Malam itu, aku melihatnya. Gaunnya putih dengan bercak coklat agak kemerahan Kakinya berlumurah darah pekat sampai tulangnya terlihat Jalan terseok-seok menghampiriku perlahan Dan aku tak bisa bergerak Suaraku juga tertahan di tenggorokan Tubuhku kaku, darahku beku, dan kakiku terpaku Bibirnya yang robek hingga ke telinga seolah mengucapkan mantra agar aku tak beranjak Saat muka kami bertatapan, dia berkata, “Diam, aku ingin bicara denganmu.” Gilang, seorang pria yang tadinya tidak percaya akan hal-hal berbau mistis. Kini, ia harus hidup dengan kemampuan melihat sosok hantu bernama Laras. Apa yang Laras inginkan dari Gilang? Dan apa yang akan Gilang lakukan untuk Laras?

Kehidupan tanpa perbedaan terasa tak bermakna. Kehidupan tanpa konflik terasa hambar. Kehidupan tanpa unpopular opinion juga sangat tidak seru. Bhanu jenuh berada di lingkungan yang memiliki latar belakang sama dengannya. Ia sering merasa aneh jika berpikir berbeda dengan yang lainnya. Cemas kelak jika ia berucap, ia bisa dicela. Bungkam jauh lebih aman dan tentram, pikirnya. Namun, ia tak tahan lagi untuk terus bungkam saat ia berteman dengan Cecilia dan Dharma. Pikiran dan ucapannya semakin “menggila” ketika bertemu Yura. Seorang gadis yang mengajak Bhanu untuk berpetualang lebih jauh dan menemukan sebuah makna hidup yang sedang mereka lalui. Kira-kira, apa yang mereka berdua temukan di setiap langkah kecil dan kepala mungil mereka?