bc

Dipaksa Menikah Dengan Pak Bos

book_age18+
116
FOLLOW
1.2K
READ
love-triangle
HE
stepfather
drama
substitute
like
intro-logo
Blurb

Darlina terpaksa menikah dengan Kalman karena saudaranya yang tiba-tiba menghilang saat akad nikah akan dimulai. Akan tetapi, saat mereka sudah mulai saling mencintai tiba-tiba saja Silvia kembali muncul dan membuat kekacauan, bahkan ia membuat Kalman hampir saja bangkrut karena ulahnya. Bersama Darlina, Kalman membangun kembali usaha dan rumah tangga mereka sementara Silvia harus menderita karena kesalahan yang dibuatnya.

chap-preview
Free preview
BAB 1 DIPAKSA MENIKAH
"Menikah dengan Kalman atau aku terpaksa memberitahukan kalau kerugian besar di perusahaan dua tahun lalu itu karena kesalahan kamu," paksa Mama Kusnita dengan disertai ancaman. "Kamu ingat ibumu kan, Sayang? Permintaanku hanya satu, menikah dengan Kalman dan gantikan Silvia!" Darlina tersentak, ia merasa seluruh persendiannya hampir copot. Wajah Mama Kusnita ibunda dari Kalmantara Dirga terlihat sangat mengerikan saat ini. Ia merasa oksigen di ruangan itu menipis hingga napasnya terasa sesak. "Me-menikah?" tanya Darlina gugup, dia tidak bisa membayangkan bagaimana dia akan menikah dengan bosnya yang galak itu. Jantung Darlina benar-benar hampir copot karena Mama Kusnita menggebrak meja dengan keras. Rasanya ia ingin menghilang saja dari ruangan itu. "Kamu pikir kamu itu siapa, hah?! Kurang apa tante selama ini kepadamu!" teriak Mama Kusnita . Sebenarnya ia tidak tega melihat Darlina ketakutan, tapi hanya ini cara satu-satunya untuk meminta Darlina mau menikah dengan anak keduanya itu. "Sa-saya tau saya salah tidak menjaga Mbak Silvia dengan baik. Tapi, demi Tuhan saya tidak tau apa-apa, Tante. Jika saya tau Mbak Silvia akan pergi saya tidak akan meninggalkan ruangan ini," ujar Darlina lirih sambil meremas ujung blouse yang ia kenakan. Mama Kusnita mencondongkan tubuhnya hingga wajahnya hanya berjarak lima centi saja dari wajah Darlina. Matanya memicing tajam menatap seolah ingin menelan gadis di hadapannya itu bulat- bulat. "Kamu tau jika di luar sana tamu undangan sudah menunggu? Keluarga saya akan mendapat malu dan semua itu karena kamu yang tidak becus. Saya hanya meminta kamu menemani Silvia di sini sebelum acara pernikahan, tapi kenapa kamu bisa sampai tidak tau kalau dia pergi!" teriak Mama Kusnita tepat di wajah Darlina membuat gadis cantik itu memejamkan matanya. "Tapi, kenapa saya harus menikah dengan Pak Kalman? Saya ini hanya sekretarisnya, Tante. Bagaimana bisa kami menikah padahal semua orang tau kalau Pak Kalman Akan menikah dengan Mbak Silvia?" "Bisa saja, Mama yang sudah memberimu pekerjaan bukan? Dan lagi, pernikahan ini hanya pernikahan sementara saja. Papa dan mamamu juga sudah setuju. Percayalah jika bukan karena mama yang meminta saya juga tidak mau," ucap Kalman yang sudah berdiri di depan pintu ruangan. Darlina menoleh dengan tatapan tidak suka, dia bersungut di dalam hati tidak terima dengan rencana menikah dadakan dengan bosnya yang galak itu. "Kalman, bagaimana di kondisi di luar?" tanya Mama Kusnita. “Belum ada yang tau jika Silvia pergi, Ma. Tapi…” “Darlina, apa begini caramu membalas budi kepada Tante? Tante yang ada saat kedua orang tua kandungmu kesulitan. Tante yang menolong saat kedua orang tua angkatmu juga kesusahan. Apa kamu tega membiarkan orang-orang di luar sana mencemooh kami?” desak Mama Kusnita. Darlina mulai menangis tersedu, ia menyesal mengapa ia begitu ceroboh sehingga dengan mudahnya ia bisa tertipu oleh Silvia. Silvia adalah sepupu sekaligus kakak angkatnya. Selama beberapa tahun ini ia tinggal bersama dengan kedua orang tua angkatnya yang tak lain adalah orang tua Silvia. "Dengan menangis seperti itu, kamu pikir aku bisa luluh? Bangun, Darlina! Semua tidak akan mengubah keadaan dan Silvia juga sudah pergi entah ke mana!" bentak Kalman gusar. Lelaki itu sangat marah dengan kaburnya Silvia, maka pada Darlina lah dia melampiaskan semuanya. Darlina adalah sekretaris pribadi Kalman. Gadis itu bisa bekerja di perusahaan milik Kalman karena almarhum ayahnya bersahabat baik dengan Mama Kusnita. Dan hari ini adalah pernikahan Kalman dan Silvia. Beberapa menit yang lalu Silvia masih duduk di ruang ganti ini bersamanya. Darlina tidak pernah curiga, saat kakak angkatnya itu meminta diambilkan makanan, tanpa curiga ia pun langsung meninggalkan ruangan itu. Namun, saat ia kembali Silvia sudah tidak ada dan hanya meninggalkan sepucuk surat yang menyatakan jika ia tidak bisa melanjutkan pernikahan dengan Kalman. "Kamu itu bukan apa-apa dan bukan siapa-siapa jika kamu tidak bekerja di perusahaanku! Jadi, cepat putuskan, menikah atau menjadi manusia yang tidak tau balas budi!" bentak Kalman menyudutkan Darlina. Jika tidak memikirkan jasa Mama Kusnita kepadanya, ingin rasanya Darlina melempar vas bunga yang ada di meja ke wajah lelaki tak berperasaan itu. Tetapi, apa daya, gadis bertubuh kurus itu mempunyai hutang budi yang tidak sedikit kepada Mama Kusnita. Bahkan di awal ia bekerja, ia sempat berbuat ceroboh sehingga mengakibatkan kerugian yang tidak sedikit. Namun, Mama Kusnita menutupinya dan selalu membelanya di hadapan Kalman. Sejak saat itulah Kalman selalu saja memperlakukan Darlina dengan semena-mena. Ada saja tugas yang harus ia kerjakan. Bahkan, terkadang Darlina harus melakukan pekerjaan di luar jam kerjanya. "Jadi, bagaimana? Jangan kebanyakan berpikir, kalau kamu mau menjadi istriku, kamu nggak perlu bekerja lagi, dan kamu juga sudah membalas budi kepada mamaku, bukan?" tuntut Kalman. "Jika aku tidak mau?" tanya Darlina lemah. "Pilihannya hanya dua Darlina, kamu akan aku pecat dan kami tidak akan mau lagi menolong adikmu. Aku tau jika tantemu terkadang bersikap kurang ajar dan seenaknya kepada kalian. Jika kamu menikah denganku, kamu dan adikmu bisa tinggal di rumahku dan kamu tidak perlu lagi bertemu dengan orang tua angkatmu yang menyebalkan itu," kata Kalman lagi. "Tapi ..." Darlina terlihat ragu menatap lelaki yang tengah memaksanya itu. "Tapi apa?" tanya Kalman sambil menaikkan kedua alis matanya. "Kamu mau aku menebus pernikahan ini dengan uang?" Rasanya sakit sekali menerima penghinaan dari bosnya itu. Tetapi, apa mau dikata, saat ini Darlina tidak memiliki pilihan lain yang jauh lebih baik. Jika ia sampai dipecat, harus ke mana ia mencari pekerjaan sebagus pekerjaannya sekarang? Bagaimana ia bisa membiayai pengobatan ibunya yang sekarang berada di rumah sakit jiwa juga biaya sekolah sang adik. Dan lagi pula apa yang dikatakan oleh Kalman benar, dia sudah banyak memiliki hutang budi kepada Mama Kusnita. Kedua orang tua angkatnya pun pasti akan menyalahkan dirinya karena tidak mau membantu. Apa lagi selama ini Darlina juga menumpang di rumah mereka. Hidup terasa begitu berat baginya, di dalam hati ia bertanya. "kenapa semua ini harus terjadi padanya?" "Cepat putuskan! Kamu tidak ada pilihan lain selain menerima tawaranku!" Kalman menyilangkan tangannya di d**a. Darlina terdiam, saat ini ia memang tak bisa melakukan hal lain. Akan tetapi menjadi istri dari bos galak yang menyebalkan seperti Kalman, membayangkannya saja dia sudah tidak tahan. "Kamu anak baik, Darlina. Tante hanya minta tolong karena nama baik keluarga kami sedang dipertaruhkan saat ini," ucap Mama Kusnita melunak. Darlina mengangkat wajahnya menatap kedua orang yang ada di hadapannya. Kini dia dia benar-benar bingung untuk mengambil keputusan. Ia takut keputusannya salah dan akan disesali seumur hidupnya.

editor-pick
Dreame-Editor's pick

bc

Her Triplet Alphas

read
7.0M
bc

The Heartless Alpha

read
1.5M
bc

My Professor Is My Alpha Mate

read
463.9K
bc

The Guardian Wolf and her Alpha Mate

read
499.4K
bc

The Perfect Luna

read
4.0M
bc

The Billionaire CEO's Runaway Wife

read
602.9K
bc

Their Bullied and Broken Mate

read
465.0K

Scan code to download app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook