Story By Sri Wigati
author-avatar

Sri Wigati

ABOUTquote
senang hal hal berbau mistis apalagi sambel terasi, i like it. Membaca adalah hobi dari sekolah dulu, sedang menulis masih belajar dan belajar.. klo cari duit adalah hoby yang tak bisa di tinggalkan..
bc
wanita pundak lawean
Updated at Sep 17, 2022, 23:44
wanita pundak lawean, Sebuah istilah yang sering aku dengar dari tetangga dan teman yang menggunjingku. ya, meraka menganggap aku wanita "pundak lawean" sebab dua kali menikah suamiku meninggal tak lama setelah acara pernikahan. wandi, suami pertamaku meninggal tiga bulan setelah kami menikah. Dia meninggal karna kecelakan bus saat akan pergi bekerja .Sepeninggalnya hidupku terasa hancur, sepi dan hampa. Aku bahkan tak melakukan apa2 selama tiga bulan pasca tragedi itu. Tiga tahun kemudian aku memutuskan untuk menikah lagi, karna kata banyak orang obat patah hati adalah jatuh cinta lagi. Supeno, lelaki agak tua, 42 tahun menaklukkan hatiku dengan kesabarannya. selisih yang lumayan jauh karna waktu itu aku masih berumur 27 tahun. Dan 45 hari setelah kami melaksanakan ijab kabul ,dia juga meninggal karna terjatuh saat mengendarai sepeda motor saat pulang kerja. Hidupku hancur kembali untuk kedua kalinya. Dan yang lebih menyesakkan adalah gosip tetangga yang menganggapku wanita pundak lawean. wanita pembawa sial bagi suaminya. _______ --- " Sri, mbah bejo datang ! kamu keluar kamar sini, nak! " panggil ibuku. Sri wahyuningsih begitu namaku,nama ndeso yang orang tuaku kasih. "Ya bentar bu.!" jawabku terkaget. Dengan malas kubuka pintu kamar untuk menemui mbah bejo yang akan meruwatku karna orang- orang terlanjur mengecapku wanita pundak lawean.Ya... aku menurut saja apa yang dikatakan kedua orang tuaku yang katanya aku harus di ruwat agar nanti bila menikah tidak di tinggal mati suamiku lagi. walau kadang itu bertentangan dengan jalan pikiranku.Karna bagiku kematian suamiku adalah kehendak Tuhan, bukan karna aku yang menularkan sial kepadanya. " Nduk.. sini nduk mendekat pada mbah!" seru mbah bejo kepadaku. "Ya mbah!" aq segera duduk mendekat pada mbah bejo. Dukun atau bahasa alusnya orang pintar asal banyuwangi ini datang jauh- jauh ke malang hanya untuk meruwatku. " Nduk, kalau mbah terawang tidak ada yang janggal pada dirimu nduk.Tidak usah menghiraukan omongan orang yang menuduh kamu wanita pundak lawean." kata mbah bejo lirih. "Kamu sholat nduk?" glek... pertanyaan mbah bejo begitu menusuk hatiku. " E.. e sholat mbah walau masih bolong-bolong mbah.'' jawabku terbata. aneh mbah bejo katanya dukun tapi koq tanya tentang sholat, aku kaget sekaligus heran tapi membuatku berfikir kalau mbah bejo bukan dukun ilmu hitam. " Gini nduk, kalau bisa sholatlah lima waktu. berzdikir dan berdo'a minta pada Allah agar nanti dapat jodoh langgeng nduk." ucap mbah bejo dengan mimik yang serius. " Ya mbah, insya Allah." jawabku sambil mengangguk. "Ya udah nduk, mbah pamit dulu semua wirid dan doa sudah mbah tulis dalam kertas ini, moga kamu lekas dapat jodoh. Amin." mbah bejo pamit dan segera beranjak pergi tanpa menerima amplop dari orang tuaku yang sudah disiapkan dari tadi. " Aahhh.. benar- benar aneh orang ini." gumamku dalam hati. Tepat 40 hari setelah mbah bejo datang kerumahku, ada seorang laki- laki melamarku. Arif nama lelaki itu, duda anak lima yang usianya kepala lima. aku tentu saja menolak karena aku tak terlalu mengenalnya, hanya sekedar tahu kalau dia adalah juragan sapi yang kaya raya dari kampung sebelah. " Nduk ! kenapa kamu enggak menerima saja lamaran kang arif? " tanya ibu dengan wajah sendunya. " Enggak bu, aku masih takut untuk menikah bu." jawabku lirih. " oh ya dah kalau begitu nduk. ibu gak pernah memaksa." jawab ibu. ucapan yang menenangkan hatiku. sejak meninggalnya suamiku yang kedua bapak melarangku bekerja. Aku cuma di rumah dan menggantungkan hidupku pada bapak dan ibuku. kedua orang tuaku memiliki kios sembako di pasar, untuk memenuhi kebutuhan kami sehari- hari. " pak...! aku bosen dirumah terus pak , ininkan aku membantu bapak bekerja menunggu kios di pasar." pintaku bermanja- manja pada bapak. " nduk..! bapak kan udah bilang kamu gak usah bantu bapak kerja. kau cukup jaga rumah dan dandan aja biar cepet dapat jodoh lagi. " kata bapak pelan tapi begitu membuat aku malas lagi menanggapinya. aku nyelonong masuk kamar dan tidur.
like