Part 5. Albert Dafano Abraham

1311 คำ
Albert Dafano Abraham, siapa sih yang tidak mengenal pria itu? Pria yang memiliki pengaruh besar di dunia manusia maupun di dunia immortal. Dunia immortal adalah dunia yang diisi oleh makhluk-makhluk mitologi yang tidak dipercayai manusia ada di muka bumi ini. Seperti vampir, werewolf, witch, mutan, demon, fairy, maupun makhluk mitologi lainnya. Di dunia manusia ia adalah seorang pengusaha muda yang sukses. Memiliki perusahaan yang bernama Abraham's Corp. Bukan dia yang mendirikan tapi ditangannya lah perusahaan berkembang dengan sangat pesat. Sedangkan di dunia immortal ia adalah seorang alpha yang terkenal kejam dan sadis. Pria tampan itu tidak akan segan-segan menghancurkan musuh sampai sehancur-hancurnya. Siapa pun pasti akan berpikir ribuan kali untuk mengusik ketenangannya. Mulai memimpin pack diusianya yang masih muda karena sang ayah meninggal di medan pertempuran. Permintaan terakhir ayahnya adalah menggantikan posisi sebagai alpha. Mau tak mau, Albert terpaksa memenuhi permintaan terakhir tersebut meski kala itu dia masih berusia 16 tahun dan usia werewolf yang baru memasuki 85 tahun. Sang ayah bernama Abraham, ibunya Chloe, dan adiknya Sydney. Awal pemerintahannya orang-orang banyak meragukannya tapi seiring berjalannya waktu dia berhasil membuktikan bahwa pemerintahan bisa berjalan lancar di bawah kekuasaannya. Paling benci dengan penghianat, apalagi penghianat itu berasal dari packnya sendiri. Dia tidak akan segan-segan menyiksa orang yang berhianat itu selama 100 hari dengan cambuk dan pisau perak kesayangannya. Dalam sehari penghianat akan dicambuk tiga kali. Jangan remehkan kekuatan seorang Albert. Walaupun hanya mencambuk tiga kali, tapi sakitnya terasa sampai ke tulang-tulang. Saking kuatnya kekuatan cambukannya, tubuh korban yang dikenai cambukan akan mengalami hal serius seperti patah tulang. Jika hari ini menyiksa dengan cambukan, maka esoknya adalah menyiksa dengan pisau perak kesayangannya. Ia tak akan segan-segan menyayat tangan, kaki, pipi, ataupun bagian tubuh penghianat lainnya tanpa kasihan. Para penghianat sampai memohon untuk segera di bunuh karena tidak tahan dengan siksaannya. Tapi sayangnya Albert tetap lah Albert. Dia tidak akan mendengarkan siapapun. Dia keras kepala. Bahkan ibu dan adiknya sendiri sampai angkat tangan menghadapi kekerasan kepalanya. Tapi entahlah kalau dengan matenya. Sebab sampai sekarang dia belum menemukan sang mate. Setiap hari dia selalu berdoa ke moongoddes untuk segera di pertemukan dengan matenya. Tidak peduli seperti apa rupa matenya. Baik gendut, jelek, jerawatan, buta, cacat, ataupun yang lainnya, dia tetap akan menerimanya. Namun, Albert tentu saja mendambakan matenya seorang gadis yang berparas cantik. Lagipula, dia yakin kalau moongoddes akan memberikan perempuan yang terbaik untuknya. Ia yakin moongoddes tidak akan sekejam itu kepadanya untuk memberikan seorang mate yang cacat. **** Albert mendekati sang ibu, mencium pipi wanita yang telah melahirkannya dengan lembut. "Aku pergi ke Kerajaan Blood dulu, mom." Chloe menoleh ke sang anak, memberikan senyuman manis yang selalu ditunjukkan pada orang-orang. "Hati-hati." "Oke, mom." Albert mencium pipi kanan Chloe lagi. Keluar dari kerajaan seraya mengeluarkan sayap hitamnya yang lebar. Baju mewah yang dipakainya langsung sobek oleh sayap besar dan kokohnya tersebut. Di dalam tubuhnya, mengalir darah werewolf dan demon. Darah werewolf didapatkan dari ayah dan ibu sementara darah demon didapatkan dari kakeknya. Albert mendarat di Kerajaan Blood. Sayap besarnya perlahan menghilang dan menyisakan baju compang campingnya. Berjalan memasuki kerajaan dengan santai dan mendatangi sahabatnya langsung. "Pakai sayap lagi hah?! Aku tidak memiliki baju lagi untukmu." sambut sahabatnya sengan nada sinis. Albert selalu saja datang ke Kerajaan Blood dengan keadaan baju yang robek seperti sekarang ini. Pria itu lenih senang menggunakan sayap daripada berganti shift dengan serigalanya. Tapi bukan berarti dia tidak menyukai serigalanya. Elf, nama wolfnya. Berbulu putih dan halus serta mata hitam keemasan yang tajam. "Yah aku tau. Kerajaan kalian kan miskin." Albert tersenyum mengejek. Larrie Anderson nama sahabatnya. Biasa dipanggil Ari tapi Albert lebih suka memanggilnya Lari karena menurut Albert panggilan itu sangat lucu. Larrie adalah seorang vampir murni. Menjabat sebagai lord di Kerajaan Blood. Berumur 100 tahun tapi yang namanya vampir tetap awet muda asal mengkonsumsi darah manusia. Minimal satu kali dalam seminggu. Jika dalam tujuh hari tidak mengkonsumsi darah sedikit pun, tubuhnya akan terasa lemas. Jika darah manusia tidak ada bisa diatasi dengan darah hewan. "Kerajaanku di penuhi oleh emas dan berlian. Apakah itu masih tetap dikatakan miskin?!" "Ya, kalian miskin daripada packku." Larrie mendengus kesal. Kalau dibanding pack Albert, dia mengaku kalah saing. Mungkin kekayaan kerajaannya cuma sebagian dari kekayaan pack Albert. Pada akhirnya Larrie menyuruh maid mengambilkan baju untuk Albert. "Mumpung kau ke sini, aku punya berita baru untukmu. Aku jamin kau akan langsung marah mendengar ini. Tapi kau jangan menghancurkan istanaku!" tegas Larrie. "Apa?" "Para rogue, penyihir hitam, vampir pemberontak, Liu Moon Pack, dan Angry Moon Pack, berkomplotan untuk menyerang packmu." "SIALAN!!" umpat Albert keras sehingga tanpa sadar ia mengeluarkan kekuatannya. Akibatnya benda-benda yang berada di dalam ruangan itu beterbangan di udara. Pria itu memiliki banyak kekuatan dan salah satunya adalah ini. Kekuatan gravitasi. "Sudah kubilang! Jangan menghancurkan tempatku sialan!" gertak Larrie sehingga Albert sadar akan kesalahannya. Albert menghela nafas berat. "Apa alasan mereka menyerang packku?" Berusaha meredam amarah atas berita tak mengenakkan yang didengarnya. "Karena kau menolak lamaran dari putri Alpha Angry Moon Pack. Mereka merasa terhina dan akhirnya bersekutu dengan penyihir hitam untuk membalaskan dendam atas penolakanmu." "Cih, gara-gara itu mereka mau bergabung dengan penyihir hitam." desis Albert. "Lihat saja! Kalau mereka benar-benar menyerangku, akan ku lenyapkan mereka semua tanpa sisa." Larrie bergidik ngeri mendengar tawa Albert yang mengerikan. **** "Hormat hamba, alpha. Seorang wanita tua yang tidak tahu asal usulnya mendesak masuk untuk bertemu dengan anda. Apakah anda memperbolehkannya masuk??" "Ya." Albert menyahut warrior packnya dengan singkat, dingin, dan datar. Warrior tersebut pergi setelah menunduk hormat sekilas. Tak lama setelah itu warrior tersebut kembali ke sana dengan seorang wanita tua yang berada dibelakangnya. Albert menatap si warrior datar. "Kau boleh pergi." Setelahnya, pandangannya tertuju pada wanita tua di depannya. "Hormat hamba, alpha. Terimakasih sudah memperbolehkan saya masuk dan bertemu dengan anda." "Apa tujuanmu menemuiku?" tanya Albert langsung. "Saya hanya ingin meminta beberapa tangkai bunga curer alpha." Bunga Curer adalah bunga yang berwarna ungu dan kuning dalam satu tangkai. Bunga itu hanya tumbuh di wilayah tertentu. Seperti di Yellow Moon Pack, Blue Moon Pack, dan kerajaan witch. Bunga langka itu merupakan obat yang sangat mujarab untuk semua penyakit. Biasanya orang yang terluka parah akan sembuh dalam beberapa jam setelah diolesi bunga Curer yang sudah di haluskan. "Anak saya sedang sakit keras, alpha. Saya sangat membutuhkan bunga itu." Melanjutkan ucapan sebelumnya dengan nada sedih. "Baiklah. Berapa tangkai yang kau butuhkan?" "Dua tangkai saja, alpha." Albert memindlink betanya yang bernama Joe untuk mengambilkan bunga tersebut. Tak lama kemudian Joe muncul dengan bunga langka tersebut. "Berikan ke wanita itu!" "Baik, alpha." sahut Joe patuh dan menyerahkan bunga tersebut. "Terimakasih atas kemurahan hati anda, alpha. Terima kasih banyak." Wanita itu sujud berkali-kali untuk mengungkapkan rasa syukurnya. "Ya. Tidak masalah." sahut Albert dengan nada yang seperti biasanya. Datar dan dingin. "Mate anda seorang manusia. Tak lama lagi takdir akan mempertemukan kalian. Semoga kalian hidup bahagia selamanya dan sekali lagi saya terimakasih." Wanita itu menghilang layaknya debu yang tertiup angin. Albert terdiam di tempat dengan jantung yang berdegup kencang. Tidak menyangka bahwa dirinya akan segera bertemu dengan sang mate. Elf, bahkan sudah mengaum kesenangan di dalam pikirannya. "Selamat, alpha. Kau akan segera bertemu dengan matemu." Joe tersenyum senang. Akhirnya penantian sang alpha sekaligus sahabatnya itu terbayarkan. "Hah, aku senang sekali. Rasanya jantungku hampir meledak saat mendengar aku akan segera bertemu mateku. Tapi, apakah ucapan wanita itu benar?" "Benar, alpha. Aku dapat melihat kejujuran dimatanya." Salah satu kelebihan Joe adalah bisa melihat seseorang berbohong atau tidaknya. Hanya karena ucapan wanita tua itu, pikiran Albert mulai berkelana. Terbayang olehnya setiap malam ada yang menemani tidurnya, pagi disambut dengan wajah cantik sang mate, memulai pagi dengan sapaan-sapaan manis, dan melakukan banyak hal berdua. Matenya yang lemah lembut seperti ibunya. Mate yang selalu tersenyum manis ke arahnya setiap waktu. Hah, membayangkan hal itu saja membuat Albert semakin tidak sabar menanti saat-saat itu datang dalam hidupnya. Sayangnya, kenyataan tidak selalu seindah khayalan. -Tbc-
อ่านฟรีสำหรับผู้ใช้งานใหม่
สแกนเพื่อดาวน์โหลดแอป
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    ผู้เขียน
  • chap_listสารบัญ
  • likeเพิ่ม