Story By Cici Paramitha
author-avatar

Cici Paramitha

bc
SUDAH SAMPAI RUMAH, TAPI..
Updated at Dec 15, 2025, 19:26
Sejak langkah pertamanya menginjak karpet tebal ruang tamu itu, Dara tahu ada yang hilang. Ini adalah rumah yang membesarkannya, dinding-dinding ini menyimpan gema tawa dan pertengkaran masa kecilnya. Namun, setelah lima tahun merantau di Ibu Kota, kembali ke desa kecilnya terasa seperti memasuki museum dari kehidupan orang lain. Dara kembali bukan karena rindu, melainkan karena kewajiban-merawat Ayahnya yang sakit parah. Cuti dari pekerjaannya sebagai seorang Pengacara Wanita di salah satu Firma Hukum di Ibu Kota. Rumah itu masih sama, beraroma kayu lapuk dan masakan Ibu yang selalu terlalu asin. Fotonya saat wisuda masih terpajang miring di dinding, seolah waktu hanya berhenti untuk dirinya. Namun, kenyamanan yang Ia cari tak ditemukan. Ayah kini diam, tatapannya kosong, tak lagi menyambutnya dengan teriakan teguran khasnya. Ibu semakin menjauh, membalut diri dalam keheningan yang lebih dingin dari angin malam desa. Dara menemukan dirinya tidur di kamar masa kecilnya yang terasa asing, diantara boneka-boneka berdebu yang kini menatapnya seperti saksi bisu. Ia tak lagi mengenali dirinya dalam cermin kamar mandi itu, pun tak menemukan kehangatan dalam pelukan orang tuanya. "Sudah Sampai Rumah, Tapi.." adalah kisah tentang seorang anak yang mencoba membangun kembali ikatan di tempat yang terasa sudah runtuh. Tentang menemukan bahwa rumah ternyaman bukanlah sekadar alamat, melainkan rasa aman yang tidak bisa ia temukan lagi di antara keluarga yang seharusnya menjadi pelabuhannya. Dalam proses merawat dan mencari tahu kebekuan dalam keluarganya, Dara harus menghadapi kenyataan pahit : bahwa terkadang, tempat yang paling kita rindukan bisa menjadi tempat yang paling menyakitkan. Namun, adakalanya tempat yang berusaha kita hindari, adalah tempat yang selalu menerima kepulangan kita dengan cinta dan kasih yang tulus.
like