Yunita Ayu Anggita Sari, ibu muda yang akrab disapa dengan nama tengahnya, Ayu Anggita, menyalurkan passion menulis di tengah kesibukannya sebagai ibu rumah tangga. Kecintaannya pada dunia literasi membawanya menulis berbagai karya, mulai dari cerpen hingga novel yang dipublikasikan di platform menulis online. Ayu percaya bahwa menulis adalah cara terbaik untuk berbagi makna, harapan, dan kisah kehidupan kepada pembaca.
Berbekal impian besar untuk menjadi penulis hebat seperti Bunda Asma Nadia—sosok yang menginspirasinya—Ayu terus mengasah kemampuan dan memperkaya pengalaman menulisnya. Baginya, setiap cerita adalah jembatan untuk menyentuh hati dan memberi arti.
Gunawan kehilangan segalanya dalam sekejap.
Dipecat dari pekerjaannya. Istrinya pun memilih pergi. Rumah pun tak lagi bisa ia pijak. Ia dianggap gagal dan tak pantas memimpin, tak layak jadi suami.
Dulu ia dihormati. Kini bahkan sekadar harga diri pun harus ia perjuangkan.
Sendiri di tengah reruntuhan hidup, Gunawan menatap waktu. Katanya, waktu bisa menyembuhkan luka. Akan tetapi, bagi Gunawan waktu justru terasa seperti pisau. Semakin lama, semakin dalam menggores hatinya.
Lalu apa yang akan ia pilih? Tenggelam dalam pahitnya nasib atau bangkit, meski harus merangkak dengan sisa harga diri yang melekat padanya?