Part 7. Bertemu Aldy Lagi

1025 คำ
"Jangan kemana-mana, bee. Kalau kamu bosan, kamu bisa nonton drakor atau pun membaca. Kalau ingin ke toilet, chat aku dulu. Kalau mengantuk katakan saja padaku, aku akan langsung mengantarmu pulang. Trus jangan banyak-banyak pesan ice cream, aku gak mau kamu sakit lagi. Jangan pesan makanan yang tidak sehat atau aku akan menghukummu. Kalau ada pria yang mendekatimu langsung usir dengan kata-kata menohok agar dia tidak berani mendekatimu lagi, apalagi kalau ada yang meminta nomormu, jangan pernah memberikannya. Sebelum makan nanti minum vitaminmu dulu. Mengerti, bee?" Aku hanya bisa mengerjap mendengar cerocosannya. Jadi heran, tuh mulut kok bisa nyerocos selama itu? "Ngerti 'kan, bee?" ulangnya dengan nada penuh penekanan. Dan akhirnya aku hanya mengangguk agar tidak ribet. Sebelum pergi ke meja sebrangku, dia mengecup bibirku sekilas. Ah ya, Kak Theo akan makan siang dengan rekan bisnisnya. Katanya, dia membawaku ke sini karena tidak tega meninggalkanku sendirian di ruang kerjanya. Aku sudah menolak tapi tetap saja Kak Theo keras kepala. Kala aku ingin pulang ke rumah, malah ditolak juga. Mungkin dia ingin selalu melihatku haha. Dari tempat dudukku, aku bisa melihat Kak Theo mulai berbaur dengan rekan bisnisnya. Bibir tipisnya sesekali menyunggingkan senyum tipis. Auranya terlihat begitu tenang dan kalem. Tidak disangka, pria yang dulunya mengikatku dengan cara salah menjadi suamiku sekarang. Bodohnya lagi aku malah jatuh cinta padanya. Dia mengerikan tapi penuh pesona. Hal yang tidak dapat kutampik. Mendadak, aura disekitarnya terlihat begitu suram. Jessy mulai caper dengan suamiku itu. Kesal, itu lah yang kurasakan. Untung Kak Theo tidak meladeni. Hanya melihat sekilas dan kembali mengobrol dengan rekan bisnis di sampingnya. Poor you, Jessy. "Permisi, nona. Anda ingin pesan apa?" Pelayan berhasil menghentikan kegiatanku mengamati si centil. "Victoria sponge cake, scone, muffin, apple rhuharb crumble, chocholate ice cream 3 porsi, dan chocholate ice." Ku lihat wajah pelayan itu menunjukkan ekspresi tidak percaya. "Kenapa menatapku dengan tatapan seperti itu?" tanyaku langsung. "Ah, tidak apa-apa, nona." jawabnya gelagapan. "Ya sudah. Buatkan aku sana. Cepat!" Bukannya pergi pelayan tersebut tetap berdiri di tempat. Membuatku jengkel saja. "Kenapa belum pergi?" "Maaf, nona. Bisa ulangi apa pesanan Anda??" Huft, sabar. Tarik nafas, hembuskan. Tarik nafas, hembuskan. Memaksakan bibir tersenyum dan menyebutkan pesananku lagi. Kali ini dengan penuh penekanan. Saat pelayan pergi, baru lah aku kembali mengamati suamiku. Mereka sekarang terlihat sedang makan seraya berbincang. Kak Theo tersenyum manis padaku kala tatapan kami bertemu. Aku balas tersenyum dan mengalihkan pandanganku ke ponsel untuk menonton film sembari menunggu pesananku, tapi bukan drakor yang kutonton, melainkan FTV. Beberapa menit kemudian makanan sudah tersaji di atas mejaku. Kusembunyikan dua gelas ice cream dari pandangan Kak Theo. Kalau Kak Theo tahu, dia pasti akan mengomeliku lagi. Ah, mereka semua menggoda seleraku. Tanpa basa basi ku lahap scone-ku sembari terus menonton. Ngomong-ngomong, scone ini terbuat dari tepung terigu, telur, dan air yang dipanggang dengan bentuk bulat kecil. Tekstur luar agak kasar tapi saat digigit, bagian dalamnya terasa sangat lembut. Dipadu dengan selai buah dan es krim vanila. Pokoknya enak deh! Pertama kali mencoba makanan ini, aku begitu ketagihan sampai membelinya sangat banyak untuk stok di rumah, guna menemani acara menonton drakorku. Selesai dengan scone, aku beralih ke victoria sponge cake. Ini merupakan jenis kue yang cukup populer di Inggris. Terbuat dari kue sponge yang dilapisi dengan selai raspberry dan vanilla cream. Dari yang kuintip di mbah google, hidangan ini menjadi salah satu makanan favorit Ratu Victoria. Gula halus dan potongan buah raspberry segar yang dibubuhkan ke dalam victoria sponge cake menjadi penambah cita rasa kue ini. Eh, sial! Aku malah tersedak gara-gara melihat salah satu adegan yang lucu di film. Karena letak minuman yang sedikit jauh, aku berusaha menggapainya dan sialnya malah tumpah. "Ini, minum lah." Aku sangat terkejut mendengar suara yang sangat kukenali itu. Dengan cepat ku alihkan pandanganku ke arahnya. "Aldy?" Batukku semakin menjadi-jadi akibat membawanya berbicara. "Minum dulu, Queen." Tanpa basa basi lagi, ku ambil minuman tersebut dan meneguknya sampai tandas Hah, lega. "Aku pergi dulu." Udah, itu doang? Setelah 5 tahun tidak bertemu dia hanya mengucapkan itu? Serius? Kok jadi sedih ya Ku genggam jemari dinginnya hingga dia kembali berbalik, menatapku. "Jangan pergi. Queen kangen Aldy." Tanpa dapat di tahan air mataku mengalir perlahan. "Aku harus pergi, Queen." Aku menggelengkan kepala. "Gak boleh! Aldy gak boleh pergi! Ada banyak hal yang ingin Queen tanyakan ke Aldy." Lirihku. "Tapi aku sibuk. Kapan-kapan saja ya?" Genggamanku di tangannya perlahan terlepas. Aku menunduk, tak berani menatapnya. "Aldy benci Queen?" "Aku tidak membencimu sama sekali, Queen. Bagaimana mungkin aku membenci sahabatku sendiri?" "Lalu kenapa Aldy pergi lama sekali? Kenapa Aldy tidak bisa dihubungi?" "Karena aku tidak sanggup melihatmu bersama pria lain, Queen. Sampai sekarang pun aku tetap tidak bisa melihatmu bersama pria lain karena aku masih mencintaimu hingga detik ini." Deghh! **** "Kenapa kamu melamun terus sejak tadi, bee?" Kak Theo gak melihat Aldy? Hah, syukur lah. "Gapapa, kak." Matanya memicing curiga. "Aku tidak percaya. Jujur padaku." "Sebenarnya Queen kangen mama." jawabku terpaksa berbohong. "Sabar ya, bee. Untuk sekarang aku gak ada waktu senggang. Lain kali saja kita ke rumah mamamu, ya?" "Iya. Queen paham kok dengan kesibukan kakak." Kak Theo tiba-tiba menciumi pipiku dengan gemas. "Makin tambah sayang deh." bisiknya. "Udah, kak. Jangan ciumin Queen lagi." keluhku. Kak Theo mengecup bibirku sekilas setelah menciumi pipiku. "Kak, Queen laper." aduku seraya menyandarkan kepala ke bahu lebarnya. Elusan lembut di puncak kepalaku, membuatku nyaman sampai memejamkan mata. "Kalau begitu ayo kita ke ruang makan untuk mengisi perut kecilmu itu." "Queen pengen makan di sini aja, mager ke bawah." "Oke." Kembali ke posisi semula lalu menatapnya. "Queen pengen nasi goreng seafood. Minumannya jus jeruk." Kak Theo mengangguk dan menelpon kepala maid untuk membuatkan apa yang ku inginkan, di tambah dengan sayur. Aku tidak suka sayuran sebenarnya tapi Kak Theo sangat mewajibkanku untuk mengkonsumsi sayuran. "Oh ya, kamu sudah minum vitamin?" Kenapa Kak Theo malah ingat itu sih? "Kenapa belum meminum vitaminmu?!" tanyanya langsung. Ugh, dia ini pintar sekali membaca ekspresiku. "Lupa, kak. Tadi Queen keasikan nonton." cengirku. Kak Theo beranjak, mengambil vitamin dan air minum yang terletak di atas nakas dan memberikannya padaku. "Minum!" titahnya. Dengan patuh kuminum vitamin tersebut "Bagus." cetusnya puas seraya menepuk-nepuk pelan puncak kepalaku. -Tbc-
อ่านฟรีสำหรับผู้ใช้งานใหม่
สแกนเพื่อดาวน์โหลดแอป
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    ผู้เขียน
  • chap_listสารบัญ
  • likeเพิ่ม