Story By Tedi Saputra Jaya
author-avatar

Tedi Saputra Jaya

bc
kisah hidup seorang pejuang sarjana muda
Updated at Nov 17, 2021, 16:54
suatu ketika, diangkat dari seorang pemuda dari kisah hidup nyata yang di jalani nya, bernama tedi saputra jaya, tercerminkan dalam keseharian nya, beliau lahir dari keluarga sederhana yang mungkin jauh dari kata sempurna, di rangkup dari perjalanan sekolah nya, sejak SMP ketika itu dia berjuang sewaktu pagi berangkat sekolah, ketika pulang sekolah langsung bergegas bekerja sebagai mencari rongsokan, berlangsung hingga tiba kelulusan, singkat cerita iya telah masuk sekolah menengah atas, waktu berganti masa, cerita pun tidak jauh berbeda dari kisah lama nya, namun perbedaan ini dari segi pekerjaan nya, iya tidak ingin menyusah kan kedua orang tua nya, maka dari itu sambil melanjut kan sekolah menengah atas tedi pun berkerja sebagai kuli panggul kayu, yang pada saat itu bersama dengan kuli lain nya, berjalan demi berjalan nya waktu iya lakukan setiap hari nya, hingga pada saat itu tidak terasa perjuangan menuntut ilmu di tingkat SMA pun akan selesai, dalam beberapa tahun kemudian kelulusan pun tedi rasakan, saat itu terus menerus kesedihan itu bergelinang kan air mata nya, karna di saat itu dan masa itu kehidupan memang sangat krisis, karna tedi berfikir tidak bisa melanjut kan kuliah ketika tedi lulus SMA, pada ahir nya kelulusan pun tiba, nampak kesedihan terpancar dari raut wajah nya, teman-teman nya bertanya lanjut di universitas mana, tapi tedi tetap tersenyum ketika iya menjawab pertanyaan teman nya, iya menjawab tedi ingin bekerja selama dua tahun sebelum melanjut kan tingkat kuliah, tak lama itu usai lah masa SMA itu, tedi lulus dengan nilai yang cukup terbaik, tapi sayang nya jangan kan melanjutkan kuliah ketika SMP saja tedi harus mencukupi kebutuhan nya sendiri, hari berganti, izasah terlah keluar tetapi tunggakan tedi saat itu sisa Rp. 1.780.000 tedi datang ke kantor kepala sekolah nya, tedi menghadap dengan kepasrahan, namun saat itu tedi harus melunasi biyaya jika ingin mendapat kan izasah nya, kepala sekolah memberikan keringanan, tedi di berikan legalisir foto copy agar bisa melamar kerja, singkat cerita tedi pun bekerja di toko beras, dua tahun kemudian izasah telah tertebus, lalu tedi pun berfikir bagai mana dia bisa merubah nasip buruk nya sedangkan tedi hanya kuli di toko beras itu, tedi pun memutus kan untuk melanjut kan kuliah, dengan tekat bulat nya tidak perduli jalan apa yang akan dia lakukan demi mencapai ke inginan nya, beberapa waktu kemudian tedi lanjut lah kuliah di suatu universitas ternama di kota nya, di sini tedi pun harus berjuang mati-matian kembali, satu bulan kemudian tedi berjumpa dengan orang-orang hebat di kampus, orang berpakat, dan orang yang memiliki pekerjaan, karna tedi kuliah mengambil kelas malam, karna tedi berfikir siang waktu nya cari uang karna yang terfikirkan oleh tedi hanya lah kuliah, kerja, dan uang, demi perubahan masa mendatang, tedi pun kuliah selayak nya mahasiswa yang lain di waktu malam, dan di waktu siang tedi pun bekerja banting tulang demi kebutuhan nya, hari demi hari berganti, kehidupan tedi mulai berwarna dan senyuman pun mengenai hati nya, karna tedi bertemu dengan orang hebat yang selalu mensuport nya, keuangan pun semakin lancar, sehingga tedi membiyayai kuliah nya sedikit demi sedikit mampu iya atasi, tedi masih bekerja, namun tedi hanya memilih di mana suatu pekerjaan itu bisa menghasil kan uang tanpa malu dan tensin serabutan yang di jalan kan nya, pada ahir nya tedi ikut dalam lembaga bantuan hukum, sesuai dengan jurusan nya calon sarjana hukum, di kala itu tedi belajar ikut menyelesai kan kasus kecil, dan tedi pun selalu bersemangat hingga selesai wisuda tedi mendaftar cpns bagian kejaksaan, selain propesi nya sebagai loyer sambil kuliah tedi pun menyiap kan peesyaratan untuk mendaftar cpns, keringat bercucur tidak mengerti dari mana-mana, waktu berganti dan kehidupan terus berjalan, masa demi masa terlewati, tedi pub memiliki usaha sendiri berkebun dan berdagang, sebelum wisuda tedi pun berhasil menjadi seseorang yang mapan dengan keuangan yang lancar, tabungan tidak terhitung, ibarat kan benang yang kusut mampu tedi luruskan kembali, dengan semangat juang nya, dengan keyakinan nya tiba lah waktu tedi wisuda, dimana saat itu air mata tedi dan kedua orang tua nya tak terbendung, tuhan menunjuk kan kebesaran nya, setelah wisuda ternyata ada yang telah mempelajari perjalanan tedi sehingga dia di tawar kan untuk melanjut kan s2 di luar kota, dengan pasilitas yang di tanggung dan pekerjaan yang terbaik menunggu.
like