Don\'t forget to taken love if you like my stories :)
Untuk pemesanan novel Only You dan Halaqoh Cinta bisa kontak ke nomor 0858-9213-1230
Instagram : @hapsyahnurfalah
Nadin terpaksa harus menerima kenyataan begitu Wisnu mengirimnya ke kantor cabang Malang. Tempat yang berusaha ia jauhi, namun pada akhirnya harus menjadi tempat berpijaknya selama 1 tahun ke depan.
Elwira, atasan barunya di Malang yang ternyata adalah teman masa kecilnya. Elwira sudah melupakannya bahkan membencinya. Tetapi takdir tetap mengikat mereka berdua di satu tempat yang sama, yakni tempat bekerja.
Bagaimana hidup Nadin di sana? Apakah ia bisa menghilangkan benci di diri Elwira dan menghilangkan rasa trauma masa kecilnya?
Akidah yang tak sama. Keyakinan yang berbeda.
Tapi kenapa kita memiliki perasaan yang sama?
Jika sejak awal kita tidak ditakdirkan bersama, lalu mengapa Tuhan mempertemukan kita?
Jadi tolong tanyakan pada Tuhanmu, apakah aku yang bukan hamba-Nya boleh mencintai dirimu?
Rasanya sulit.
Sulit bagi Cinta untuk mengungkapkan isi hatinya pada Vino, sahabatnya.
Ingin bicara tapi tidak bisa.
Lalu apa yang harus Cinta lakukan?
Mengalah pada keadaan?
Bisakah Vino mendengar suara hatinya walau tanpa Cinta ungkapkan?
Tanpa Cinta tahu, di dalam hati Vino, Cinta hanyalah sahabatnya. Rasa sayang yang Vino miliki untuk Cinta tak lebih dari perasaan sayang kepada sahabatnya.
Lalu bagaimana dengan Dewa yang tiba-tiba hadir dalam hidup Cinta? Mengusik Cinta dengan kehadirannya, dengan tatapan tajamnya, dan ucapan ketusnya. Hingga pada akhirnya malah Dewa yang merasa terusik karena kelakuannya sendiri. Karena Cinta, pada akhirnya ia merasakan rasanya jatuh cinta.
Siapa yang sangka, Dewa yang selalu bicara ketus dan menatapnya tajam hanya untuk mengalihkan perhatian Cinta dari Vino. Dewa yang diam-diam menaruh hati pada Cinta tanpa berani mengungkapkannya.
Lalu bagaimana mereka bertiga menghadapi tiga situasi dalam hati mereka yang berbeda?
Bisakah mereka bertiga saling mendengarkan melalui hati yang saling bicara namun bibir yang masih setia tak bersuara?
Surga bagi seorang istri adalah dengan taat pada suami. Jika seperti itu hukumnya, maka Adnan adalah surga bagi Arraya. Tapi jika Arraya sampai harus tertatih untuk menggapai surga dari Adnan, haruskah ia tetap bertahan dari rasa sakit atau pergi mencari surga dengan cara yang lain?
Jika cintanya pada suami sudah bertepuk sebelah tangan, bukankah Allah akan terus mencintainya dan berada di dalam hatinya? Bukankah Allah akan memberikannya cinta lebih yang begitu sulit Arraya dapatkan dari Adnan?
Apa selanjutnya yang akan Arraya lakukan? Apakah ia akan memilih bertahan pada cinta sendirian atau justru mengalah dan mencari surga dengan cara yang lain?
Ketika seluruh keluarga mendesakku untuk segera menikah, maka itu malah membuatku semakin menghindar. Sempat terpikir olehku, pernikahan kini bukan lagi menjadi hal prioritas. Sampai aku bertemu dengan seorang perempuan bernama Alya, niat untuk menikah kembali muncul. Aku ingin mengajaknya ta'aruf dan menikahinya sesuai syariat Islam.
_Althaf Said Abrisam_
Menikah, adalah satu kata yang tidak pernah terlintas sekalipun dalam pikiranku. Hingga muncul seorang laki-laki yang baru kutemui pertama kalinya, mengajakku untuk ta'aruf dengannya. Haruskah aku menerima lamarannya, di saat hati dan pikiranku masih menolak semua itu.
_Alya Khansa Ramadhani_
Benci itu memang beda tipis dengan cinta. Yang dulunya sering debat dan adu mulut, sekarang malah saling jatuh cinta dan akhirnya menikah.
Ini juga berlaku dalam hidup Farel dan Fania. Tapi terntata, setelah menikah, hal yang membawa mereka untuk jatuh cinta a.k.a berdebat, terus terjadi walaupun mereka sudah menikah.
Farel tetap cuek dan irit bicara, dan Fania, ia tetap menjadi gadis yang ceria, enerjik, dan selalu ingin dunia kutub milik Farel menghilang seutuhnya.
Bagaimana keduanya melewati kehidupan setelah pernikahan?
Welcome to Only You 2
Aku bukanlah orang yang pandai berteman. Aku juga bukanlah orang yang pandai bicara. Aku juga sangat tidak pandai menyampaikan isi pikiran serta hatiku.
Tapi semuanya mulai berbeda, saat kamu diam-diam datang menyusup di setiap hariku. Padahal suara berisikmu itu seperti akan meledakkan gendang telingaku. Tapi nyatanya, justru itulah yang membuat rasa berbeda hadir dalam hati.