi awas kalau kamu sampai kabur. Kamu tau kan akibatnya?" Di elusnya leher Raisya secara perlahan-lahan. Raisya menelan salivanya susah payah. Jangan takut... Setelah gue kabur dari sini. Gue akan pindah rumah, trus pindah ke sekolah lain. Beres kan?! Gue yakin, dia gak akan nemuin gue. "I-iya." "Good girl." Dikecupnya bibir Raisya sekilas hingga mendapati pelototan gratis. "Mau aku gigit?" Kicep! Raisya menarik tangan Dila, meninggalkan kamar Dilon karena tak bisa berkata-kata lagi. Setelah jauh dari Alvi dan Dilon. Raisya bertanya ke Dila sambil memperhatikan seisi kerajaan. "Bagaimana menurut lo Dilon itu?" "Ganteng, baik, dan sexy. Kayak cowok impian gue." "Lo mau kabur gak dari tempat ini?" "Gak! Gue malahan mau di sini selamanya. Lagipula mana berani gue kabur. Nanti Dilon marah." "Oh." "Kalau lo?" "Tentu saja gue mau kabur. Gue gak mau mati gara-gara Vampir. Lihat kan ancaman dia tadi ke gue? Dia mau gigit gue. Gue gak mau mati sia-sia, Dil." "Setahu gue ya, Sya. Alvi gak akan membunuh lo. Malahan dia akan melindungi lo segenap jiwa dan raganya. Lonya aja yang berlebihan. Coba deh buka hati lo buat Alvi. Gue jamin, lo nggak akan menyesal." nasihat Dila. "Bodo! Gue mau ke kamar aja." Tidak mood lagi untuk melanjutkan kegiatannya. Dila menghela nafas. Dalam hati ia berdoa supaya Raisya menerima kehadiran Alvi secepatnya. **** Raisya langsung masuk ke dalam kamar mandi kamar Alvi karena merasa sangat kegerahan. Di dalam kamar mandi ia mencoba untuk melatih kekuatan airnya. Kekuatan yang dimiliki Raisya tak memakai mantra sama sekali. Ia cukup membayangkan apa yang diinginkannya dan berkonsentrasi. Mula-mula ia membentuk gumpalan air ditangannya. Setelah berhasil ia menghempaskannya kedinding. Kemudian dibentuknya gumpalan air lagi. Kali ini dia membekukannya, setelah itu mengubah es tersebut kembali menjadi air. Menyentuh air yang berada di dalam bathub dengan ujung jarinya. Akibat sentuhannya, air yang berada di dalam bathub menjadi beku. Sempurna! Batinnya puas. Setelah itu ia kembali mencairkan air yang telah dibekukannya. Menuangkan sabun cair ke dalam bathub yang tentunya beraroma maskulin. Masuk ke dalam sana setelah membuka bajunya. Memejamkan matanya, berusaha merilekskan pikiran. Puas berendam ia keluar dari bathub. Melilit tubuhnya dengan handuk Alvi dan keluar dari dalam kamar mandi dengan handuk yang hanya membungkus tubuhnya dari d**a sampai ke paha. "Dear..." Alvi tak bisa berkata-kata saat Raisya keluar dari dalam kamar mandi dengan keadaan seperti itu. "Alvi. Aku pakai baju apa?" Sebenarnya Raisya bisa saja memakai baju tadi, tapi ia benar-benar tidak nyaman jika harus memakai baju yang sudah dipakainya. Alvi menyerahkan sekantong plastik. "Ini, aku beli tadi. Lengkap dengan pakaian dalamnya." Wajah Raisya memerah. "Gak usah disebutin juga kali." sewotnya untuk menutupi rasa malunya. Alvi terkekeh. Ia pun berjalan mendekat dan mengecup bibir Raisya yang cemberut. "Aku mandi dulu." Tapi sebelum masuk ke dalam kamar mandi, pria tampan itu mengerling nakal. "Kamu terlihat sexy, dear." "ALVI!!" teriak Raisya kesal. Apalagi saat mendengar kekehan menyebalkan dari Alvi. Gadis cantik itu memakai bajunya secepat kilat setelah memastikan Alvi masuk ke dalam kamar mandi. Kok bisa pas di tubuh gue?! Dia tau ukuran tubuh gue ya?! Sialan! Malu-maluin! "Mending gue kabur sekarang deh. Mumpung Alvi masih mandi." gumamnya. Ia berteleportasi. Raisya bukannya lupa dengan ancaman Alvi yang menyeramkan tadi. Tapi ia berpikir Alvi tidak akan menemukannya setelah ini karena ia akan kabur sejauh mungkin. "Yeay!!! Akhirnya gue bisa berteleportasi dengan baik." sorak Raisya bahagia setiba di depan pintu rumahnya. Biasanya, Raisya sangat lambat dalam berteleportasi. Gadis cantik tersebut masuk ke dalam rumah. "Kamu darimana saja, honey?" Suara itu adalah suara mama tercinta. "Ehh?! Sejak kapan mama pulang?" tanya Raisya balik. "Baru 1 jam yang lalu, honey." "Papa mana, ma?" "Papa masih di dalam pesawat, honey." "Kok gak barengan, ma?" "Tadi papamu ada keperluan mendadak." Raisya menghambur ke dalam pelukan mamanya karena merasa sangat merindukan mamanya. "Aku kangen, mama." adunya manja. "Ck ck ck.. Baru 1 hari ditinggal tapi udah kangen aja." kekeh mamanya. Raisya melepas pelukannya. Ia harus menanyakan masalah kekuatannya pada sang mama. Tapi sebelum itu ia akan meminta sesuatu dulu. "Ma, aku mau pindah ke Swiss." Mama membulatkan matanya kaget. "Kok kamu tiba-tiba minta pindah ke Swiss?" herannya. "Please, ma. Aku gak ingin di sini lagi. Aku mau ke Swiss!" "Gak bisa, honey!" "Kenapa, ma?!" "Mama khawatir kamu kenapa-napa di negara orang." "Aku bisa jaga diri, mama." "Gak!" "Ma, ayolah..." "Sekali enggak ya enggak Raisya Ratu Vexia." tegas mamanya. Raisya memilih mengalah. Jika mamanya sudah menyebutkan nama lengkapnya. Berarti mamanya tak ingin di debat lagi. "Baiklah. Tapi tolong jawab pertanyaanku dengan jujur, ma." Meski heran, mama Raisya tetap mengiyakan. "Oke. Kamu mau tanya apa?" "Kita manusia, kan?" Mamanya terbahak. "Kamu ngigo ya, honey?" "Gak lucu, ma! Aku serius!" kesal Raisya. "Ya tentu manusia dong, honey. Masa kita hantu sih." Mamanya tertawa geli. "Please. Jujur sama aku, ma. Kita manusia atau bukan?" tanya Raisya dengan mimik seriusnya. "Huft.. Baiklah, sepertinya ini saat yang tepat bagimu untuk mengetahui jati diri kami dan jati diri kamu yang sesungguhnya." "Kamu..." -Tbc-
อ่านฟรีสำหรับผู้ใช้งานใหม่
สแกนเพื่อดาวน์โหลดแอป
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    ผู้เขียน
  • chap_listสารบัญ
  • likeเพิ่ม