PROLOG

249 Words
Olimpiade Renang Nasional kali ini berlangsung dengan sangat meriah, peserta nya pun tak kalah antusias. Ada Lima peserta yang mewakili sekolah mereka masing-masing, lima peserta yang sudah melalui berbagai tahap penyeleksian untuk bisa berpartisipasi dalam Olimpiade tahun ini. Dari kelima itu dia berdiri di tengah, berjenis kelamin perempuan. Priitt!!! Kelima peserta langsung terjun dan memulai aksi mereka, berlomba untuk sampai di ujung dan segera kembali dalam waktu sesingkat mungkin. Gaya d**a dari kelima peserta bisa dikatakan sempurna. Penonton bersorak heboh saat gadis berusia sembilan belas tahun itu lebih dulu sampai di garis finish, dengan semangat dia memukul air hingga muncrat di sekitarnya, siapa peduli? rasa senangnya bisa memenangkan olimpiade kali ini terlalu besar hingga dia tak peduli dengan air yang muncrat tadi. “Pelatih!” teriak gadis itu saat sudah keluar dari air. Sang pelatih pun berjalan dengan cepat mendekati anak didik nya, tak lupa memberikan pelukan sebagai bentuk rasa bangga. “Kamu hebat! segeralah minta izin kepada kedua orang tuamu. Saya akan mengurus beasiswa sekolah atlet di Australia untukmu” Gadis itu mengepalkan tangannya ke udara, dan berseru dengan semangat “Yess!!” Hari dimana kemenangan itu didapatkan, senyum merekah indah selama perjalanan pulang. Tangannya tak henti-hentinya mengelus medali yang baru saja ia dapatkan. Dia semakin dekat dengan impiannya, cita-citanya. Namun di penghujung hari, kala dia meminta izin kepada kedua orang tuanya, impiannya seolah-olah berjatuhan layaknya daun di musim gugur. Orang tuanya menolak, dan harapannya hancur berkeping-keping. Bukan hanya harapan dan impian yang hancur, melainkan masa depannya juga.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD