Nana yang seorang perempuan single dengan ha**at yang tinggi
baginya se*s adalah hal yang utama
walaupun tak punya pasangan pun
Nana masih bisa memuaskan has*at dengan di*do
Nana yang mempunyai koleksi di*do yang banyak diserang kebosanan
biasanya bisa menyalurkan has*rat dengan menonton film bo**p
seperti tak ada gairah
dia butuh pelepasan yang real
"ahhhhhh.......Fu*k... aku bener-bener butuh pe*is yang real.. ahhh" gumamnya
walaupun di*do yang dipakainya masih bergetar di kli**risnya
walaupun banyak yang mengajaknya one night stand
tapi tak.semua ditanggapi oleh Nana
paling hanya sekali atau 2 kali dia bertemu dengan pria yang mengirimkan direct message di sosial medianya
dan pasti berakhir dengan berc***ta hingga lelah
sampai suatu saat Nana bertemu dengan klien dimana dia adalah pemilik utama perusahaan
Nana yang sedikit kaget
tapi merasa tak asing dengannya
akankan itu merubah segalanya dan juga hidupnya
Maafin mas In...
Mas harus sekolah lagi ke Singapore
itu karena Mama yang minta
buat masa depan mas juga In... kamu bisa khan nunggu mas??
nunggu?? kataku...
mau sampe kapan mas?? iya kalo kamu masih inget sama aku
tanpa terasa air mata ini sudah menetes
Flasback....
"akan lebih baik kalo kamu sama Arya berpisah sekarang, Arya sudah saya rencanakan untuk sekolah yang lebih baik di singapore, akan lebih baik buat dia untuk tidak mikirin masalah yang nggak penting" kata Bu Andin
"maksud tante nggak penting apa ya tante?" tanyaku sambil menahan tangis
"ya menurut saya, kamu pun bagian dari masalah yang nggak penting, pacaran.itu bukan prioritas utama dan satu lagi menurut saya,kamu nggak sepantasnya ada disamping anak saya,ngerti kamu?" kata Bu Andin, walaupun halus,tapi dengan penekanan yang membuat dadaku sakit
tapi... gimana ini sekarang, apa aku harus ngomong sama Mas Arya sekarang kalo aku hamil?
aku harus apa??
apa aku sanggup untuk ngejalaninnya sendirian?
18+
(kisah ini berdasarkan kisah nyata,walaupun tidak secara keseluruhan, jika ada kesamaan tokoh, sifat dan tempat penulis tidak bermaksud apa-apa)
Prolog
"Bunda sudah bener-bener capek yah, apa pernah keluarganya ayah ngingat bunda??? ndak khan??!"
"trs maunya bunda apa sekarang?" jawab suamiku dengan nada yang rendah
"Bunda mau, kita pisah, masalah anak-anak itu urusannya bunda,kalaupun nanti anak-anak nyari ayah, itu urusannya bunda,entah apa alasan bunda buat ngomong sama anak-anak". jawabku dengan sedikit menahan tangis
"tapi ayah nggak mau bunda,sekalipun terfikir buat kita pisah sama sekali nggak ada" jawabnya tegas menolak
"karena apa?!!!" jawabku yang sudah tidak sabar dan mulai meninggi
"karena ayah sayang sama bunda, bunda yang benar-benar bisa mengerti ayah" jawabnya dengan sedikit menahan tangis
"mengerti!??? ngerti apa yah???!! cuma ngerti kalo selama ini bunda cuma aja sampirannya ayah!!?? cuma jadi "perawat" disaat ayah sakit??!! tapi gilirannya seneng-seneng... mana??!!! seluruh keluarganya ayah apa??? yg diingat cm "mantan"mu yg sudah ayah talak sebanyak 5x... 5x yah... teman kantornya ayah apa??? nganggap bunda kayak T** tau ndak...!!!?? semua yang bunda lakuin diklaim siapa?? DIA!!!! yang dianggap siapa!! DIA!!!
bunda sudah benar-benar nggak tahan yah lebih baik ayah balik aja sama "mantan" kesayangannya ayah sm keluarganya ayah aja... apalah bunda yang cuma dianggap PELAKOR!!!" tangisku sudah tak bisa ditahan lagi
"PELAKOR yang mau diajak susah, yang mau untuk ngurusin ayah sampai sedetail mungkin, yang nggak dapat apa-apa... yang mau untuk ngurusin bapak sampai akhir hayatnya bapak, yang IKHLAS kalo pas ayah lagi nggak ada uang dan bunda yang harus berusaha, tapi semuanya ayah kasihkan MANTANmu yg apa??!!! ngurusin kamupun nggak, tau kamu sakit ngurusin nggak??!! bapak sakit gitu,kenapa nggak dia aja yang ngurusin!!????"
Dia pun terdiam sambil menunduk sedih